Sistem Konstruksi Rumah Panggung Pada Tanah Gambut Kalimantan Tengah (Studi Kasus : Huma Loendjoe)

Widyastuti, Marlina (2018) Sistem Konstruksi Rumah Panggung Pada Tanah Gambut Kalimantan Tengah (Studi Kasus : Huma Loendjoe). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Palangkaraya merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah tanah gambut terbanyak di Kalimantan Tengah. Kondisi tanah yang sebagian besar merupakan tanah gambut, menjadikan kota ini kurang berkembang dalam segi infrastrukturnya. Dikarenakan keadaan tanah yang kurang stabil, maka pemerataan pembangunan di daerah Palangkaraya masih sangat kurang. Perkembangan pembangunan hanya dilakukan pada wilayah yang memiliki tanah stabil, sehingga bangunan modern mulai banyak dikembangkan. Pendirian bangunan modern pada wilayah Palangkaraya ini mengakibatkan berkurangnya bangunan panggung, sementara itu bangunan panggung merupakan salah satu bangunan yang mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Bangunan panggung yang terletak ditanah gambut ini merupakan bangunan yang memiliki kekuatan sistem konstruksi pada setiap elemennya. Kestabilan suatu bangunan dapat dilihat dari sistem konstruksi yang mampu berdiri dalam kondisi tanah yang kurang stabil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan bangunan yang stabil antara lain pemasangan pengaku pada struktur, pembuatan rangka kaku, dan pemasangan sambungan yang kaku. Jika ketiga syarat tersebut terpenuhi, maka bangunan akan layak untuk digunakan. Objek penelitian yang diambil merupakan Huma Loendjoe yang telah berdiri selama 111 tahun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisa sambungan sistem konstruksi Huma Loendjoe yang terletak ditanah gambut terhadap prinsip-prinsip mekanika teknik dan penggunaan material yang diterapkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode deskriptif. Cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data melalui survey langsung menuju lokasi dan wawancara kepada narasumber yang paham mengenai konstruksi bangunan panggung. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu data primer dan data sekunder. Variabel penelitiannya antara lain konstruksi bangunan, sambungan bangunan, dan material bangunan. Sampel yang diambil dalam variabel konstruksi bangunan merupakan jenis konstruksi pada tanah gambut, sampel pada sambungan bangunan yaitu dilihat dari elemen bawah, elemen tengah, elemen atas, dan elemen khusus, sedangkan sampel yang diambil dari variabel material bangunan merupakan material khusus pada bangunan tanah gambut. Secara keseluruhan konstruksi yang dimiliki dari Huma Loendjoe termasuk ke dalam sistem konstruksi sederhana yang dapat menyesuaikan terhadap kondisi dan lingkungan sekitar. Huma Loendjoe terdiri dari 3 elemen yaitu elemen atas, elemen tengah, dan elemen bawah. Kekuatan utama yang perlu diperhatikan yaitu konstruksi tongkatnya, dimana konstruksi Huma Loendjoe pada tanah gambut berbeda dengan rumah panggung lainnya. Konstruksi rumah panggung ini secara keseluruhan dapat dikatakan konstruksi kaku, karena hampir keseluruhan sambungannya termasuk kedalam tumpuan sendi. Penggunaan material pada Huma Loendjoe juga berpengaruh dalam perakitan sambungan yang sifatnya saling terkait ini, karena pemilihan kayu disesuaikan dengan kekuatan dari kayu dalam menerima beban dan gaya yang ditimbulkan dari setiap elemen konstruksinya. Kayu ulin memiliki kekuatan nomer 1, maka dari itu kayu ulin biasa disebut dengan kayu besi, kayu ini juga tidak dapat dimakan rayap karena dapat mengeluarkan zat ekstraktif yang beracun. Selain itu, jika kayu ulin semakin lama ditanam akan semakin kuat. Rumah panggung seperti ini, pada prinsipnya mendukung untuk bangunan tahan gempa karena dilihat dari susunan setiap elemen dan sambungannya yang saling berkaitan dan mampu mendistribusikan kedua gaya vertikal dan horizontal secara baik hingga menuju tanah tanpa membuat bangunan roboh. Selain itu prinsip-prinsip yang diterapkan pada Huma Loendjoe ini juga cukup sesuai dengan prinsip yang ada pada bangunan tahan gempa dari segi denah yang simetris, konstruksi yang baik, hingga material yang digunakan. Namun, terdapat kekurangan pada rangka atap yang belum sesuai dengan prinsip tahan gempa. Selain itu dalam setiap elemen terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya. Secara keseluruhan dapat dapat dilihat dari pemenfaatan material yang digunakan, jika dimanfaatkan pada masa sekarang tidak efektif karena kayu ulin itu sendiri semakin sedikit dan memiliki harga jual yang tinggi. Namun, dalam segi konstruksi memiliki tingkat kekuatan tersendiri dari beberapa sambungannya.

