Efikasi Herbisida Ametrone 243/9 SL dan Siklat 160/90 SL Pada Gulma di Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Belum Menghasilkan

Setiastuti, Erma (2010) Efikasi Herbisida Ametrone 243/9 SL dan Siklat 160/90 SL Pada Gulma di Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Belum Menghasilkan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Didalam keberhasilan produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma. Gulma adalah tanaman sumber gangguan yang hidup di antara tanaman yang dibudidayakan dan aktivitas hidupnya menghambat pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalin gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan yang berkembang di Indonesia, sebagian besar diusahakan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat. Batang kakao sebagai penyangga tanaman bersifat dimorfisme yaitu tunas ortotrop dan tunas plagiotrop. Kedua jenis tunas tersebut memiliki beberapa perbedaan yaitu tangkai pada tunas ortotrop lebih panjang jika dibandingkan dengan tunas plagiotrop.. Pengendalian gulma pada kakao TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) umumnya harus dijaga agar bebas gulma karena keberadaan gulma pada tanaman kakao menjadi masalah pada saat TBM dibandingkan pada masa TM (Tanaman Menghasilkan). Oleh sebab itu pengendalian gulma pada pertanaman kakao perlu dilakukan secara intensif pada masa TBM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh formula herbisida dalam pengendalian gulma pada pertumbuhan tanaman kakao TBM dan untuk mengetahui efektivitas formula herbisida dari berbagai dosis percobaan. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Penggunaan herbisida dapat menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kakao muda. (2). Kandungan perbedaan formula bahan aktif pada herbisida akan berpengaruh pada gulma. Penelitian dilakukan di PTPN XII, Desa Bantaran, Kecamatan Bantaran Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Waktu pelaksanaan penelitian akan dimulai pada bulan Maret 2009 sampai Juli 2009. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sprayer knapsack semi automatic dan Nozel T-jet, gelas ukur, oven, timbangan analitik, meteran dan skit mat. Bahan yang digunakan adalah Kultivar (Semua klon/jenis kakao dengan umur tanaman yang seragam sampai berumur 1 tahun), perekat (Agristech) dan Herbisida yang diuji (Ametron 243/9 SL dan Siklat 160/90 SL). Rancangan Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 12 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali ulangan. Herbisida yang diuji dengan dosis : ½ A, 3/4 A, A, 1 ¼ A, 1½ A, dimana ”A” adalah dosis anjuran. Penyiangan secara manual, dilakukan secara periodik menurut cara yang dilakukan di lokasi setempat dan Kontrol adalah pembanding tanpa penyiangan dan perlakuan apapun. Perlakuan tersebut adalah : H0 = Kontrol, H1=Ametron, dengan dosis formulasi 1,0 l/ha (0,5 A), H2 = Ametron, dengan dosis formulasi 1,5 l/ha (0,75 A), H3 : Ametron, dengan dosis formulasi 2,0 l/ha (1 A), H4 = Ametron, dengan dosis formulasi 2,5 l/ha (1,25A), H5 = Ametron, dengan dosis formulasi 3,0 l/ha (1,5A), H6 = SIKLAT, dengan dosis formulasi 2 l/ha (0,5 A), H7 = SIKLAT, dengan dosis formulasi 3 l/ha (0,75 A), H8 = SIKLAT, dengan dosis formulasi 4 l/ha (1 A), H9 = SIKLAT, dengan dosis formulasi 5 l/ha (1,25 A). H10 = SIKLAT, dengan dosis formulasi 6 l/ha (1,5 A), H11=Disiang secara manual. Parameter yang diamati antara lain : berat basah dan barat kering gulma, Tinggi tanaman kakao, Jumlah daun, diameter batang kakao dan tingkat fitotoksisitas pada tanaman kakao. Aplikasi herbisida dilakukan dua kali yaitu pada waktu gulma tumbuh aktif pada masa vegetatif, dan aplikasi kedua adalah 1 minggu setelah aplikasi pertama. Analisis data dikerjakan dengan metode analisis ragam. Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut terhadap perbedaan nilai rata-rata pada taraf kepercayaan 5%. Secara umum, penggunaan herbisida Ametron 243/9 SL dan SIKLAT 160/90 SL dapat menurunkan SDR pada beberapa jenis gulma dominan. SDR yang diperoleh pada petak percobaan 1 bulan sebelum perlakuan diantaranya diperoleh gulma dominan Althenanthera sessilis (SDR = 20.08 %), Commelina diffusa (SDR = 13.74), Oplismenus hirtellus (SDR = 8.95 %), Ciperus killingia (SDR = 6.4%) dan SDR. Pada pengamatan gulma Althenanthera sessilis 1 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H4 (5.76) dan H7 (2.87 %), pada pengamatan 2 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H3 (24,37 %) dan H10 (15,79 %), sedangkan pada pengamatan ke 3 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H3 (7,13%) dan H7 (2.14 %). Pada pengamatan gulma Commelina diffusa 1 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H0 (1,42 %) dan pada H6, H7 terjadi kehilangan kemunculan gulma, pada pengamatan 2 BSA terjadi kehilangan munculnya gulma pada H1, H7, H8, H9 H10dan H11,sedangkan pada pengamatan ke 3 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H4 (2.17%) dan H7 (1,15 %). Pada pengamatan gulma Oplismenus hirtellus 1 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H4 (1,78 %) dan pada H7, H10 terjadi kehilangan kemunculan gulma, pada pengamatan 2 BSA terjadi kehilangan munculnya gulma pada H4, dan SDR terendah pada H7 (4,09 %), sedangkan pada pengamatan ke 3 BSA terjadi kehilangan munculnya gulma pada H3, H4 dan H6. Pada pengamatan gulma Ciperus killingia 1 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H0 (8,88 %) dan pada H11 ( 8,13 %), pada pengamatan 2 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H5 (5,52 %) dan H9 ( 5,11%), sedangkan pada pengamatan ke 3 BSA diperoleh SDR terendah pada perlakuan H2 (3.84 %) dan H9 (4,62%). Pada petak H6 (aplikasi SIKLAT 160/90 SL dengan dosis 2 l.ha-1), pengamatan bulan ke-1, 2 dan 3 menunjukkan bahwa, perlakuan H6 mampu menurunkan berat kering total gulma secara konstan dibandingkan dengan perlakuan dosis herbisida yang lainya. Hasil olah data menunjukkan dari semua parameter yang diamati (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Maka perlakuan aplikasi herbisida tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pada hasil pengamatan dan perhitungan fitotoksisitas herbisida Ametrone 243/9 SL terhadap tanaman kakao menunjukkan bahwa aplikasi tersebut tidak mempengaruhi atau meracuni tanaman kakao.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2010/37/051000419
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 05 Mar 2010 11:09
Last Modified: 18 Apr 2022 02:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128554
[thumbnail of 051000419.pdf]
Preview
Text
051000419.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item