Analisis Usahatani Padi Semi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Jambesari Jaya 9 di Desa Jambesari Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowo

Darmawanti, Silfia (2011) Analisis Usahatani Padi Semi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Jambesari Jaya 9 di Desa Jambesari Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kebutuhan bahan pangan beras setiap tahun terus meningkat, selaras dengan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Untuk wilayah Jawa Timur, ramalan produksi padi menurun dari 11,64 juta ton GKG( Gabah Kering Giling) pada tahun 2010, menjadi 11,6 juta ton pada tahun 2011(BPS, 2011). Disisi lain luas lahan sawah yang beralih fungsi menjadi lahan non pertanian (tempat pemukiman, industri pabrik, dll) setiap tahunnya rata-rata 115.000 hektar (Mulyono Machmur, 2011). Kondisi seperti ini merupakan kendala bagi upaya untuk meningkatkan produksi beras guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, sekitar 60 % lahan sawah di Pulau Jawa telah mengalami degradasi kesuburan tanah (fisika, kimia dan biologi) yang disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan organik (dibawah 1%). Kandungan bahan organik pada lahan pertanian terutama lahan sawah, semakin menipis hingga kurang dari 2%, bahkan di Pulau Jawa hanya sekitar 1%. Kondisi normal kesuburan lahan sawah mengandung bahan organik 3-5% (Badan Litbang Pertanian, 2010). Tanaman padi yang merupakan objek penelitian, dari aspek pengelolaan air, pada umumnya dilakukan dengan penggenangan secara terus-menerus, dilain pihak ketersediaan air semakin terbatas. Untuk itu diperlukan peningkatan efisiensi penggunaan air melalui usahatani hemat air. Usahatani padi sawah metode SRI merupakan teknologi usahatani ramah lingkungan, efisiensi input melalui pemberdayaan petani dan kearifan lokal yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara . Dalam aplikasinya metode SRI berusaha menghindari penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat untuk mendukung aplikasi pertanian organik ( Sampurna, 2008) Sejalan dengan perkembangangan tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang hasil budidaya padi metode SRI di Desa Jambesari untuk mengetahui biaya dan penerimaan petani, tingkat efisiensi serta perbedaan pendapatan antara petani metode SRI dan metode konvensional. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan teknik budidaya padi metode SRI, serta ketersediaan lembaga dan kegiatan pendukung dalam budidaya padi semi organik metode SRI; (2)Menganalisis besarnya biaya produksi, penerimaan, pendapatan, petani padi metode SRI dan konvensional;(3)Menganalisis efisiensi usaha tani padi metode SRI dan metode konvensional. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis biaya produksi, pendapatan, penerimaan, R/C rasio, dan analisis uji beda rata- rata pendapatan petani. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa teknik budidaya padi semi organik metode SRI Pemberian air maksimal 2 cm( irigasi berselang/terputus). Penyiangan dengan interval 10 hari serta penambahan pupuk dan pestisida organik. Kegiatan pendukung metode SRI adalah adanya demoplot padi metode SRI, SLPTH dan SLPPO, dana dan alat bantuan dari pemerintah, dan pertemuan rutin kelompok. Sedangkan lembaga pendukung antara lain Dinas Pertanian Bondowoso, BPP, poktan dan gapoktan, BRI, Ghippa Clangap Makmur, kios saprodi dan koperasi. Biaya rata-rata total per hektar pada padi SRI di Desa Jambesari adalah sebesar Rp 7.856.316,95 sedangkan konvensional Rp 7.615.769,58, sedangkan rata-rata penerimaan per hektar pada SRI adalah Rp 21.593.433,72 dan konvensional Rp 12.279.684,03, sehingga diperoleh pendapatan per hektar sebesar Rp 13.737.116,77 untuk SRI dan Rp 4.663.914,45 untuk konvensional. Uji beda rata-ratamenunjukkan nilai t hitung untuk pendapatan tahun 2010 dan 2008 adalah 7,531 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,069. Dimana nilai thitung lebih besar dari t tabel atau berada di luar daerah penerimaan H0, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak dengan nilai 0,05. Ini berarti bahwa antara rata-rata pendapatan usahatani SRI pada tahun 2010 dan pendapatan usahatani konvensional pada tahun 2008 mempunyai perbedaan yang nyata.Usahatani SRI memiliki R/C rasio 2,75 sedangkan R/C rasio konvensional 1,61. Nilai R/C padi SRI lebih besar dari pada padi konvensional, hal ini menunjukkan bahwa padi metode SRI lebih efisien untuk dikembangkan lebih lanjut.

English Abstract

Food needs of rice continues to increase every years, in line with population growth’s rate in Indonesia. For East Java, forecast of rice production is decrease from 11.64 million tonnes of paddy (Dry Milled Rice) in 2010, to 11.6 million tons in 2011 (BPS, 2011). On the other hand, field area converted to nonagricultural land (settlements, industrial factory, etc.), in average 115 000 hectares for each year (Mulyono Machmur, 2011). These conditions become constraint in efforts to increase rice production, to fullfill community needs. Moreover, about 60% land on Java Island has degradation of soil fertility (physics, chemistry and biology). It’s caused by low organic materials content (below 1%). The content of organic materials on land of agricultural, especially rice fields, decrease less than 2%, even in Java is only about 1%. Normal condition of rice fields fertility is contain 3-5% organic material (Balitbang, 2010). From aspect of water management, rice as the object of research, generally done with continuous flow irrigation. On the other hand, the availability of water has limited. So it required an increase in efficiency of water irrigation by take efficient water farming. SRI method of rice farming is friendly environmentally farming technologies, efficiency of input by empowering farmers and local knowledge which can increase productivity of rice by changing crop management, soil, water and fertilizer. In it’s application , SRI method avoid the using of chemicals pesticides and fertilizers that can poisoning environment with purpose to obtaining healthy environment to support the application of organic farming (Sampurna, 2008). In line with these developing, it is necessary to research on rice farming SRI method in village of Jambesari to know the techniques of SRI method, farmer’s cost and revenue, level of efficiency and differences of income between farmers SRI and conventional method. The purpose of this study are to (1) Describe the techniques of rice farming SRI method, and availability of supporting institutions and supporting activities in semi organic rice farming SRI method, (2) Analyze the cost production, revenue, income, of semiorganic rice farming SRI method and conventional method, (3) analyze the efficiency of semi organic rice farming SRI method and conventional method. Data analysis use descriptive analysis, costs production analysis, revenues analysis, income analysis, R / C ratio analysis, and analysis of average different test of farmers income. From the research, it can be concluded that techniques of semi organic rice farming SRI method are giving a maximum 2 cm of water (intermittent irrigation). Weeding is done with 10 days intervals and addition organic fertilizers and organic pesticides. Supporting activities for SRI method are rice demoplot SRI method, SLPTH and SLPPO, funds and equipment assistance from the government, and regular meetings of the group. While supporting agencies include Department of Agriculture Bondowoso, BPP, poktan and gapoktan, BRI, Ghippa Clangap Makmur, kios saprodi and cooperatives. Average total cost per hectare in rice of SRI method in the village of Jambesari is Rp 7,856,316.95, while the conventional is Rp 7.615.769,58. Average total revenue per hectare in SRI is Rp 21.593.433,72 and conventional Rp 12.279.684,03, so that per hectare earned income amounting to Rp 13.737.116,77 for SRI and Rp 4.663.914,45 for conventional. Average different test show that t measurement value for the income in 2010 and 2008 is 7,531 while t table value is 2,069. Where t measurement value greater than t table or outside of reception area H0, so that H1 accepted and H0 is rejected with a value of 0.05. This means that between the average farm income in 2010 SRI and conventional farm incomes in 2008 has a real difference. R / C ratio of rice farming SRI method is 2,75 while the R / C ratio of conventional method is 1,61. R / C ratio of rice farming SRI method is greater than conventional, this suggests that semi organic rice farming SRI method is more efficient to be developed.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/226/051104095
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 16 Mar 2012 14:57
Last Modified: 20 Apr 2022 02:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128736
[thumbnail of 051104095.pdf]
Preview
Text
051104095.pdf

Download (8MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item