Potensi Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos) sebagai Fungisida Nabati Untuk Pengendalian Penyakit Antraknose (Colletotrichum capsici) Pada Cabai Besar(Capsicum annum L.)

Kurniawati, Yeni Dwi (2009) Potensi Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos) sebagai Fungisida Nabati Untuk Pengendalian Penyakit Antraknose (Colletotrichum capsici) Pada Cabai Besar(Capsicum annum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Cabai merupakan salah satu sayuran yang penting. Tanaman yang dibudidayakan umumnya tidak pernah bebas dari gangguan patogen penyebab penyakit yang dapat menimbulkan kerugian besar seperti halnya pada tanaman cabai. Penyakit antraknose yang disebabkan oleh Colletotricum capsici merupakan penyakit pada tanaman cabai yang merusak hingga mencapai 5%- 65%, dan dapat menyebabkan gejala damping off pada awal atau setelah panen, bercak-bercak pada daun, gugurnya buah-buah sebelum masak, mumifikasi pada buah-buah sebelum masak serta busuk buah Sebagian besar fungisida sintetis digunakan untuk mengendalikan jamur patogen penyebab penyakit pada tanaman-tanaman pertanian. Seperti senyawa kimia yang dapat bersifat persisten atau polusi bagi lingkungan sekitar. Sebagian kerjanya atau mekanismenya beresiko tinggi terhadap kesehatan dan beracun terhadap organisme non-target. Fungisida-fungisida sintetis dilaporkan bersifat karsinogen dan beracun bagi tanaman. Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode pengendalian alternatif yang bersifat alami dan aman untuk mengendalikan pertumbuah jamur patogen, seperti penggunaan ekstrak daun maja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun maja terhadap pertumbuhan jamur C . capsici dan pada konsentrasi berapa ekstrak daun maja yang mampu mengendalikan penyakit antraknose ( C . capsici ) pada cabai merah besar ( Capsicum annum L.). Penelitian ini terdiri dari 2 tahapan yang dilakukan di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian tahap pertama adalah menguji potensi ekstrak daun maja terhadap pertumbuhan jamur C. capsici secara in vitro pada cawan Petri, dan tahap yang kedua adalah menguji potensi ekstrak daun maja terhadap perkembangan penyakit antraknose secara in vivo pada buah cabai. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 95% apabila diperoleh data yang berbeda nyata. Hasil penelitian secara in vitro pada cawan Petri menunjukkan bahwa pada perlakuan ekstrak daun maja dengan konsentrasi 4 gr/l memiliki lebar diameter koloni terkecil dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi ekstrak yang lain, yaitu 6,79 cm dan memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan jamur C . capsici tertinggi, yaitu sebesar 22,17%. Hasil penelitian secara in vivo pada buah cabai merah besar menunjukkan bahwa pada perlakuan ekstrak daun maja dengan konsentrasi 3 gr/l, 3,5 gr/l dan 4 gr/l memiliki kemampuan yang sama dalam memperpanjang masa inkubasi penyakit antraknose terlama dalam memunculkan gejala, yaitu 7 hari.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/91/050901338
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 05 May 2009 10:29
Last Modified: 13 Apr 2022 07:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128390
[thumbnail of 050901338.pdf]
Preview
Text
050901338.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item