Respon Masyarakat Sekitar Pantai Terhadap Pengembangan Hutan Bakau (Mangrove) : Studi Kasus di Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik

Octavia K D, Dian (2011) Respon Masyarakat Sekitar Pantai Terhadap Pengembangan Hutan Bakau (Mangrove) : Studi Kasus di Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Wilayah pesisir merupakan ekosistem transisi yang dipengaruhi daratan dan lautan, yang mencakup beberapa ekosistem, salah satunya adalah ekosistem hutan mangrove. Tumbuhan yang hidup di ekosistem hutan mangrove adalah tumbuhan yang bersifat halophyte atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkat keasinan ( salinity ) air laut dan pada umumnya bersifat alkalin. Mangrove mempunyai fungsi utama sebagai penahan abrasi air laut dan pengikisan pantai oleh air laut. Selain itu, mangrove juga dapat menjadi habitat bagi berbagai satwa dan banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar lingkungan. Letak tempat tinggal masyarakat yang berdekatan langsung dengan pantai menyebabkan kekhawatiran dan ketakutan masyarakat sekitar akan terjadinya abrasi dan tsunami. Masyarakatpun memutuskan untuk menanam bakau di sepanjang pantai. Adanya pengembangan hutan bakau ini menimbulkan respon dari masyarakat. Dengan mengukur respon yang diberikan masyarakat dapat diidentifikasi apakah pengembangan tersebut sudah sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Respon masyarakat dapat diukur dari perubahan perilaku masyarakatnya seperti perubahan sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Keberadaan mangrove di pesisir utara Gresik saat ini terancam punah, mangrove tersebut tidak lagi terurus. Kondisi hutan mangrove pada umumnya memiliki tekanan berat, sebagai akibat dari tekanan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Selain dirambah dan atau dialihfungsikan, kawasan mangrove di beberapa daerah telah dirubah menjadi berbagai kegiatan pembangunan seperti perluasan areal pertanian, pengembangan budidaya pertambakan, pembangunan dermaga. Hal ini harus segera dicegah yaitu dengan menghutankan kembali mangrove. Adapun terdapat permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana proses pengembangan hutan bakau di Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik berjalan? 2) Bagaimana respon masyarakat sekitar pantai dengan adanya pengembangan hutan bakau di Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik? Penelitian ini bertujuan : 1) Mendeskripsikan bagaimana proses pengembangan hutan bakau di Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik berjalan. 2) Mendeskripsikan bagaimana respon masyarakat sekitar pantai dengan adanya pengembangan hutan bakau di Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1) Sebagai bahan informasi, masukan, pertimbangan, rujukan, dan pengambilan keputusan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan upaya mengembangkan hutan bakau sehingga mampu meningkatkan fungsi hutan bakau secara maksimal. 2) Sebagai salah satu sumbangan untuk pengembangan keilmuan dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi penelitian sejenis yang akan datang. 3) Diharapkan mampu membantu instansi terkait dalam mengatasi masalah terutama dalam hal pengembangan hutan bakau yang semakin dikesampingkan keberadaannya. 4) Sebagai masukan dan bahan informasi bagi masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif ( descriptive research ). Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purposive ) di Dusun Sidorejo, Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Sedangkan untuk penentuan responden menggunakan snowball sampling dengan jumlah responden sebanyak 35 orang. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu : wawancara dengan kuisioner, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitataif dan pemberian skor ( scoring ) untuk mendeskripsikan pengembangan hutan bakau dan respon masyarakat sekitar pantai terhadap pengembangan hutan bakau tersebut. Dari hasil penelitian diperoleh : 1) Proses pengembangan hutan bakau di daerah penelitian diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Pada perencanaan termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 8,40 atau 93,33% dari total skor maksimal 9, untuk pelaksanaan termasuk dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 9,12 atau 76% dari total skor maksimal 12, sedangkan untuk monitoring dan evaluasi termasuk dalam kategori rendah dengan skor rata-rata 7,29 atau 48,60% dari total skor maksimal 15. Secara keseluruhan pengembangan hutan bakau termasuk dalam kategori sedang dengan perolehan skor rata-rata 24,81 atau 68,92% dari total skor maksimal 36. Hasil ini menunjukkan bahwa proses pengembangan hutan bakau di daerah penelitian masih kurang terutama dalam hal monitoring dan evaluasi. 2) Respon diukur dari perubahan perilaku masyarakat yang meliputi perubahan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat. Pada pengetahuan termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 9,92 atau 82,67% dari total skor maksimal 12. Untuk sikap termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 12,91 atau 86,07% dari total skor maksimal 15. Sedangkan untuk keterampilan termasuk dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 11,26 atau 93,83% dari total skor maksimal 12. Secara keseluruhan respon masyarakat sekitar pantai terhadap pengembangan hutan bakau termasuk dalam kategori tinggi dengan perolehan skor rata-rata 34,09 atau 87,41% dari total skor maksimal 39. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat sekitar pantai merespon dengan baik adanya kegiatan pengembangan hutan bakau tersebut. Saran yang bisa disampaikan adalah sebagai berikut : 1) Hendaknya pengembangan hutan bakau perlu ditingkatkan lagi, yaitu misalnya dengan sering diadakannya pelatihan atau sosialisasi serta dilakukan monitoring dan evaluasi secara rutin sebagai bahan koreksi dan pertimbangan untuk masa selanjutnya. 2) Untuk mempertahankan respon agar tetap tinggi maka perlu dilakukan pertemuan rutin atau membentuk suatu lembaga, selain bisa meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap hutan bakau juga bisa digunakan sebagai kegiatan penelitian yang mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.

