Prasetyo, Eko (2011) Potensi Asap Cair Tempurung Kelapa Untuk Pengendalian Jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Penyebab Penyakit Rebah Semai Pada Tanaman Kedelai. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai (Glycine max) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia setelah tanaman padi dan jagung. Konsumsi kedelai di Indonesia mencapai 2,2 juta ton per tahun, sekitar 73% atau 1,6 juta ton dari jumlah tersebut merupakan kedelai impor (Wikipedia, 2010a). Kedelai mempunyai manfaat yang luas bagi tatanan hidup manusia. Kedelai memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama kadar protein nabati antara 30-35 gr per 100 gr biji kedelai. Biji kedelai dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, dan susu sari kedelai. Dalam industri pengolahan hasil-hasil pertanian, kedelai merupakan bahan baku pakan ternak, minyak nabati, dan lain-lain (Rukmana dan Yuniarsih, 1996). Jamur Sclerotium rolfsii Sacc.merupakan salah satu patogen penting penyebab penyakit rebah semai atau layu dan lebih dikenal sebagai penyakit dumping-off pada tanaman kedelai. Penyakit rebah semai yang disebabkan oleh jamur S. rolfsii menjadi masalah serius di Indonesia, khususnya di Jawa karena menyerang hampir berbagai jenis tanaman kacang-kacangan khususnya kedelai.Penyakit ini menyerang tanaman berumur 2-3 minggu pada kondisi udara lembab dan tanaman ditanam dengan jarak pendek (Anonymous, 2007). Asap cair tempurung kelapa mengandung beberapa macam senyawa antara lain senyawa fenol (5,13%), senyawa karbonil (13,28%), dan senyawa asam (11,39%) (Wikipedia, 2010b). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi asap cair tempurung kelapa dalam mengendalikan jamur S. rolfsii penyebab penyakit rebah semai pada tanaman kedelai, untuk mengetahui konsentrasi asap cair yang tepat untuk mengendalikan jamur S. rolfsii namun tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai, serta untuk mengetahui pengaruh asap cair tempurung kelapa terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium penyakit tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, pada bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Februari 2011. Penelitian ini terdiri dari 2 macam pengujian yaitu uji secara in vitro dan uji secara in vivo, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu variabel perlakuan yaitu konsentrasi asap cair. Pada uji in vitro perlakuan terdiri dari 3 ulangan, pada masing-masing perlakuan media PDA diinokulasi isolat jamur Sclerotium rolfsii lalu diolesi asap cair dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% dan kontrol (tanpa perlakuan asap cair). Pada uji in vivo perlakuan terdiri dari 3 ulangan dan masing-masing ulangan ditanami dengan 25 benih kedelai varietas Wilis. Hasil penelitian pada uji in vitro menunjukkan bahwa aplikasi asap cair tempurung kelapa pada konsentrasi 20% efektif dalam menghambat perkembangan koloni jamur S. rolfsii dibanding perlakuan pada konsentrasi yang lebih rendah yaitu perlakuan dengan konsentrasi asap cair 5%, 10%, 15% dan kontrol. Hasil penelitian secara in vivo menunjukkan bahwa aplikasi asap cair tempurung kelapa pada konsentrasi 20% merupakan perlakuan yang mempunyai daya tumbuh paling tinggi, aplikasi asap cair tempurung kelapa yang efektif untuk mengendalikan penyakit rebah semai pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii adalah pada konsentrasi asap cair 15% dan aplikasi asap cair tempurung kelapa pada konsentrasi 20% merupakan perlakuan yang mempunyai rerata tinggi tanaman kedelai yang paling tinggi. Aplikasi asap cair tempurung kelapa dengan konsentrasi 15% merupakan alternatif pilihan untuk mengendalikan penyakit rebah semai pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh jamur S. rolfsii, dan pada konsentrasi 15% tidak mengganggu pertumbuhan tanaman kedelai.
English Abstract
iii Soybean (Glycine max) is main crops cultivated by farmers in Indonesia after rice and maize. Consumption of soybean in Indonesia reached 2.2 million tons per year, and about 73% or 1.6 million tons were imported (Wikipedia, 2010a). Soybeans have a lot of benefits for human life. Particularly, soybeans have high nutrient (protein) content between 30-35 grams per 100 grams of soybean seeds. Soybean seeds can be processed into variety of food such as tofu, tempe, tauco, soy sauce, and soya milk. In the processing of agricultural industry, soybean is an animal feed, vegetable oils, etc. (Rukmana and Yuniarsih, 1996). The fungus Sclerotium rolfsii Sacc.is one major pathogens which causing seedling wilt known as dumping-off disease on soybean plants. dumping-off diseases caused by S. rolfsiifungus become a serious problem in Indonesia, especially in Java because it’s could attack almost various types of legumes, especiallysoybean plant. The disease attacks between 2-3 weeks after planting at the humid conditions and plants grown by high density (Anonymous, 2007). Coconut shell liquid smoke contains several kinds compounds such as phenolic (5.13%), carbonyl (13.28%), and acidic (11.39%) (Wikipedia, 2010b). This study aims was to determine the potential of coconut shell liquid smoke in controlling S. rolfsii soybean seedling. To determine appropriate concentration of liquid smoke to control the fungus S. rolfsii but not affecting soybean plants growth, as well as to determine the effect of coconut shell liquid smoke to soybean plants growth. The research was conducted in the mycology laboratory, Plant and Diseases Department, Agriculture Faculty, Brawijaya University, started on December 2010 until February 2011. This study consists of 2 experiment, there are in vitro and in vivo testing. Research methods used in this study was completely randomized design (CRD) which as consisted of one treatment variable (concentration of liquid smoke). In vitro treatment consisted of 3 replications. Each treatment on PDA medium inoculated S. rolfsii isolates were then be oiled with liquid smoke concentration of 5%, 10%, 15%, 20% and control (no treatment liquid smoke). In vivo treatment consisted of 3 replications and each replication was planted with 25 soybean seed (Wilis Variety). Results of this research on in vitro study showed that application of liquid smoke coconut shell at 20% concentration was effective to inhibit development of fungal colonies S. rolfsii than at lower concentrations 5%, 10%, 15%. The results in vivo indicate that the application of liquid smoke coconut shell at the concentration of 20% giving highest growing, liquid smoke application of coconut shell effective to control the dumping-off disease (Sclerotium rolfsii) was the concentration 15% of smoke liquid and 20% concentration was a treatment that has high plant’s average which could produce highest yield. The application of liquid smoke coconut shell in 15% concentration was alternative method controlled on dumping-off disease caused by the S. rolfsiifungus, and concentration of 15% does not interfere soybean plant growth.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2011/96/051102461 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 19 Jul 2011 10:01 |
Last Modified: | 22 Apr 2022 06:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128886 |
Preview |
Text
051102461.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |