Dampak Penerapan Teknologi Konservasi Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usahatani Kentang (Solanum Tuberocum L.) Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu

A, NovilDedy (2012) Dampak Penerapan Teknologi Konservasi Terhadap Produksi Dan Pendapatan Usahatani Kentang (Solanum Tuberocum L.) Di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi umbinya,yang di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang banyak mengandung zat karbohidrat yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita, tingginya kandungan karbohidrat menyebabkan kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat mensubstitusi bahan pangan karbohidrat lain yang berasal dari beras, gandum, dan jagung. Kentang diketahui memiliki kandungan karbohidrat lebih rendah dari ketiga sumber karbohidrat tersebut di atas. Tetapi dewasa ini pada penerapan pertanian, petani hanya memperhatikan hasil produksi yang dicapai, tanpa memperhatikan kelestarian lahan. Penggunaan lahan di atas daya dukungnya tanpa diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi lahan akan menyebabkan degradasi lahan. Lahan di daerah hulu dengan lereng curam yang hanya sesuai untuk hutan, apabila mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap bencana erosi dan atau tanah longsor. Perubahan penggunaan lahan miring dari vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah. Praktek penebangan dan perusakan hutan (deforesterisasi) merupakan penyebab utama terjadinya erosi di kawasan daerah aliran sungai (DAS). Dari rumusan masalah penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah, (1) Mengetahui tingkat penerapan teknologi konservasi petani kentang di daerah penelitian. (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan teknologi konservasi. (3) Menganalisis dampak penerapan teknologi konservasi terhadap produksi dan pendapatan usahatani kentang. Metode penentuan daerah dilakukan secara sengaja (Purposive) yaitu Desa Sumber Brantas dan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Bau. Untuk metode penentuan responden sebanyak 379 petani kentang di Desa Sumber Brantas dan 249 petani kentang di Desa Tulungrejo. Untuk menganalisis sesuai dengan tujuan penelitian, maka dengan menggunakan metode simple random sampling sebesar 10% , maka didapatkan total responden sebanyak 63 petani, dengan rincian 38 petani kentang di Desa Sumber Brantas dan 25 petani kenttang di Desa Tulungrejo. Data yang digunakan data primer dari petani langsung (kuisioner dan wawancara) dan data sekunder dari Kantor Desa Sumber Brantas, Kantor Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, dan instansi lain yang terkait. Metode analisis data dengan analisis biaya, peneriman, produksi, pendapatan, analisis menggunakan teori asumsi klasik, serta analisis regresi. Hasil dan pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Tingkat penerapan teknologi konservasi di daerah penelitian dapat dikatakan tinggi. Hal ini dapat dilihat pada hasil dan pembahasan, sebanyak 41 orang atau 65,08 % responden telah menerapkan usahatani konservasi dari total 63 responden. Sedangkan untuk petani dengan tingkat penerapan usahatani konservasi kategori rendah yaitu sebanyak 22 orang atau 34,92 % dari total responden, hal ini menunjukkan lebih dari 50% responden telah menerapkan teknologi konservasi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi petani kentang responden di daerah penelitian adalah pegetahuan usahatani konservasi. Hal ini didapatkan dari hasil uji regresi yang diujikan pada variabel-variabel yang telah ditentukan, yakni umur, luas lahan, kemiringan, pendidikan formal, pendidikan non-formal, pengetahuan cara konservasi, pengetahuan usahatani konservasi lahan, dan pengetahuan pentingnya konservasi lahan. Dampak penerapan teknologi konservasi yang diterapkan oleh petani kentang responden tidak berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan dari proses usahataninya. Tetapi penerapan usahatani konservasi yang diterapkan oleh petani kentang responden menunjukkan adanya pengaruh terhadap pendapatan petani responden. Hal ini dikarenakan perbedaan biaya input yang digunakan oleh petani yang menerapkan usahatani konservasi dengan tingkat tinggi dan penerapan dengan tingkat rendah. Pada petani dengan tingkat penerapan usahatani konservasi tinggi akan membutuhkan input yang lebih sedikit dibanding petani dengan tingkat penerapan usahatani konservasi rendah. Dengan penerapan usahatani konservasi ini kesuburan tanah akan tetap terjaga sehingga tidak membutuhkan input (pupuk) terlalu banyak, dengan demikian akan mengurangi biaya input yang dibutuhkan. Berkurangnya biaya input akan memberi keuntungan yang lebih, walaupun hasil produksi yang didapatkan sama. Dari hasil pembahasan dapat dilihat rata-rata pendapatan petani dengan tingkat penerapan teknologi konservasi rendah mendapatakan hasil Rp. 100.614.354 per satu hektar dalam satu musim tanam, sedangkan petani dengan penerapan usahatani konservasi tinggi pendapatan rata-ratanya sebesar Rp. 127.939.012 per satu hektar dalam satu musim tanam. Dengan demikian selisih pendapatan petani dengan penerapan teknologi konservasi tinggi dan penerapan teknologi konservasi rendah adalah sebesar Rp.27.324.658 per satu hektar dalam satu musim tanam. Saran yang dapat diberikan pada penulisan skripsi ini adalah. (1) Petani kentang responden harus segera menerapkan usahatani konservasi dengan tepat, agar lahan pertanian yang ada tetap terjaga kesuburannya sehingga dapat terus digunakan dalam proses usahatani yang daspat menopang kehidupan petani selama ini dan dikemudian hari. (2) Perlu adanya perhatian khusus dari pihakpihak, instansi, atau dinas-dinas terkait yakni dengan meningkatkan informasi penerapan usahatani secara tepat dan penyuluhan mengenai usahatani konservasi serta tetap memberikan pendampingan dan pengawasan agar para petani mau menerapkan usahatani konservasi, karena dengan sistem ini akan memberikan hasil yang berkelanjutan, baik dari sektor ekonomi maupun ekologi. Dengan penerapan yang tepat mungkin saja nantinya tingkat penerapan usahatani konservasi akan dapat berdampak tidak hanya pada pendapatan petani, tetapi berdampak pula pada produksi yang dihasilkan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/170/051202956
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 11 Sep 2012 13:57
Last Modified: 21 Oct 2021 05:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128965
[thumbnail of SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item