English Abstract

Palangkaraya is one of the cities that has the highest number of peatlands in Central Kalimantan. The condition of the land which is mostly peatland, makes this city less developed in terms of its infrastructure. Due to the unstable land condition, the distribution of development in the Palangkaraya area is still very lacking. The development is only carried out in areas that have stable land, so the modern buildings are developed. The establishment of a modern building in Palangkaraya area has resulted in a reduction in stage buildings, while the stage building is one of the buildings that is able to adapt to the conditions of the surrounding environment. This stage building located on the peat soil is a building that has the power of the construction system in each element. The stability of a building can be seen from the construction system that is able to stand in less stable soil conditions. The things that need to be considered in creating a stable building include the installation of stiffeners on the structure, the manufacture of rigid frames, and the installation of rigid joints. If all three conditions are met, then the building will be suitable for use. The object of research taken is Huma Loendjoe which has been established for 111 years. The purpose of this research is to find out and analyze the connection of Huma Loendjoe construction system located in the peat soil to the principles of technical mechanics and the use of the material applied. The method used in this research is descriptive method. The method used to collect data through surveys directly to the location and interviews with resource persons who understand the construction of the stage building. Data collection techniques used are primary and secondary data. The research variables include building construction, building connections, and building materials. Samples taken in building construction variables are types of construction on peat soil, samples on building joints are seen from the lower elements, middle elements, upper elements, and special elements, while samples taken from building material variables are special materials on peat soil buildings. Overall the construction of Huma Loendjoe is included in a simple construction system that is able to adjust to the conditions and the surrounding environment. Huma Loendjoe consists of 3 elements, namely the upper, middle and lower element. The main strength that needs to be considered is the construction of the stick (tongkat), where the construction of Huma Loendjoe on peat soils is different from other stilt houses. The whole construction of this stage house can be said as rigid construction, because almost all of the connections are included in the joints. The use of material in Huma Loendjoe also affects the assembly of interrelated connections, because the selection of a wood is adjusted to the strength of the wood in accepting the load and force generated from each element of its construction. Ironwood has the number 1 power, therefore ironwood is commonly called iron wood, this wood cannot be eaten by termites because it can release toxic extractive substances. Besides, if this ironwood planted longer, it is proven to be stronger. This stage house in general supports for earthquake-resistant buildings because it is seen from the arrangement of each element and its interrelated connections and is able to distribute both vertical and horizontal forces well to the ground without making the building collapse. In addition, the principles applied to Huma Loendjoe are also quite in accordance with the principles that exist in earthquake-resistant buildings in terms of symmetrical plans, good construction, to the material used. However, there are deficiencies in the roof frame that is not in accordance with the principle of earthquake resistance. In addition, there are several advantages and disadvantages in each element. Overall it can be seen from the use of the material used, if it is used in the present it is not effective because ironwood itself is getting smaller and has a high-selling price. However, in terms of construction it has its own strength level from several connections.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2018/977/051810574
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 08 Nov 2018 02:30
Last Modified: 08 Nov 2018 02:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12897
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item