Puspitasari, Rike (2011) Analisis Kelayakan Agribisnis Kopi Robusta (Coffea Robusta) Di Kelurahan Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor perkebunan Indonesia yang mempunyai kontribusi dalam menghasilkan devisa non migas. Produksi kopi di Indonesia saat ini 90% peranannya dipegang oleh kopi jenis Robusta dibading jenis lainnya. Bahkan saat ini produksi kopi di Indonesia telah menduduki peringkat ke empat dari 5 negara terbesar pengekspor kopi di Indonesia. Kecamatan Dampit memiliki potensi dalam pengadaan perkebunan kopi Robusta terutama perkebunan rakyat. Lahan cara bercocok tanam maupun iklim di daerah ini sangat mendukung berkembangnya produksi kopi Robusta di daerah ini. Tetapi, saat ini petani di Dampit menghadapi beberapa masalah dalam usahatani kopi Robusta. Harga jual yang berfluktuasi, dan juga penurunan produksi dari tahun ke tahun membuat petani kesulitan menentukan apakah tanaman kopi mereka masih menguntungkan atau tidak. Selain itu terdapat juga persaingan dari kopi daerah lain yang ikut memasuki pasar kopi di daerah Dampit yang berperan dalam menurunkan harga kopi Robusta di daerah Dampit. Oleh sebab itu sasaran penelitian ini untuk menganalisis kelayakan agribisnis secara finasial dan ekonomi dari kopi Robusta. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis: (a) kelayakan finansial dan ekonomi kopi Robusta; (b) sensitifitas perubahan biaya dan penerimaan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive ).pada penelitian ini, responden adalah petani kopi Robusta di Kelurahan Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Dalam hal ini, pengambilan sample responden dilakukan dengan Stratified Random Sampling berdasarkan umur tanaman. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa cash flow , analisa kelayakan, analisa sensitifitas dan analisa payback period . Usahatani kopi Robusta ini membutuhkan biaya investasi awal dengan luasan 1 hektar sebesar Rp. 41.220.000,- dan produksi total yang dihasilkan selama 25 tahun adalah 19.067,5 kg per hektar. Bila menggunakan harga jual di tingkat petani sebesar Rp. 14.000,- maka total peneriman selama 25 tahun adalah sebesar Rp. 707.945.000,-. Tetapi apabila menggunakan harga ekonomi pada tingkat petani maka total penerimaan selama 25 tahun adalah Rp. 1.087.201.250,-. Dari analisis kelayakan finansial, diketahui bahwa usahatani kopi Robusta per hektar selama 25 tahun pada tingkat bunga 13% menunjukkan bahwa usahatani ini memang layak dikembangkan. Dengan nilai NPV positif sebesar Rp. 35.593.058,83; nilai net B/C sebesar 1,336; nilai IRR sebesar 18, 9%; dan nilai payback period adalah 8 tahun 1 bulan. Sedangkan pada analisis sensitivitas pada tingkat bunga 13 % dengan menurunkan jumlah produksi sebesar 20 % serta menurunkan harga sebesar 22 % menunjukkan bahwa usahatani kopi Robusta masih layak untuk dikembangkan, yaitu diperolehnya nilai NPV yang positif sebesar, nilai Net B/C yang lebih besar dari satu, serta nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku. Tetapi pada penurunan jumlah produksi sebesar 30%, usaha kopi Robusta sudah tidak layak dikembangkan. Nilai NPV negatif sebesar Rp. -6.908.889,22, Net B/C lebih kecil dari satu (0,93) dan nilai IRR kurang dari discount rate yang berlaku ( 11,33%). Pada analisis kelayakan ekonomi usahatani kopi Robusta per hektar selama 25 tahun pada tingkat bunga 13 % menunjukkan bahwa usahatani ini tetap layak untuk dikembangkan seperti pada evaluasi kelayakan finansial dengan nilai NPV positif yaitu sebesar Rp 111.489.395, nilai Net B/C lebih besar dari satu yakni sebesar 2,05, nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku yaitu sebesar 27,7 %, dan nilai payback period adalah 7 tahun 3 bulan. Sedangkan pada analisis sensitivitasnya diketahui bahwa pada tingkat bunga 13 % dengan menurunkan jumlah produksi sebesar 20 % dan 30%, serta menurunkan harga sebesar 22% menunjukkan bahwa usahatani kopi Robusta masih layak untuk dikembangkan, yaitu diperolehnya nilai NPV yang positif sebesar, nilai Net B/C yang lebih besar dari satu, serta nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku. Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan pada penelitian, maka perlu diberikan saran: (a)Tumpangari merupakan salah satu solusi dalam menjaga stabilitas pendapatan petani. Selain itu, dengan sistem tumpang sari, biaya produksi dapat ditutupi dari hasil produksi tanaman sela; (b) Perlu dilakukan penyuluhan yang intensif dan berkesinambungan dengan Dinas Pertanian tentang teknik budidaya yang baik dan benar dan teknologi terbaru sebagai upaya meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas kopi Robusta dalam rangka meningkatkan pendapatan petani; (c) Pengembangan klon kopi Robusta terbaru yang lebih baik dari segi ketahanan dan produksinya perlu segera disosialisasikan pada petani karena Kopi Robusta merupakan aset dari Kecamatan Dampit sebagai sentra kopi; (d) Perlu adanya pengembangan kerjasama antara pemerintah, petani dan eksportir tentang sistem pengolahan kopi. Sehingga didapatkan sistem pengolahan yang hasilnya sesuai dengan keinginan eksportir.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2011/305/051201261 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 20 Sep 2012 13:39 |
Last Modified: | 21 Apr 2022 02:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128817 |
Preview |
Text
Skripsi.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |