Windarto, Yuli (2010) Pengaruh Mulsa Organik Pada Gulma Dan Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Varietas DETAM-1. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai hitam ialah tanaman semusim yang termasuk famili leguminosae. Kedelai hitam berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Produksi kedelai hitam sendiri sekitar 0,71 juta ton sedang total kebutuhan mencapai 2,02 juta ton (tahun 2004), sehingga dipenuhi dengan mengimpor 1,13 juta ton (Anonymous, 2009). Kandungan protein kedelai hitam sangat tinggi ± 45% dan memiliki peranan penting di dalam sektor industri, khususnya industri kecap. Kedelai hitam ialah bahan baku dalam pembuatan kecap. Dengan melihat berbagai manfaat dan keunggulan dari kedelai hitam, maka diperlukan peningkatan produksi dari kedelai hitam. Umumnya tanaman kedelai ditanam saat musim kemarau. Tanaman kedelai akan tumbuh dengan normal apabila kebutuhannya terpenuhi. Oleh karena itu, mulsa ialah salah satu dari teknik budidaya yang tepat diterapkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman kedelai tersebut.. Mulsa dari bahan organik mempunyai keuntungan ialah dapat diperoleh dengan mudah seperti limbah pertanian, dapat menurunkan temperatur tanah, menjaga kelembaban tanah, sebagai sarana konservasi tanah dengan menekan erosi, dapat menghambat tanaman penggangu dan dapat menambah bahan organik tanah. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini ialah : 1) Mempelajari pengaruh mulsa organik dalam menekan pertumbuhan gulma pada pertanaman kedelai hitam. 2) Mempelajari pengaruh mulsa organik pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam. Hipotesis yang diajukan ialah 1) Pemberian mulsa jerami, sekam dan paitan (Tithonia diversifolia) dapat menekan pertumbuhan gulma. 2) Pemberian mulsa jerami, sekam dan paitan (Tithonia diversifolia) dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. 3) Pemberian mulsa dengan ketebalan 5 cm dapat menekan pertumbuhan gulma lebih tinggi dibandingkan dengan ketebalan 2,5 cm. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2010 hingga bulan Juni 2010 di desa Dadaprejo, kecamatan Junrejo, kota Batu dengan ketinggian 560 m dpl. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah cangkul, timbangan analitik, oven, meteran, kamera, petak kuadran ukuran 50 cm x 50 cm, Soil Moisture Tester dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan yang digunakan meliputi benih kedelai hitam var Detam-1, mulsa jerami padi, mulsa sekam, mulsa paitan, pupuk anorganik (urea, SP-18, KCl) dan pestisida. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang diulang 3 kali. Perlakuannya meliputi : M0 = Tanpa Mulsa, M1 =Mulsa jerami padi dengan ketebalan 2,5 cm, M2 = Mulsa jerami padi dengan ketebalan 5 cm, M3 = Mulsa sekam padi dengan ketebalan 2,5 cm, M4 = Mulsa sekam padi dengan ketebalan 5 cm, M5 = Mulsa paitan dengan ketebalan 2,5 cm, M6 = Mulsa paitan dengan ketebalan 5 cm. Varibel pengamatan meliputi pengamatan gulma dan tanaman kedelai hitam. Variabel pengamatan pertumbuhan gulma dilakukan dengan analisis vegetasi dan menimbang bobot kering gulma. Analisis vegetasi dilaksanakan pada saat tanah belum diolah dan 30 hari setelah tanam. Variabel pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan secara destruktif dengan mengambil dua tanaman contoh untuk setiap perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 15, 30, 45, 60 dan 75 hari setelah tanam. Parameter pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun (ILD) dan bobot kering total tanaman. Parameter pengamatan hasil ialah jumlah polong/tanaman, jumlah biji/tanaman, bobot 100 biji dan hasil biji (ton ha-1). Selain itu juga dilakukan pengamatan lingkungan ialah temperatur tanah, kelembaban tanah, kadar air dan analisis tanah awal. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila hasilnya nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan pemberian mulsa organik yang berasal dari jerami padi, sekam padi dan paitan (Tithonia diversifolia) dapat mengendalikan gulma pada pertanaman kedelai hitam. Pada pengamatan umur 30 hari setelah tanam, perlakuan mulsa jerami dengan ketebalan 5 cm menghasilkan bobot kering gulma 17,80 g lebih rendah 81,03% dibandingkan perlakuan tanpa mulsa sebesar 93,83 g; 65,14% dibandingkan dengan perlakuan mulsa paitan ketebalan 2,5 cm sebesar 51,06 g; 62,26% dibandingkan dengan perlakuan mulsa sekam ketebalan 2,5 cm sebesar 47,16 g; 61,75% dibandingkan dengan perlakuan mulsa paitan ketebalan 5 cm sebesar 46,53 g; 60,73% dibandingkan dengan perlakuan mulsa jerami ketebalan 2,5 cm sebesar 45,33 g; 34,83% dibandingkan dengan perlakuan mulsa sekam ketebalan 5 cm sebesar 24 g. Untuk pengamatan komponen hasil, pemberian mulsa organik memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap bobot 100 biji dan hasil biji (ton ha-1). Perlakuan mulsa jerami dengan ketebalan 5 cm menunjukkan bobot 100 biji dan hasil (ton ha-1) sebesar 14,33 g dan 2,64 ton ha-1 lebih tinggi 17,94% dan 17,86% dari perlakuan tanpa mulsa sebesar 12,15 g dan 2,24 ton ha-1.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2010/286/051003931 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 04 Jan 2011 09:52 |
Last Modified: | 18 Apr 2022 01:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128517 |
Preview |
Text
051003931.pdf Download (8MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |