Pengaruh Pemberian Kalium Pada Berbagai Tingkat Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max)

SetyawanPendi (2012) Pengaruh Pemberian Kalium Pada Berbagai Tingkat Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai ialah komoditas pangan yang penting di Indonesia. Dari aspek industri olahan kedelai dapat dihasilkan tempe, tahu, dan kecap yang menjadi bahan makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Beragamnya penggunaan kedelai tersebut mengakibatkan meningkatnya konsumsi kedelai. Namun disisi lain terjadi ketidakseimbangan antara kemampuan petani dalam memproduksi dengan kenaikan permintaan kedelai oleh masyarakat. Satu dari beberapa faktor yang mengakibatkan ketidakseimbangan ini ialah rendahnya hasil yang disebabkan oleh rendahnya tingkat ketersediaan air tanah. Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketersediaan air yang rendah dapat mengganggu proses metabolisme tanaman dan sebagai konsekuensinya adalah menurunkan hasil dari tanaman itu sendiri. Keberadaan air dalam jaringan tanaman ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas membuka dan menutupnya stomata sebagai salah satu bentuk mekanisme penyesuaian tanaman terhadap ketersediaan air dilingkungan dimana tanaman itu tumbuh. Salah satu unsur hara yang berperan penting dalam aktifitas membuka dan menutupnya stomata adalah kalium. Kalium mempengaruhi potensial osmotik, dimana pada kondisi kekurangan air keberadaan kalium ini akan menurunkan potesial osmotik yang menagkibatkan menutupnya stomata, sehingga kehilangan air akibat proses transpirasi bisa dikurangi. Penelitian ini bertujuan untuk memperlajari pengaruh pemberian kalium pada berbagai tingkat pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah pemupukan kalium pada beberapa tingkat penurunan jumlah pemberian air berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 s/d Juni 2011 di Rumah Kaca Universitas Muhammasiyah Malang, , yang terletak pada ketinggian 583 mdpl. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, meteran, alat tugal, tali rafia, timbangan analitik, penggaris, polybag ukuran 7 Kg, oven, dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan-bahan yang digunakan antara lain benih kedelai varietas Kaba, pupuk N yang berupa Urea (46% N), pupuk P2O5 yang berupa SP-36 (36% P2O5), pupuk K yang berupa KCl (60% K2O) dan KNO3 (44%K2O), Furadan 3G, dan insektisida Decis 2,5 EC. Penelitian disusun dengan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama terdiri dari 3 level sumber kalium yaitu tanpa pemberian kalium (P0), pemberian kalium dari sumber KCl (P1), dan pemberian kalium dari sumber KNO3 (P2). Faktor kedua terdiri dari 3 level pemberian air yakni 100% (A1), ii 80% (A2), dan 60% (A3) dari total kebutuhan air tanaman kedelai. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan 7 sampel tanaman. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan tanaman dan pengamatan hasil. Pengamatan pertumbuhan meliputi jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, (ILD), bobot kering total tanaman dan laju pertumbuhan relatif tanaman (LPR). Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif pada umur tanaman 14, 28, 42, 56 dan 70 hst. Pengamatan hasil yang dilakukan meliputi jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot 100 biji dan bobot biji per tanaman. Selain itu juga dilakukan pengamatan pendukung yaitu analisis tanah sebelum tanam dan setelah panen. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Dari hasil pengamatan dan analisa data menunjukkan bahwa semakin berkurangnya tingkat pemberian air, disertai dengan meningkatnya serapan kalium. Pada variabel pengamatan jumlah polong/tanaman pemberian air 100% tanpa disertai pemupukan kalium menghasilkan polong yang nyata lebih banyak dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya, hal yang sama juga terjadi pada variabel pengamatan bobot 100 biji, namun pada pengamatan bobot 100 biji ini pada perlakuan pemberian air 100% tidak menghasilkan perbedaan yang nyata antara perlakuan pemberian kalium dari sumber KCl, KNO3, maupun tanpa disertai pemupukan kalium. Pemupukan KNO3 secara keseluruhan memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemupukan KNO3 pada tanaman kedelai umur 28 HST yang diberi air 60% menghasilkan rerata bobot kering total tanaman 22,97% lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kedelai yang tanpa dipupuk kalium, sementara pada umur 70 HST menghasilkan 33,27% total bobot kering tanaman lebih tinggi daripada tanaman kedelai yang dipupuk dengan KCl. Sedangkan untuk parameter hasil panen menunjukkan bahwa perlakuan pemberian air 100% tanpa disertai dengan pemupukan kalium memberikan hasil yang lebih baik daripada tanaman kedelai yang disertai pemupukan kalium dari sumber KCl maupun KNO3.. Pada umumnya pada variabel pengamatan hasil panen penurunan prosentase pemberian air sebesar 20% yang dikombinasikan dengan pemupukan kalium dari sumber KCl menurunkan bobot 100 biji sebesar 5% dan 26% pada penurunan tingkat pemberian air sebesar 40%. Sedangkan penurunan prosentase pemberian air sebesar 20% yang dikombinasikan dengan pemupukan kalium dari sumber KNO3 menurunkan bobot 100 biji sebesar 12% dan 33% pada penurunan tingkat pemberian air sebesar 40%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2012/ 24/051200313
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 17 Sep 2012 11:32
Last Modified: 17 Sep 2012 11:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128890
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item