English Abstract

Coastal area is transition ecosystem which influenced by continent and sea that include for some ecosystem, one of them is mangrove forest ecosystem. Plant that can alive in mangrove forest ecosystem is halophyte plant or have high tolerance of water sea salinity and generally has a alcaline character. Mangrove has the main function as a sea abrasion and beach erosion holder by water sea. Beside that, mengrove so can be the habitation for various animals and useful in environment quality balancing and useful too for neutralize environment dirtier materials. Position of society habitation that so close with the beach make the local coastal society afraid will happen sea abrasion and tsunami. They decide to develop the mangrove plant in along of beach. This mangrove forest development bring response from local society. With measured of local society respond can identifying the development was according with tendencies that want reach or not yet. Local society respond can be measured from society action exchange like a attitude exchange, knowledge exchange, and also skill exchange. Mangrove in the north coastal Gresik now is threatened to be dissappeared, that mangrove uncared for more. Mangrove forest condition generally have hard pressure as a result from long lasting economic crisis pressure. Beside pulled up and exchanged function, mangrove in other place was changed to be various activity construction like a enlargement agriculture area, dam development, pier building, and soon. This fact immediately prevent with mangrove reboisation. The problems of this research : 1) How does the process of mangrove forest development in Sukorejo Subvillage, Campurejo Village, Panceng District, Gresik Regency run? 2) How does the local coastal society respond of mangrove forest development in Sukorejo Subvillage, Campurejo Village, Panceng District, Gresik Regency? The purposes of this research : 1) Describe the process of mangrove forest development in Sidorejo Subvillage, Campurejo Village, Panceng District, Gresik Regency run. 2) Describe the local coastal society respond of mangrove forest development in Sidorejo Subvillage, Campurejo Village, Panceng District, Gresik Regency. This research use for : 1) Use as information material, input, consideration, revocation, and decision making to government for make a policy and developing mangrove forest effort which there in this area so that can increase the mangrove forest function maximum. 2) As one of contribution for knowledge development and can be the one of reference for the next research that relevant. 3) This research to be hoped can help in problem solving especially in mangrove forest development that more and more untouchable. 4) Use as input and information material for public. This research type is descriptive researh. The location of the research is determined purposively in Sidorejo Subvillage, Campurejo Village, Panceng District, Gresik Regency . Respondents are determined by using snowball sampling method with 35 peoples. The data are collected by an interview using questionnaire, observation, and documentation. Data analysis method utilized is desciptive qualitative analysis and scoring to describe the mangrove forest development processes and local coastal society respond of the mangrove forest development. The result of this research : 1) . Mangrove forest development processes in the research location measured by three indicators are planning, actuating, also monitoring and evaluation. Planning is in a high category with average score 8,40 or 93,33% from total maximum score 9, for actuating is in medium category with average score 9,12 or 76% from total maximum score 12, eventhough for monitoring and evaluation is in low category with average score 7,29 or 48,60% from total maximum score 15. In all, mangrove forest development is in medium category with average score 24,81 or 68,92% from total maximum score 36. This result shows that mangrove forest development processes in location research still less especially in monitoring and evaluation. 2) Respond measured from society action exchange that included in knowledge, attitude, and skill exchange of society. Knowledge is in high category with average score 9,92 or 82,67% from total maximum score 12. For attitude is in high category with average score 12,91 or 86,07% from total maximum score 15. Eventhough for skill is in high category too with average score 11,26 or 93,83% from total maximum score 12. In all, local coastal society respond of mangrove forest development is in high category with average score 34,09 or 87,41% from total maximum score 39. From this result it can be seen that the local coastal society give a good respond of the mangrove forest development. The suggestion of this research are : 1) Mangrove forest development should be increased again, like a repeatedly doing the training or socialisation and doing the monitoring and evaluation regularly as a correction part and consideration for the next time. 2) To defend the respond still high so that’s why need to doing regular meeting or established an institution, mainwhile can increase the society attention of mangrove forest can be useful too as a research that can increase the society knowledge and skill.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/83/051102101
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 20 Apr 2011 13:26
Last Modified: 22 Apr 2022 03:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128873
[thumbnail of 051102101.pdf]
Preview
Text
051102101.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item