Hasan S, M Fuad (2011) Respon Petani Jeruk Manis Terhadap Kegiatan Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (SL-GAP) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Meningkatnya kesadaran konsumen akan produk pertanian yang aman bagi kesehatan dan kebugaran, aman bagi keselamatan dan kesehatan pekerja, aman bagi kualitas dan kelestarian lingkungan hidup mendorong dikembangkannya berbagai persyaratan teknis bahwa produk harus dihasilkan dengan teknologi yang akrab lingkungan. Untuk menyikapi akan kebutuhan dan tuntutan tersebut, maka telah dikeluarkan Permentan nomor 48/Permentan/ OT.140/10/2009, tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik (Good Agricultural Practices for Fruits and Vegetables). Pedoman GAP Buah dan Sayuran ini merupakan panduan cara (tatalaksana) pengelolaan budidaya, mulai dari kegiatan pra tanam hingga penanganan pasca panen untuk menghasilkan produk yang aman konsumsi, bermutu baik, ramah lingkungan dan berdaya saing. Dalam pelaksanaan program ini dinas pertanian mengemasnya dalam bentuk sekolah lapang, dimana Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (SLGAP) merupakan media bagi petani untuk belajar memahami GAP secara mandiri, Prinsip penyelenggaraan SL-GAP adalah belajar dari pengalaman petani dalam melaksanakan kegiatan budidaya. Pembelajaran ini dilakukan agar petani dapat melihat, belajar, dan meyakini hasil dari cara yang dikenalkan dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada petani tentang inovasi baru terkait budidaya buah dan sayur yang baik. Sebelum petani memutuskan menolak atau menerima suatu inovasi didahului dengan pemberian stimulus atau respon. Untuk mengetahui penerimaan pesan atau respon yang disampaikan lewat sekolah lapang ini dapat diterima oleh petani maka dapat dilihat dari umpan balik ( feed back ) yang diberikan oleh penerima (petani responden), apakah sudah sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Respon petani dalam kegiatan tesebut banyak faktor-faktor yang mempengaruhi diantara faktor sosial ekonomi petani. Adapun permasalahannya adalah: 1.Bagaimana proses pelaksanaan sekolah lapang Good Agricultural Practices (SL-GAP) yang ada pada gabungan kelompok Margo Mulyo Desa Selorejo Kecamatan Dau? 2. Bagaimana respon petani jeruk manis terhadap sekolah lapang Good Agricultural Practices (SLGAP) yang ada pada gabungan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Selorejo Kecamatan Dau? Penelitian ini bertujuan: 1.Mendiskripsikan proses pelaksanaan sekolah lapang Good Agricultural Practices (SL-GAP) yang ada di Desa Selorejo Kecamatan Dau 2.Mendeskripsikan respon petani jeruk manis terhadap sekolah lapang Good Agricultural Practices (SL-GAP) pada gabungan Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Selorejo Kecamatan Dau. Kegunaan penelitian ini adalah: 1.Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi masyarakat terutama petani yang berkenginan untuk menerapkan program Good Agricultural Practices. 2.Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan mahasiswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang ii respon petani dalam program Good Agricultural Practices. 3.Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan dibidang pertanian, kususnya dalam upaya pengembangan tanaman sayur dan buah. Jenis penelitian yang digunakan adalah Explorasi Research dengan menggunakan metode sensus. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja ( Purposive ) yaitu pada gabungan kelompok tani yang terkumpul dalam Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Selorejo Kecamatan Dau. Metode penentuan responden dengan cara purposive yaitu dengan sengaja mengambil dari seluruh jumlah anggota gabungan kelompok tani yang mengikuti pelaksanaan kegiatan sekolah lapang yang tergabung dalam kelompok tani Margo Mulyo dimana seluruh jumlah anggotannya berjumlah sebanyak 20 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini Wawancara yaitu cara mendapatkan informasi dengan cara memberikan pertanyaan secara langsung kepada responden. Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan data-data yang telah diperoleh, baik data yang diperoleh secara langsung maupun data yang sudah ada pada lembaga yang terkait dengan penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis deskriptif analisis ini digunakan untuk menjawab dua tujuan yang pertama yaitu mendeskripsikan proses pelaksanaan sekolah lapang Good Agricultural Practices dan yang kedua mendeskripsikan respon petani jeruk manis terhadap sekolah lapang Good Agricultural Practices (SL-GAP). Analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti secara sistematis. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat: 1).Pelaksanaan sekolah lapang Good Agricultural Practices yang dilakukan oleh dinas pertanian kecamatan dau didesa selorejo yang tergabung dalam kelompok tani Margo Mulyo berlangsung dalam beberapa tahap: Tahap petama persiapan meliputi pemilihan desa dan hamparan kebun jeruk, diselenggarakan beserta kelompok tani, pemilihan petani peserta, tempat, dan areal laboratorium lapang untuk proses pembelajaran, bahan dan alat belajar, materi, dan waktu belajar. Kegiatan persiapan ini dibahas dalam pertemuan ditingkat desa/kecamatan dan tingkat kelompok tani. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan dimana tahap ini diawali dengan melihat potensi, kendala, dan peluang melalui pelaksanaan PRA dilanjutkan dengan persiapan lahan, Penyiapan benih, kegiatan Penanaman, pemumukan, Pengairan, dan pada saat tanaman jeruk dalam fase pemangkasan bentuk tanaman, sanitasi kebun, pemanenan atau pemetikan, dan pascapanen. Untuk Kegiatan harian meliputi: kontrak belajar, pengamatan agrosistem, analisa diskusi pleno dan presentasi agrosistem, dinamika kelompok, topik khusus dengan petunjuk lapangan, kilas balik dan rencana pertemuan, kegiatan temu lapang. Tahap ketiga evaluasi yang pertama tentang proses belajar pada petani responden yang kedua evaluasi tentang pelaksanaan SL-GAP yang dilakukan oleh petugas perkait. Tahap terakhir penyusunan laporan dalam penyusunan laporan ini berisikan data-data dan informasi tentang analisis agroekosistem mingguan, dan masalah yang terkait dengan SL-GAP. iii 2). Respon petani terhadap pelaksanaan kegiatan sekolah lapang GAP tergolong dalam kategori tinggi hal ini dilihat dari tiga aspek pengetahuan, sikap dan perilaku. Untuk aspek p
English Abstract
The increase on consumers’ awareness regarding with agricultural products which is good for the healthiness and freshness, good for the safety and healthiness of the workers, good for the quality and eternality of living environment to encourage for developing on various technical regulations in which any product should be resulted through the use of friendly technological devices. To fulfill on the needs and demand of implementing those things, thus the Permetan 48/Permetan/OT.140/10/2009 is released, it is about Good Agricultural Practices for Fruits and Vegetables ( Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik ). This good agricultural practices is a systematic guidance to the managerial cultivating, starting from the activity before cultivation as well as the treatment after harvest time to result a good product which is save to be consumed, good quality, friendly to the environment, and highly competitive. In implementing this program, the agricultural department has formed it into a field-school, wherein the Good Agricultural Practice Field-school (SLGAP) becomes a sort of media enables to be used by farmers to learn GAP comprehensively in autodidact way, the implementation of SL-GAP principally was originated from the farmers self-learning experience themselves to conduct cultivating activities. This learning system is done in order farmers could see, learn, and believe in the products resulted through the introduced ways, it is expected to be able to contribute in giving an understanding to the farmers concerning with the new introducing innovation on a good agricultural practices of the fruits and vegetables. Before deciding whether to accept or refuse this innovation, the farmers should be first given stimulus or response. To know whether the acceptance on responses and messages which are delivered through this field-school can be seen from the feedback given by the recipients (farmers respondent), and whether it has been compatible or not and fit with the aims and purposes that are expected to be achieved. Farmers responses in terms of that activity has met many factors affected the farmers; one of them is their factor on social economic conditions. The problems are: 1.How is the process of implementing the Good Agricultural Practice Field-school (SL-GAP) that has been in a consolidation of the Margo Mulyo community of Selorejo village, Dau district? 2.What are the responses of the sweet orange farmers towards the Good Agricultural Practices (SL-GAP) that has been in a consolidation of the Margo Mulyo farmers’ community of Selorejo village, Dau district? This research is aimed to: 1.To describe the process of implementation of the Good Agricultural Practice Field-school (SL-GAP) which is located Selorejo village, Dau district. 2.To describe the sweet orange farmers’ responses towards the Good Agricultural Practice Field-school (SL-GAP) on a consolidation of the Margo Mulyo farmers’ community of Selorejo village, Dau district. v The benefits of conducting this research are: 1.Becoming the media of information and considerations for society especially to the farmers who want to apply the Good Agricultural Practices program . 2.Becoming the media of information for researchers and university students in order to do the further research about farmers’ responses in the program of Good Agricultural Practices. 3. Becoming the media of considerations for the government in deciding the policy in agricultural sector, especially in the efforts of developing the vegetables and fruits plants. This research uses the Explorasi Research type and with the use of the census methodological research. The chosen location for this reseach was intentionally done ( purposive ) which is on a consolidation of the Margo Mulyo farmers’ community of Selorejo village, Dau district. The chosen method of the respondents is intentionally this means that taking the samples purposively from the amount of all members of the consolidated farmers who join the implementation activity of the field-school which is consolidated within the Margo Mulyo farmers’ community wherein all of the members have reached 20 people. The method of data collection in this research uses interview method, which is the way of getting the information through giving some questions directly to the respondents. Observation is a direct analysis towards the object being analyzed. Documentation is the data collection process through assembling the collected data into documentary, whether the collected data were obtained directly or the data that were existed on the related programs to this research. The analytical method for this research uses descriptive analysis, this is used to answers the two aims, namely; to describe the process of conducting the research on the Good Agricultural Practices field school. and the second is to describe the sweet orange farmers’ responses towards the Good Agricultural Practices field school (Sl-GAP). This analysis is used to describe amount of variables which are related to the problems and systematical unite of analysis. From the research that has been conducted, it is resulted that: 1). The implementation of the Good Agricultural Practice Field-school which has been conducted by the agricultural Dau district department in Selorejo village on a consolidation of the Margo Mulyo farmers’ community lasted from some stages: the first stage is the preparation which comprises selection of the village, ground field of the orange garden, being conducted with the farmers community, selection farmers membership, location, and the spacious laboratory for the learning process, materials and learning equipments and the time for learning. This preparatory activity is discussed in the meeting of inter-village/district levels and intergroup of farmer’s community. The second level is the level of implementation in which it is begun with observing the potential thing, obstacle, and opportunity by implementing PRA activities that will be continued with the preparation of the land, seeds, and, planting activity, fertilization, watering, and cutting phase time for the orange plants, garden sanitation, harvesting/fluking time, and after-harvesting time. For the daily activities including: learning contract, agricultural system of monitoring, analysis on the plenary discussion, and agricultural system presentations, group’s dynamism, special topic with the vi field interactions, flashback and meeting plans, field meeting activities. The third level is first evaluation about the learning process for the farmers’ respondents, second evaluation on SL-GAP implementation which is conduct
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2011/219/051104064 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
| Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
| Date Deposited: | 14 Mar 2012 10:40 |
| Last Modified: | 20 Apr 2022 02:08 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128728 |
Preview |
Text
051104064.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |