Puspareny, Dewi Arie (2010) Pengaruh dosis dan lama pembenaman pupuk hijau orok-orok (Crotalaria juncea L.) pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai ialah jenis tanaman leguminoceae yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber protein nabati. berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) produksi kedelai tahun 2010 diperkirakan hanya 927,38 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 39,09 ribu ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Anonymous, 2010 b ). Oleh karena itu upaya peningkatan produksi kedelai di dalam negeri perlu mendapat perhatian dan sejalan dengan peningkatan kesadaran manusia akan dampak dari penggunaan pupuk anorganik, misalnya kesuburan tanah berkurang, kadar bahan organik rendah, dan sifat fisik dan kimia tanah rusak sehingga untuk peningkatan kesuburan tanah, daya tumbuh, dan produktivitas tanaman penggunaan pupuk anorganik makin dikurangi dan sebagai gantinya mulai digunakan pupuk hijau. Pupuk hijau ialah jenis pupuk organik yang berasal dari tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda, yang dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan organik dan unsur hara tanaman terutama unsur hara nitrogen. C. juncea L. ialah tanaman yang berpotensi sebagai pupuk hijau, karena tanaman C. juncea L. dapat menghasilkan biomassa dengan cepat, memiliki kandungan air dan nitrogen yang tinggi serta memiliki sistem perakaran yang dalam (Sutedjo, 2002). Pengaplikasian pupuk hijau ada dua cara yaitu dengan membenamkan dan dipakai sebagai mulsa. Aplikasi dengan pembenaman lebih efektif daripada dengan cara dimulsakan, karena dapat mengurangi terjadinya evaporasi pada bahan organik. Pembenaman pupuk hijau yang segar lebih baik daripada pembenaman pupuk hijau yang dicabut beberapa hari sebelum waktunya dibenamkan. Tujuan dari penelitian ini ialah 1) Mempelajari pengaruh dosis dan lama pembenaman pupuk hijau orok-orok ( C. juncea L.) pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai ( Glycine max L.), 2) Memperoleh dosis dan lama pembenaman pupuk hijau yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hipotesis dari penelitian ini ialah 1) Semakin tinggi dosis pupuk hijau C. juncea L. yang dibenamkan maka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses pembenaman, 2) Pemberian dosis pupuk hijau C. juncea L. 30 t ha -1 memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik pada tanaman kedelai, 3) Pembenaman C. juncea L. 3 minggu sebelum waktu tanam kedelai akan memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik pada tanaman kedelai. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Brawijaya desa Jatikerto, kecamatan Kromengan, kabupaten Kepanjen Malang, dengan ketinggian tempat ± 303 m dpl. Suhu minimum berkisar antara 18º C–21º C dan suhu maksimum berkisar antara 30º C–33º C. Curah hujan sekitar 100 mm/bln dengan pH tanah antara 6–6,2. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2008 hingga bulan Maret 2009. Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi cangkul, alat tugal, tali rafia, meteran, timbangan analitik, penggaris, oven, kamera dan Leaf Area Meter. Bahan yang digunakan meliputi benih tanaman kedelai varietas Sinabung, benih C. juncea L., pupuk Urea (45%N), SP-36 (36% P 2 O 5 ), KCl (60%K 2 O), furadan 3G dan Decis 2,5 EC. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial dan dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 ulangan. Faktor pertama ialah dosis pupuk hijau C. juncea L. (D) yang terdiri dari 3 taraf : 10 t ha -1 , 20 t ha -1 , dan 30 t ha -1 , faktor kedua ialah lama pembenaman C. juncea L. (H) yang terdiri dari 3 taraf : 2, 3 dan 4 minggu sebelum waktu tanam kedelai. Pengamatan pada pertumbuhan dan hasil kedelai dilakukan pada saat tanaman berumur 15, 30, 45, 60, 75 hst dan saat panen pada umur 102 hst. Pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun, luas daun (cm 2 ), indeks luas daun, bobot kering total tanaman (g tan -1 ) dan laju pertumbuhan tanaman (CGR). Pengamatan hasil meliputi jumlah polong isi, jumlah polong hampa, bobot 100 biji (g), hasil t ha -1 dan Indeks Panen. Data pengamatan yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5 % untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila hasilnya nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5 % untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara dosis dan lama pembenaman pupuk hijau C. juncea L. pada semua komponen pertumbuhan dan hasil. Kesimpulan yang bisa diperoleh, ialah : 1) Dekomposisi pupuk hijau C. juncea L. dosis rendah (10 t ha -1 ) dan tinggi (30 t ha -1 ) tidak memerlukan lama pembenaman yg berbeda, 2) Hasil biji tertinggi diperoleh pada perlakuan dosis pupuk hijau C. juncea L. 30 t ha -1 sebesar 2,56 t ha -1 atau lebih tinggi 5% dan 9% bila dibandingkan dengan dosis 20 t ha -1 dan 10 t ha -1 dan 3) Lama pembenaman C. juncea L. tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Saran yang diberikan berdasarkan penelitian ini ialah Dalam penanaman kedelai C. juncea L. dapat digunakan sebagai tambahan pupuk hijau untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang optimal.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2010/287/051003932 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 04 Jan 2011 09:59 |
Last Modified: | 18 Apr 2022 01:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128518 |
Preview |
Text
051003932.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |