Bayu, GilangIndra (2012) Pengaruh Penggunaan Mulsa Terhadap Ketersediaan Air dan Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annum Linn) Pada Inceptisols Kepuhrejo Kabupaten Tulungagung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Lahan kering memiliki beberapa permasalahan salah satunya adalah ketersediaan air tanah, pada lahan kering hanya bergantung pada air hujan pada musim hujan sebelumnya yang menyebabkan tanah kekurangan air selama masa tanam pada bulan kemarau. Oleh karena adanya permasalahan tersebut maka salah satu upaya untuk memperbaiki masalah di lahan kering ini dengan cara menggunakan penambahan mulsa sisa panen (Jerami, Sekam, Daun Tebu) dalam masa penanaman. Adapun tanaman yang digunakan sebagai indikator adalah tanaman cabai (Capsicum annum L.). Pada lokasi penelitian banyak para petani cabai yang menggunakan mulsa anorganik (plastik) sehingga tanaman cabai digunakan sebagai indikator untuk membandingkan dengan pengaruh menggunakan mulsa organik. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mempelajari pengaruh pemberian mulsa organik terhadap ketersediaan air tanah,dan laju evaporasi. 2) Mempelajari pengaruh pemberian penutupan mulsa organik terhadap pertumbuhan tanaman cabai . 3) Menguji pengaruh tiga jenis mulsa (jerami,daun tebu dan sekam) terhadap simpanan air dalam tanah. Hipotesis penelitian ini adalah 1) Mulsa organik dapat meningkatkan ketersediaan air tanah dan menurunkan laju evaporasi. 2) Mulsa organik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai 3) Mulsa jerami merupakan Jenis mulsa yang paling baik diantara jenis mulsa yang lain. Penelitian ini di lakukan di Desa Kepuhrejo Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung, Februari s/d Mei 2011. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah tanpa mulsa kontrol (C), Jerami + PM waktu tanam (JT), Sekam + PM waktu tanam (ST), Daun Tebu+ PM waktu tanam (TT), Jerami + PM 10 HST (JS), Sekam + PM 10 HST (SS), Daun Tebu + PM 10 HST (TS). (PM = pemberian mulsa, HST = hari setelah tanam). Data hasil pengamatan di analisis dengan uji F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan apabila terdapat pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian ini adalah perlakuan menggunakan mulsa dan tidak menggunakan mulsa memiliki perbedaan yang nyata terhadap fluktuasi suhu tanah. Begitu pula dengan laju evaporasi dan kadar air tanah. Mulsa daun tebu mampu menurunkan fluktuasi suhu tanah sekitar 0.47%, mulsa sekam sekitar 0.13%, dan mulsa jerami sekitar 0.21% dibandingkan dengan perlakuan yang tidak menggunakan mulsa. Penggunaan mulsa daun tebu mampu menurunkan laju evaporasi dan mempertahankan kadar air sebesar 0.11%, mulsa sekam sebesar 0.015%, dan mulsa jerami sebesar 0.03% dibandingkan dengan perlakuan tanpa mulsa. Suhu berhubungan nyata dengan Kadar air (R2=0.88). Suhu berhubungan nyata dengan laju evaporasi (R2=0.97). Suhu tanah yang tinggi akan menyebabkan laju evaporasi yang tinggi pula. Evaporasi berhubungan nyata (R² = 0.93) dengan Kadar air. Evaporasi dan Kadar air memiliki hubungan yang terbalik dimana evaporasi tinggi akan menyebabkan lengas tanah rendah. Pertumbuhan tinggi tanaman hanya dipengaruhi oleh perlakuan jenis mulsanya saja pada 60, 75, 90 HST pada 15, 30 HST antar jenis mulsa tidak beda nyata.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2012/156/051202942 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 13 Sep 2012 08:24 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 05:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128950 |
Preview |
Text
GILANG_INDRA_BAYU_(0610430024).pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |