Tipologi Kecamatan Berdasarkan Ketersediaan Pangan di Kabupaten Trenggalek

Rachmatika, AnfenditaAzmi (2012) Tipologi Kecamatan Berdasarkan Ketersediaan Pangan di Kabupaten Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga pemenuhannya menjadi salah satu hak asasi yang harus dipenuhi secara bersama-sama oleh negara dan masyarakatnya. Akhir-akhir ini, isu tentang pangan semakin gencar disuarakan di berbagai penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Di Indonesia, dasar hukum tentang pangan telah ada. Salah satunya yaitu Undang Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 yang menyebutkan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat. Pemenuhan pangan dan gizi untuk kesehatan warga negara merupakan investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia berbanding lurus dengan keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Kebutuhan pangan masyarakat pada masing-masing daerah menjadikan komoditas pangan turut menjadi komoditas strategis di Indonesia. Di Indonesia, terdapat beberapa daerah yang dikatagorikan sebagai wilayah rawan pangan, agak rawan pangan, maupun tidak rawan pangan. Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu cakupan wilayah di Indonesia tergolong dalam wilayah agak rawan pangan (Asmara, 2009). Padahal, kabupaten yang memiliki keragaman topografi ini memiliki banyak sumber pangan untuk memenuhi kebutuhan energinya diantaranya beras, jagung, ubi kayu, ikan, sayuran, buah, dan lain-lain. Untuk memudahkan pengambil kebijakan di daerah setempat guna pemerataan pemenuhan konsumsi pangan masyarakat diperlukan adanya suatu pengklasifikasian daerah berdasarkan pada ketersediaan pangan. Dengan adanya pengklasifikasian tersebut, daerah yang ketersediaan pangannya tergolong kurang atau lebih terhadap spesifik zat gizi tertentu akan dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok tersendiri. Nantinya, diharapkan adanya suatu intervensi yang tepat dari pemerintah daerah setempat terkait dengan masalah pangan yang terjadi di tiap kecamatan. Dengan demikian, pemerataan terhadap aspek ketersediaan tersebut akan terpenuhi sehingga status gizi masyarakat akan merata dan kualitas sumber daya manusia dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan keadaan ketersediaan pangan per kecamatan di Kabupaten Trenggalek; (2) Mengklasifikasi dan menganalisis kecamatan-kecamatan ke dalam bentuk tipologi di Kabupaten Trenggalek berdasarkan ketersediaan pangan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendeskripsian keadaan ketersediaan bahan makanan yang ada pada Neraca Bahan Makanan tiap kecamatan di Kabupaten Trenggalek lalu digunakan analisis klaster untuk menghasilkan pengklasifikasian (pentipologian) kecamatan-kecamatan tersebut berdasarkan ketersediaan pangannya. Dari hasil analisis, dideskripsikan keadaan ketersediaan pangan di masing-masing kecamatan. Keadaan wilayah yang berbeda-beda pada tiap kecamatan menyebabkan ketersediaan bahan makanan memiliki variasi tersendiri. Jika dilihat secara garis besar, ketersediaan bahan makanan paling tinggi pada tiap kecamatan terdapat pada kelompok padi-padian serta makanan berpati. Untuk kecamatan- ii kecamatan yang memiliki ketersediaan makanan berpati (utamanya ubi kayu, dalam satuan ton/tahun) yang cukup tinggi diantaranya yaitu Kecamatan Tugu, Pule, Suruh, Bendungan, Dongko, dan Durenan. Sementara itu ketersediaan dalam tingkat yang sama untuk kelompok padi-padian banyak terdapat di Kecamatan Trenggalek, Karangan, Tugu, dan Bendungan. Kecamatan Watulimo sebagai penghasil ikan yang cukup banyak nyatanya hanya memberi ketersediaan untuk komoditas ini sejumlah 7.868 ton/tahun. Kecamatan Bendungan yang merupakan penghasil utama susu sapi di Kabupaten Trenggalek memberikan sumbangan yang cukup tinggi untuk sumber bahan makanan dari hewani yaitu 4.922 ton/tahun. Sementara itu, komoditas peternakan yang menghasilkan daging-dagingan memiliki sebaran yang lumayan merata di tiap wilayahnya. Untuk sayuran, lebih banyak tumbuh di daerah pegunungan yang relatif lebih tinggi. Secara garis besar, ketersediaan zat gizi di Kabupaten Trenggalek telah memenuhi standar ketersediaan yang ditetapkan saat WNPG IX tahun 2008 lalu. Untuk energi, terdapat standar ketersediaan sebesar 2.200 kkal/kap/hari serta 57 gram/kap/hari untuk protein. Akan tetapi, terdapat tiga kecamatan yang berada di bawah standar untuk ketersediaan energi. Sementara itu, untuk ketersediaan protein terdapat lima kecamatan yang berada di bawah standar tersebut. Ketersediaan lemak paling banyak terdapat di Kecamatan Bendungan dan paling kecil di Kecamatan Munjungan. Untuk ketersediaan vitamin dan mineral, sebagian besar terdapat di Kecamatan Bendungan dan Suruh. Dari hasil analisis klaster, akhirnya dapat dibagi lima buah pengelompokkan, diantaranya adalah: klaster 1 (sentra tanaman serealia dan peternakan) yang beranggotakan Kecamatan Panggul, Munjungan, Watulimo, Kampak, Dongko, Gandusari dan Pogalan; klaster 2 (sentra sayuran, susu sapi, dan tanaman pangan) yang hanya beranggotakan Kecamatan Pule; klaster 3 (sentra telur dan tanaman pangan) yang beranggotakan Kecamatan Karangan, Durenan, dan Trenggalek; klaster 4 (sentra tanaman serealia, hortikultura, dan peternakan kompleks) yang beranggotakan Kecamatan Suruh dan Bendungan; serta klaster 5 (sentra tanaman pangan) yang hanya beranggotakan Kecamatan Tugu.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/104/051202419
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 13 Sep 2012 14:49
Last Modified: 21 Oct 2021 05:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128897
[thumbnail of SKRIPSI_ANFENDITA_AR_(0810440015).pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_ANFENDITA_AR_(0810440015).pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item