Ismail, Ferdinansyah (2010) Modal Sosial (Social Capital) dan Partisipasi Petani Tebu Dalam Pelaksanaan Kemitraan Dengan Pabrik Gula Kebon Agung (Studi Kasus di Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia memiliki sumberdaya alam yang potensial untuk mengembangkan sektor pertanian. Salah satu komoditas perkebunan yang telah dikembangkan sejak masa penjajahan Belanda adalah tebu (Saccharum officinarum). Kebutuhan gula dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sedangkan dari beberapa Pabrik Gula yang masih beroperasi, persoalan kurangnya pasokan bahan baku juga terus menggejala. Umumnya, kasus itu menimpa pabrik-pabrik gula di Pulau Jawa. Salah satu pemecahan dari masalah itu adalah dengan dilaksanakannya kemitraan antara petani tebu dengan Pabrik Gula. Kerjasama yang baik antara petani dan Pabrik Gula memungkinkan produksi mampu memenuhi kebutuhan gula. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik pula, dan tidak menguntungkan salah satu pihak saja. Hubungan yang baik antara dua pihak atau lebih itu biasa dikenal dengan istilah modal sosial (social capital). Pola kemitraan antara PG Kebonagung dan petani tebu pada dasarnya merupakan proyek sosial yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi PG Kebonagung ataupun bagi petani. PG Kebonagung mengadakan kemitraan dengan petani di Kelurahan Wonokoyo untuk memenuhi kebutuhan pabrik berupa tebu untuk bahan baku pembuatan gula. Sedangkan petani mengadakan kemitraan karena membutuhkan jasa penggilingan tebu, pinjaman sarana dan prasarana produksi, serta pembinaan dan teknologi yang disediakan oleh PG Kebonagung. Oleh karena itu kedua belah pihak saling bekerjasama dan masing-masing pihak memiliki tanggungjawab yang harus dipenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mendeskripsikan modal sosial (social capital) yang dimiliki petani dalam pelaksanaan kemitraan dengan PG. Kebonagung. 2) Mendeskripsikan tingkat partisipasi petani tebu dalam pelaksanaan kemitraan dengan PG. Kebonagung. 3) Mendeskripsikan hubungan modal sosial (social capital) yang dimiliki oleh petani tebu dengan tingkat partisipasi dalam pelaksanaan kemitraan antara petani tebu dan pihak pabrik gula Kebonagung. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (descriptive research). Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di kelurahan Wonokoyo kecamatan Kedungkandang kota Malang. Penentuan responden dilakukan dengan metode survey, dimana sampel diambil 50% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 30 responden. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan untuk mendeskripsikan modal sosial dan partisipasi adalah analisis deskriptif dan skoring. Sedangkan untuk menganalisis hubungan modal sosial dan partisipasi petani digunakan daftar tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial kelompok tani Ainul Hayat termasuk dalam kategori tinggi dengan skor 40,1 atau sebesar 89,11% dari skor maksimal. Hal ini didukung dengan indikator jaringan, ketaatan terhadap norma kemitraan, dan kepercayaan yang juga termasuk dalam kategori tinggi. Partisipasi petani terhadap program kemitraan PG. Kebonagung juga termasuk dalam kategori tinggi dengan skor 38,23 atau sebesar 79,65% dari skor maksimal. Sehingga terdapat kecenderungan hubungan antara modal sosial dengan partisipasi petani terhadap program kemitraan PG. Kebonagung. Rasa saling percaya mendorong kesadaran untuk menjalankan norma-norma kemitraan sehingga semakin baik kualitas modal sosial. Dengan baiknya kualitas modal sosial maka akan diikuti partisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan, bahkan dalam hal menikmati hasil. Sehingga semakin tinggi modal sosial akan mempengaruhi partisipasi petani untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan menikmati hasil. Berdasarkan penelitian diatas dapat disarankan bahwa perlunya upaya lebih inovatif untuk meningkatkan kesadaran petani dalam mematuhi peraturan. Karena meskipun terdapat sanksi, selama petani masih merasa untung petani lebih memilih untuk tidak melaksanakan teknologi PG. Kebongung. Sehingga hal ini akan menjaga jalannya kerjasama kemitraan yang terjalin agar dapat berjalan baik dengan prinsip saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
English Abstract
Indonesia have potential natural resources to develop agricultural sector. One of the plantation commodity which have been developed since a period of colonization of Dutch, that is sugar cane (Officinarum Saccharum). Requirement of sugar from year to year progressively mount along with increasing it is amount of resident. While from some sugar factory which still operate, problem is lack of raw material also continue symptom. Generally, that case become challenge to sugar factories in Java. One of the resolving of that problem is with implementation of partner between farmer of sugar cane with sugar factory. Good cooperation between sugar factory and farmer conducive to production can fulfill requirement of sugar. So that is needed by good cooperation also, and do not profit just one of the parties. good relation between two part or more that ordinary recognized with social capital term. Partner pattern between sugar factory of Kebonagung and farmers of sugar cane basically represent the project of social with aim to obtain get advantage to Kebonagung of sugar factory and or to farmers. Sugar factory of Kebonagung perform a partner with farmer in Sub-District of Wonokoyo to fulfill requirement of factory in the form of sugar cane for the raw material of making of sugar. While farmer perform a partner because requiring kibbling service of sugar cane, production facilities and basic facilities loan, and also technology and construction provided by sugar factory of Kebonagung. Therefore both parties each other working along and each part have obligations which must fulfill. Purpose of this research is : 1) describe social capital had by farmer in execution of partner with sugar factory of Kebonagung, 2) describe mount participation farmers of sugar cane in execution of partner with sugar factory of Kebonagung, 3) analize the relation of social capital had by farmer of sugar cane with participation in execution of partner between farmers of sugar cane and sugar factory of Kebonagung. Research type the used is descriptive research. Determination of research area done intentionally (purposive) in sub-district of Wonokoyo district of Kedungkandang town of Malang. Determination of responder done with method of survey, where sampel taken by 50% from amount of population that is counted 30 responder. Method which used in data collecting is through interview, observation, documentation. Method analyse data used for describe of social capital and participation is descriptive analysis and scoring. While to analyse relation of social capital and farmer participation used by list of tables. Result of research indicate that social capital of farmer group of "Ainul Hayat" is included in high category with score 40,1 or equal to 89,11% from maximal score. This matter supported with network indicator, adherence to partner norm, and trust which also the included in high category. Farmer participation to partner program of sugar factory of Kebonagung also the included in high category with score 38,23 or equal to 79,65% from maximal score. So that there are tendency of relation between social capital with farmer participation to partner program of sugar factory of Kebonagung. Feel each other trusting to push awareness to run partner norms so that progressively goodness of quality of social capital. Decently the quality of social capital hence will follow by participation in the plan and execution, even in the case of enjoying result. So that social capital excelsior will influence farmer participation to got mixed up with planning, execution, and enjoy result. Pursuant to research above can be suggested that the importance of effort more inovatif to increase awareness of farmer in obeying the regulations. Because though there are sanction, during farmer still feel more opting farmer profit not order to execute technology of sugar factory of Kebongung. So that this matter will take care of the way partner cooperation which intertwin to be can work well with principle is each other both parties.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2010/252/051100098 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 31 Jan 2011 10:47 |
Last Modified: | 14 Apr 2022 07:03 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128487 |
Preview |
Text
051100098.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |