Renny Herdiyanti (2011) Kajian Pemberian Agen hayati pada Dua Sistem Olah Tanah dalam Budidaya Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Permintaan jagung manis dari waktu ke waktu terus meningkat yaitu sekitar 20-30% per tahun (Sudarsono, 2000). Namun peningkatan permintaan yang tinggi tersebut tidak diiringi kenaikan produksi. Salah satu penyebab rendahnya produksi yaitu teknik budidaya yang kurang baik termasuk sistem pengolahan tanah dan pemupukan yang tidak efisien. Aktivitas pengolahan tanah yang dilakukan petani lambat laun akan menimbulkan perubahan fisik, kimia dan biologi tanah. Tanah yang terus menerus diolah akan menyebabkan agregat tanah terdispersi (tanah rusak akibat kekuatan mekanis) sehingga pori makroskopis cenderung hilang dan tanah menjadi padat. Jika tanah padat, aerasi tanah akan menurun dan hal ini akan menghambat respirasi akar sehingga membatasi pertumbuhan tanaman (Indranada, 1989). Pemadatan tanah tidak hanya berpengaruh buruk pada tanaman tapi juga pada perkembangan mikroorganisme tanah. Hal ini dikarenakan ketersediaan O2 yang semakin sedikit. Padahal, mikroorganisme sangat berperan dalam menyediakan unsur hara tanah. Mikroorganisme berperan sebagai dekomposer bahan organik hingga proses mineralisasi yang menghasilkan garam mineral dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Ketika jumlah mikroorganisme semakin berkurang, maka berkurang pulalah pasokkan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman sehingga mulai terlihat tanaman tidak subur. Karena itu dibutuhkan agen hayati Petrobio yang berbahan aktif bakteri dan mikroba. Agen hayati Petrobio dapat meningkatkan efisiensi pemupukan dan menggemburkan tanah. Dengan meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik, maka pH tanah juga akan terjaga (tanah tidak masam) dan kelestarian mikroorganisme tanah terjaga. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui interaksi olah tanah dan agen hayati terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis, mengetahui pengaruh agen hayati dan olah tanah terhadap pertumbuhan dan produktifitas tanaman jagung manis, mendapatkan dosis agen hayati terbaik bagi pertumbuhan dan produktifitas tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan di desa Kurung Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian tempat 130 m dpl dengan suhu minimal 18-21 0C dan suhu maksimal 30-33 0C. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2010. Alat yang digunakan ialah alat pengolah tanah seperti cangkul, bajak, handtractor dan sabit, timbangan, jangka sorong, Leaf Area Meter, oven dan tugal. Sedangkan bahan yang digunakan ialah benih jagung manis varietas BISI Sweet dan pupuk yang digunakan meliputi urea (46% N), SP18 (18% P2O5), KCL (60 % K2O), agen hayati (Petrobio), Furadan 3G dan Decis 2,5 EC Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) diulang sebanyak 3 kali. Pengolahan tanah diletakkan sebagai petak utama yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu : traktor 1 kali (T0) dan traktor 1 kali + cangkul (T1). Pemberian agen hayati sebagai anak petak yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu Tanpa agen hayati /Kontrol (P0), dosis agen hayati 30 kg/ha (P1), dosis agen hayati 60 kg/ha (P2), dosis agen hayati (P4). Dari perlakuan tersebut didapatkan 8 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 24 satuan petak kombinasi perlakuan. Pengamatan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis dilakukan secara destruktif dengan mengambil 4 contoh tanaman untuk tiap kombinasi perlakuan dengan waktu pengamatan 35, 45, 55, 65 HST dan panen. Pengamatan pada komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun (ILD), bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan tanaman (CGR). Sedangkan untuk pengamatan komponen hasil meliputi bobot segar tongkol berklobot, bobot segar tongkol kupas pertanaman, panjang tongkol tanpa klobot, diameter tongkol tanpa klobot, hasil ton ha-1, indeks panen (IP). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf kesalahan 5%. Selanjutnya jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan pada semua kombinasi perlakuan olah tanah dan dosis agen hayati tidak terdapat interaksi, yang berarti kedua perlakuan tidak saling mempengaruhi. Pada perlakuan olah tanah, secara umum tidak terdapat perbedaan yang nyata pada pertumbuhan dan hasil panen. Perbedaan hanya terjadi pada 35 hst untuk parameter luas daun dan indeks luas daun, yang menunjukkan olah tanah traktor 1 kali + cangkul memiliki luas daun dan indeks luas daun yang lebih besar daripada traktor 1 kali. Perlakuan dosis agen hayati memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Perlakuan dosis agen hayati 90 kg/ha menghasilkan berat tongkol + klobot 19,19 ton/ha atau 15,89 ton/ha tanpa klobot. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan hasil perlakuan 60 kg/ha agen hayati yaitu 18,57 ton/ha tongkol + klobot atau 15,28 ton/ha tanpa klobot. Hasil terendah pada perlakuan tanpa agen hayati yaitu 16,93 ton/ha dengan klobot atau 13,88 ton/ha tanpa klobot. Secara umum, hasil analisis ragam menunjukkan bahwa aplikasi dosis agen hayati 90 kg/ha dan 60 kg/ha, baik dikombinasikan dengan traktor 1 kali maupun traktor 1 kali + cangkul menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang terbaik dan tidak berbeda nyata.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2011/7/051100491 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 02 Mar 2011 08:41 |
Last Modified: | 22 Apr 2022 02:45 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128860 |
Preview |
Text
051100491.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |