Alfiyanti, MellisaIndri (2012) Hubungan Keprasan Dengan Keuntungan Usahatani Tebu Di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Saat ini produksi gula dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi gula masyarakat Indonesia. Produksi gula nasional tahun 2011 hanya 2,3 juta ton. Di sisi lain, konsumsi gula nasional mencapai 5,01 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut, Indonesia harus mengimpor gula dalam jumlah besar. Produksi tebu sebagai bahan baku industri gula masih tergolong rendah, baik dari segi hasil tebu, rendemen, maupun kristal gula. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi. Produksi dan produktivitas tidak terlepas dari keterbatasan faktor produksi yang dimiliki dan digunakan oleh petani. Faktor produksi menunjukkan suatu proses produksi yang dapat dikuantitatifkan. Oleh karena itu pengetahuan tentang sifat dan faktor produksi penting bagi seorang petani sebagai pelaku usahatani. Petani tentunya ingin mengetahui bagaimana peningkatan output jika input ditingkatkan jumlahnya, dan sebaliknya. Pada usahatani tebu terdapat 2 jenis bibit yaitu bibit baru (plantcane) dan bibit keprasan. Dalam penggunaan bibit tebu keprasan, sebaiknya perlu memperhatikan kemampuan tiap-tiap varietas tebu yang digunakan sehingga tebu dapat berproduksi secara optimal. Perumusan masalah yang menarik untuk dikaji yaitu sejauh mana hubungan keprasan berpengaruh terhadap keuntungan usahatani tebu di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan usahatani tebu di daerah penelitian, (2) Menganalisis faktor-faktor produksi apa saja yang berpengaruh terhadap produksi usahatani tebu, (3) Menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani tebu di lokasi penelitian, (4) Menganalisis hubungan tebu keprasan dengan rendemen tebu, (5) Menganalisis hubungan tebu keprasan dengan produktivitas tebu, (6) Menganalisis hubungan tebu keprasan dengan biaya produksi tebu, (7) Menganalisis hubungan tebu keprasan dengan keuntungan usahatani tebu Penelitian ini dilakukan secara sengaja di Desa Kanigoro, Kecamatan pagelaran, Kabupaten Malang. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified dengan jumlah sampel sebanyak 36 petani tebu. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini dibatasi pada usahatani tebumasa tanam 2010/2011 yang menerapkan sistem tebu keprasan. Total biaya diketahui rata-rata biaya yang harus dikeluarkan petani tebu sebesar Rp. 39.344.256,10 dengan rata-rata penerimaan Rp.71.481.535,22. Sehingga keuntungan rata-rata per hektar petani tebu di Desa Kanigoro adalah Rp. 35.456.935 per satu kali musim tanam. Untuk mengetahui faktor produksi apa saja yang berpengaruh apa saja yang berpengaruh secara nyata terhadap produksi tebu digunakan fungsi produksi cobb-douglass. Ada 6 variabel dalam model ini yaitu Keprasan (X1), Urea (X2), Phonska (X3), TSP (X4), ZA (X5), dan TK (X6) dengan variabel terikatnya adalah produksi tebu (Y). Dari hasil analisis tersebut menunjukkan keenam variabel tersebut berpengaruh terhadap produksi tebu di daerah penelitian. Hasil perhitungan analisis efisiensi alokatif menunjukkan bahwa nilai alokasi pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk ZA, dan tenaga kerja adalah lebih dari satu yang mengindikasikan alokasi pupuk Urea, TSP, ZA, dan tenaga kerja di daerah penelitian masih belum efisien. Dengan nilai rasio tersebut secara berturut-turut adalah 1,26 untuk pupuk Urea, 3,49 untuk pupuk TSP, 2,54 untuk pupuk ZA, dan penggunaan tenaga kerja sebesar 2,92. Dengan demikian penambahan alokasi penggunaan pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk ZA, dan tenaga kerja pada usahatani tebu masih dapat dilakukan. Terdapat hubungan antara keprasan dengan rendemen dengan nilai korelasi sebesar -0,844. Dimana semakin banyak keprasan yang digunakan maka akan menurunkan produksi dan sukrosa yang terdapat di dalam batang tebu. Dari segi perolehan rendemen keprasan yang ditoleransi sampai pada keprasan ke-4. Hubungannya terhadap produktivitas sebesar -0,946 artinya terdapat hubungan yang sangat kuat antara keprasan dengan produktivitas tebu. Tebu masih dapat berproduksi dengan baik sampai pada keprasan ke-5. Sedangkan hubungan antara keprasan dengan biaya produksi, korelasi sebesar -0,902 terdapat hubungan yang sangat kuat dan tebu yang ditoleransi sampai pada keprasan ke-6. Selanjutnya ditinjau dari segi keuntungan usahatani tebu jika dikaitkan dengan jumlah keprasan nilai korelasi sebesar -0,890 terdapat hubungan yang sangat kuat. Pencapaian keuntungan yang diperoleh petani tertinggi yaitu pada keprasan 1 dan keprasan 5.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2012/193/051202979 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 10 Sep 2012 14:57 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128986 |
Preview |
Text
Ringkasan_Mellisa_Indri-0810440103.pdf Download (7MB) | Preview |
Preview |
Text
Skripsi_Mellisa_Indri-0810440103.pdf Download (7MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |