Analisis Usaha Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Kerupuk Singkong (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu).

Raharja, Aulia (2011) Analisis Usaha Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Kerupuk Singkong (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh sektor pertanian dan industri. Proses transformasi ekonomi dapat didorong melalui transformasi kedua sektor tersebut, dimana diperlukan suatu struktur ekonomi yang seimbang antara sektor industri yang kuat dan pemberdayaan pertanian yang potensial. ndustrialisasi pertanian dapat dikembangkan melalui sektor agroindustri yang saling mendukung dalam kegiatan memperkuat perekonomian rakyat sehingga berperan dalam terciptanya kesempatan kerja, diversifikasi produk pertanian, memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Menurut Hanani et al (2003), pengembangan agroindustri sebagai langkah industrialisasi pertanian merupakan pilihan strategi yang tepat, karena tidak hanya menciptakan kondisi yang saling mendukung antara kekuatan industri maju dengan pertanian yang tangguh, tetapi juga membentuk keterpaduan sektor industri pertanian yang mampu memberikan perubahan melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan dan perbaikan pembagian pendapatan, peningkatan perolehan devisa negara dan mampu mendorong munculnya industri baru. Salah satu agroindustri yang terdapat di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu adalah agroindustri kerupuk singkong yang menggunakan ubi kayu sebagai bahan baku utamanya. Agroindustri kerupuk singkong yang ada saat ini merupakan usaha turun temurun keluarga yang masih terbatas pada usaha skala kecil. Pengembangan agroindustri kerupuk singkong ini mempunyai potensi untuk dikembangkan dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif banyak. Dalam upaya pengembangan agroindustri tersebut diperlukan peran teknologi pengolahan hasil pertanian tepat guna agar dapat mengembangkan produk olahan yang beraneka ragam dan berkualitas serta diharapkan nantinya akan memiliki daya saing produk. Kendala pengembangan industri ini berkaitan dengan kontinuitas pengadaan bahan baku yang didapatkan berasal dari luar kota batu, modal yang digunakan dalam pelaksanaan usaha ini masih berasal dari modal sendiri sehingga jumlahnya terbatas, penggunaan teknologi masih sederhana dan munculnya agroidustri-agroindstri lain. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan mengkaji beberapa pokok permasalahan, yaitu (1) Seberapa besar nilai tambah yang diperoleh agroindustri kerupuk singkong, (2) Seberapa besar keuntungan yang diterima agroindustri kerupuk singkong, (3) Sejauh mana tingkat efisiensi usaha pada agroindustri kerupuk singkong dapat ditingkatkan, dan (4) Strategi pengembangan apa yang tepat bagi agroindustri kerupuk singkong. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis nilai tambah pada agroindustri kerupuk singkong, (2) Menganalisis keuntungan pada agroindustri kerupuk singkong, (3) Menganalisis tingkat efisiensi usaha pada agroindustri kerupuk singkong, dan (4) Merumuskan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan usaha agroindustri kerupuk singkong. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive pada sentra agroindustri kerupuk singkong di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu. Metode penentuan responden digunakan metode sensus yakni sebanyak 11 agroindustri. Sedangkan responden konsumen kerupuk singkong sebagai informasi pasar dengan metode sampling aksidental sebanyak 30 orang. Metode analisis data yang digunakan terdiri dari analisis nilai tambah, analisis biaya, penerimaan dan keuntungan, R/C ratio dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis usaha dan strategi pengembangan agroindustri kerupuk singkong di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu, maka agroindustri kerupuk singkong dari perhitungan dapat diketahui bahwa rata-rata nilai produksi yang diperoleh produsen kerupuk singkong sebesar Rp 4.478,98 per proses produksi. Rata-rata nilai tambah sebesar Rp 2.180 atau dengan rasio nilai tambah sebesar 48,67%. Imbalan tenaga kerja dari setiap kilogram ubi kayu menjadi kerupuk singkong sebesar Rp. 95,50 atau sebesar 4,48% dari nilai tambahnya. Sedangkan besarnya keuntungan rata-rata per produksi adalah Rp 2.084 per kilogram produksi atau dengan tingkat keuntungan sebesar 95,52% dari nilai tambahnya. Dalam satu kali proses produksi untuk ratarata kapasitas bahan baku yang digunakan sebanyak 311 kg membutuhkan ratarata total biaya sebesar Rp 906.000,00. Dari hasil penjualan, agroindustri kerupuk singkong memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.385.400,00 dengan rata-rata keuntungan sebesar Rp 479.300,00. Hasil analisis efisiensi usaha menunjukkan bahwa nilai R/C rasio sebesar 1,495 artinya agroindustri kerupuk singkong ini telah efisien dan menguntungkan serta mempunyai prospek penegembangan usaha yang cukup baik karena nilai R/C rasio >1. Strategi yang dapat diterapkan agroindustri kerupuk singkong dapat diketahui dari matrik posisi dan strategi agroindustri adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Sedangkan dari matrik SWOT dapat disusun alternatif-alternatif strategi yang harus dijalankan secara bersamaan dengan menggunakan strategi SO (Strength-Opportunities) dimana memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengahadapi dan menangkap peluang yang ada, strategi yang dapat digunakan antara lain meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produk, memperluas wilayah pemasaran, meningkatkan teknologi dan inovasi produk dan mempertahankan kepercayaan pemasok bahan baku. Dalam rangka menunjang pengembangan usaha agroindustri kerupuk singkong di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut: (1) Untuk meningkatkan daya saing terhadap produk kerupuk singkong maka perlu dilakukan peningkatan kualitas produk dengan menciptakan inovasi produk, penetapan standar kualitas produk kerupuk singkong, pemberian kemasan yang menarik dan merk produk. (2) Untuk meningkatkan volume penjualan produk perlu dilakukan diversifikasi produk, meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai media serta memperluas wilayah pemasaran produk. (3) Diperlukan adanya peningkatan kerjasama antara produsen dan pemerintah daerah setempat agar dapat memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada produsen untuk menumbuhkan motivasi dan inovasi serta diharapkan memberi bantuan peralatan yang lebih modern kepada produsen demi peningkatan pengembangan agroindustri kerupuk singkong.

English Abstract

The development of the Indonesian economy was influenced by agricultural sector and industrial sectors. Indonesias economic transformation process can be driven through the business transformation of these sectors, which required a balanced economic structure between a strong industrial sector and the agricultural potential of empowerment. Industrialization of agriculture can be developed through agroindustry sector which is a mix of agricultural and industrial sectors are mutually supportive in strengthening economic activities that play a role in the employment opportunities, diversification of agricultural products, gave added value and increase incomes. Development of agroindustry as a measure of agricultural industrialization is the right choice of strategy, because not only created conditions that mutual support between the power forward with the agriculture industry is powerful, but also form the integrity of the agricultural industry sector capable of delivering change through the absorption labor, increase and improvement of income distribution, increasing foreign exchange earnings and the state could encourage the emergence of new industries (Hanani et al , 2003). One of the agroindustries located in the Mojorejo Village, Junrejo District, Batu Tourism City is the cassava crackers agroindustry that uses cassava as the main raw material. Cassava crackers agroindustry are now a family business from generation to generation that still limited to small scale businesses. Development of cassava crackers agroindustry has the potential to be developed and able to absorb labor in relatively large quantities. In an effort to develop the necessary role of processing technology for agricultural products appropriate to develop a wide range of processed product quality, and expected to be competitive product. Constraints associated with the development of this industry supply continuity and quality of raw material obtained from outside the Batu Tourism City, except that the capital used in the implementation of this business in general is still derived from their own capital so limited and use the simple technology. Based on the above description, this study will examine some fundamental issues is: (1) How much added value gained agroindustry of cassava crackers, (2) How big is the profit was accepted by agroindustry of cassava crackers, (3) How far the level of efforts efficiency in the agroindustry of cassava crackers can be improved., and (4) What is appropriate development strategy for agroindustry of cassava crackers. The purpose of this study is: (1) Analyzing the added value in agroindustry of cassava crackers, (2) Analyzing the profit in agroindustry of cassava crackers, (3) Analyzing the level of efforts efficiency in agroindustry of cassava crackers and (4) Formulate appropriate strategies business development in agroindustry of cassava crackers. Determining the location of the research done on purpose (purposive) on cassava crackers agroindustry in the Mojorejo Village, Junrejo District, Batu Tourism City. The method to determine the respondents used a census method that is as much as 11 agroindustry. Meanwhile, consumer respondents cassava crackers as an information market with accidental sampling method as many as 30 people. Data Analysis Methods used in this study consist of added value analysis, cost analysis, revenue and profitability analysis, R/C ratio analysis and SWOT analysis. Based on the results of research on business analysis and development strategy of cassava crackers agroindustry in the Mojorejo Village, Junrejo District, Batu Tourism City, the cassava crackers agroindustry from the calculations can be seen that the average production value of the acquired producers of cassava crackers Rp 4,478.98 per production process . The average value of Rp 2,180 or the ratio of added value of 48.67%. Reward the labor of every kilogram of cassava into cassava crackers Rp. Amounting to 95.50 or 4.48% of value added. While the magnitude of the average profit per production is Rp 2,084 per kilogram of production or by a margin of 95.52% of the value added. In a single production process to an average capacity of raw materials used as much as 311 kg requires an average total cost amounting to Rp 906,000.00. Selling of cassava crackers to obtain revenue of Rp 1,385,400.00 with an average profit of Rp 479,300.00. Business efficiency analysis results show that the R/C ratio value of 1.495 means the agroindustry has been efficient and profitable and has good development prospects because of the value of R/C ratio >1. The strategy can be implemented by cassava crackers agroindustry can be known from the matrix position and strategy is a strategy that supports the policy of aggressive growth. While the SWOT matrix to the strategic alternatives that must be run simultaneously by using the strategy of SO (Strength-Opportunities), which harnesses the power possessed to deal with and capture the opportunities, strategies that can be used among others to improve the quality, quantity and continuity of products on the market , expand the areas of marketing, improve technology and product innovation and maintaining the trust of suppliers of raw materials. In order to support the businesses development of agroindustry in the Mojorejo Village, Junrejo District, Batu Tourism City, is necessary to note the following points: (1) To improve the competitiveness of cassava cracker product it is necessary to improve product quality by creating innovative products, setting standards of product quality cassava crackers, providing an attractive packaging and brand products. (2) To increase the sales volume of product necessary to diversify products, improve promotional activities through various media as well as expand the area of product marketing. (3) It is necessary to increase cooperation between local producers and local governments in order to provide guidance and counseling to the manufacturer for the motivation and innovation and is expected to provide assistance to more modern equipment manufacturers for the improvement of agroindustry development of cassava crackers.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/159/051103647
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 19 Mar 2012 09:03
Last Modified: 19 Apr 2022 02:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128664
[thumbnail of 051103647.pdf]
Preview
Text
051103647.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item