Salma, MetaNurDinna (2012) Analisis Efisiensi Biaya dan Keuntungan pada Usahatani Jagung (Zea mays) Di Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam numenklatur ekonomi tanaman pangan Indonesia, jagung merupakan komoditas penting kedua setelah padi untuk makanan pokok bangsa Indonesia. Akan tetapi, dengan berkembang pesatnya industri peternakan, jagung merupakan komponen utama (60%) dalam ransum pakan. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30% dan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya dan bibit. Dengan demikian, peran jagung sebetulnya sudah berubah lebih sebagai bahan baku industri dibanding sebagai bahan pangan. Semula, pada saat permintaan jagung didominasi oleh jagung konsumsi, jagung umumnya diusahakan pada lahan kering, terutama pada musim hujan. Dengan berkembangnya adopsi teknologi berupa jagung hibrida maka areal pertanaman jagung menyebar ke lahan sawah beririgasi, terutama di Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera Utara. Permintaan jagung akan sangat dinamis, terkait dengan meningkatnya harga minyak bumi. Permintaan jagung untuk energi alternatif, bahan baku industri pakan, dan industri makanan akan terus meningkat di masa mendatang (Kasryno et al, 2007). Salah satu daerah yang sesuai untuk pengembangan produktivitas jagung yaitu di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Meski sentra penanaman jagung di Indonesia terletak di Kabupaten Sumenep dengan luas panen sebesar 167,04 Ha, akan tetapi Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah yang berpotensi dalam pengembangan produktivitas jagung skala nasional. Hal ini dikarenakan Kabupaten Bangkalan pada umumnya menggunakan sawah tadah hujan dan tegal. Sawah tadah hujan dan tegal merupakan salah satu cara dalam perluasan lahan yang potensial untuk produktivitas jagung sehingga Indonesia mampu melaksanakan swasembada jagung untuk tahun-tahun berikutnya. Permasalahan yang dihadapi oleh petani pada penggunaan faktor-faktor produksi serta keahlian dalam mengelola faktor-faktor produksi yang mendukung produktivitas usahatani jagung tersebut. Keahlian-keahlian tersebut antara lain adalah keahlian dalam mengelola lahan (tanah), tenaga kerja, modal, pemanfaatan teknologi yang sudah ada dan manajemen pengelolaan usahatani. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis biaya-biaya produksi yang terdapat dalam usahatani jagung di daerah penelitian, (2) Menganalisis keuntungan usahatani jagung di daerah penelitian, dan (3) Menganalisis fungsi dan efisiensi biaya usahatani jagung di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis efisiensi biaya dan keuntungan pada usahatani jagung adalah fungsi biaya Cobb-Douglass dan analisis usahatani. Alat analisis yang digunakan adalah Stochastic Frontier. Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan pada daerah penelitian menyatakan bahwa: 1. Biaya-biaya produksi pada usahatani jagung di Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura terdiri dari dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel terdiri dari biaya benih, pupuk non organik (Urea dan SP36), pupuk organik (pupuk kandang), pestisida dan upah tenaga kerja dengan rata-rata biaya variabel sebesar Rp 2.960.799. Biaya tetap terdiri dari biaya sewa lahan dengan rata-rata biaya tetap sebesar Rp 9.375. 2. Rata-rata penerimaan usahatani jagung dalam satu kali musim tanam (3-4 bulan) tahun 2011 sebesar Rp 17.142.998,44, rata-rata total biaya petani responden sebesar Rp 2.858.814,06, dan rata-rata pendapatan (keuntungan) petani responden sebesar Rp 14.284.184,38. Analisis efisiensi usahatani dengan perhitungan R/C Ratio sebesar 8,27. Jadi, setiap penambahan Rp 1 akan meningkatkan penerimaan sebesar Rp 8,27. 3. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi jagung di Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura yaitu biaya benih, pupuk non organik, dan pupuk organik pada = 1%. 4. Nilai tingkat efisiensi biaya dari petani responden sebesar 1,118 yang artinya usahatani jagung petani responden belum mencapai efisien. Karakteristik responden yang diukur dalam tingkat efisiensi biaya adalah umur, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan pemilihan varietas jagung hibrida. Rata-rata petani responden tergolong pada klasifikasi tingkat efisiensi yang rendah meskipun sudah memenuhi karakteristik pada umur yang produktif, jumlah tanggungan keluarga yang tidak banyak (1-5 orang), status lahan milik sendiri, serta menggunakan jenis jagung hibrida. Akan tetapi, petani responden rata-rata memiliki luasan lahan yang sempit (< 7.500 m2) dan tingkat pendidikan rendah (SD/sederajat). Jadi, faktor sosial pada petani responden di Desa Kramat tidak berpengaruh secara nyata terhadap hasil penerimaan yang didapatkan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2012/113/051202428 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 13 Sep 2012 09:50 |
Last Modified: | 27 Oct 2021 03:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128907 |
Preview |
Text
SKRIPSI1.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |