Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) Dalam Sistem Tumpangsari Dengan Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

Syawala, DimasSultan (2012) Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) Dalam Sistem Tumpangsari Dengan Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) ialah penghasil minyak atsiri yang penting, baik sebagai sumber devisa negara maupun sebagai sumber pendapatan petani. Minyak nilam memiliki potensi strategis di pasar dunia sebagai bahan pengikat aroma wangi pada parfum dan kosmetika. Indonesia termasuk negara pemasok minyak nilam terbesar di pasar dunia dengan kontribusi 90%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2001 sebanyak 1.295 ton dengan nilai US $ 22,5 juta. Luas areal pertanaman nilam pada akhir tahun 2002 sekitar 21.602 ha, namun produktivitas minyaknya masih rendah, rata-rata 97,5 kg/ha/tahun. Salah satu teknologi budidaya nilam yang terus dikembangkan ialah pola tanam tumpangsari yang telah diterapkan di beberapa areal sentra produksi nilam di Indonesia. Tanaman nilam ditanam secara tumpang sari dengan komoditas palawija termasuk tanaman jagung. Pola tanam tumpangsari antara tanaman nilam dan jagung dapat memberi pengaruh yang bersifat menguntungkan dan juga dapat merugikan terhadap produktivitas, kualitas dan kuantitas produksi. Tujuan dari penelitian ini ialah 1) Untuk mengetahui pengaruh naungan tanaman jagung terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman nilam, 2) Untuk mengetahui waktu tanam jagung sebagai tanaman sela yang paling tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman nilam, 3)Untuk mengetahui pengaruh bentuk bedengan terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman nilam, 4) Untuk mengetahui pengaruh sistem tumpangsari tanaman nilam dan jagung terhadap hasil ekonomis. Hipotesis yang diajukan ialah 1) Penggunaan tanaman jagung dalam sistem tumpangsari akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman nilam, 2) Penanaman jagung dalam sistem tumpangsari paling baik dilakukan saat dua minggu sebelum tanam nilam, 3) Bentuk bedengan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman nilam, 4) Penanaman tumpangsari tanaman nilam dan jagung akan memberikan tambahan hasil ekonomis Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan ialah P0 = kontrol (nilam monokultur), P1 = tumpangsari, jagung ditanam dua minggu sebelum nilam pada satu bedeng, P2 = tumpangsari, jagung ditanam bersamaan nilam pada satu bedeng, P3 = tumpangsari, jagung ditanam dua minggu setelah nilam pada satu bedeng, P4 = tumpangsari, jagung ditanam dua minggu sebelum nilam, ditanam pada bedengan yang terpisah, P5 = tumpangsari, jagung ditanam bersamaan nilam, ditanam pada bedengan yang terpisah, P6 = tumpangsari, jagung ditanam dua minggu setelah nilam, ditanam pada bedengan yang terpisah. Pelaksanaan penelitian ialah pengolahan tanah, penanaman nilam dan jagung, pemeliharaan, panen, penyulingan minyak nilam. Pengamatan yang dilakukan ialah pengamatan non destruktif dilakukan umur 30 hst s.d umur panen interval 14 hari (tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman nilam dan jagung, intensitas cahaya), pengamatan destruktif dilakukan setelah panen, meliputi luas daun, CGR, NAR, viii LAR, kadar klorofil daun, bobot segar hasil panen nilam, bobot kering nilam, kadar minyak nilam dan bobot segar hasil panen jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman tanaman jagung sebagai tanaman sela berpengaruh pada peningkatan peubah tinggi tanaman, luas daun, bobot basah, bobot kering dan hasil minyak nilam, namun menurunkan intensitas cahaya, kadar klorofil dan rendemen minyak nilam. Penanaman tanaman jagung sebagai tanaman sela paling baik dilakukan bersamaan dengan tanam nilam. Perlakuan penanaman tanaman jagung bersamaan dengan tanam nilam pada bedengan terpisah (P5) menunjukkan hasil minyak yang lebih tinggi dari perlakuan kontrol dengan kenaikan hasil sebesar 25% dan rendemen yang tidak berbeda dengan perlakuan kontrol. Sedangkan penanaman tanaman jagung bersamaan dengan tanam nilam pada satu bedeng (P2) menunjukkan hasil minyak dan rendemen yang tidak berbeda dengan perlakuan kontrol. Perbedaan tata letak tanaman jagung (baik yang berada pada satu bedeng maupun yang terpisah) tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman nilam. Dari hasil perhitungan ekonomi menunjukkan bahwa secara keseluruhan budidaya tanaman nilam secara tumpangsari dengan tanaman jagung memberikan hasil total lebih besar dibanding budidaya tanaman nilam secara monokultur. Hasil ekonomis tertinggi pada perlakuan penanamn jagung bersamaan tanam nilam, ditanam pada bedengan berbeda, yakni sebesar Rp. 17.819.700,00/ha. Sedangkan hasil ekonomis terendah terdapat pada perlakuan kontrol (nilam ditanam monokultur) yakni sebesar Rp. 8.400.000,00/ha.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/154/051202940
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 12 Sep 2012 13:54
Last Modified: 21 Oct 2021 05:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128948
[thumbnail of BAB_5._KESIMPULAN_DAN_SARAN.pdf]
Preview
Text
BAB_5._KESIMPULAN_DAN_SARAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of cover_LP_KP_DI.pdf]
Preview
Text
cover_LP_KP_DI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN.pdf]
Preview
Text
LAMPIRAN.pdf

Download (5MB) | Preview
[thumbnail of BAB_1_-_3.pdf]
Preview
Text
BAB_1_-_3.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of BAB_4._HASIL_DAN_PEMBAHASAN_(REVISI).pdf]
Preview
Text
BAB_4._HASIL_DAN_PEMBAHASAN_(REVISI).pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item