Sofiyana, Izmi (2009) Respon Pertumbuhan Dan Produktivitas 10 Klon Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Pada Keprasan Pertama. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tebu ialah salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Gula juga salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan sumber kalori yang relatif murah. Meningkatnya konsumsi gula dari tahun ke tahun disebabkan oleh pertambahan penduduk dan bertambahnya industri yang memerlukan bahan baku berupa gula. Sedangkan rata-rata produktivitas usahatani tebu Indonesia dinilai masih rendah, sekitar 82 ton ha-1. Rendahnya produktivitas tersebut berkaitan dengan berbagai faktor seperti sebagian besar lahan tebu adalah lahan tegalan dan sekitar 60 % - 70 % merupakan tanaman keprasan. Tanaman tebu keprasan dapat didefinisikan sebagai budidaya pertumbuhan setelah panen tanaman tebu pertama dilakukan, walaupun hal itu tidak harus melalui pembenihan. Pada dasarnya tanaman keprasan adalah pertumbuhan lanjutan dari tanaman awal (Hunsigi, 1993). Pengembangan pola tanaman keprasan pada tebu di lahan kering secara nyata dapat menurunkan biaya persiapan lahan, penyiapan bibit, dan tanam, serta memberikan cara praktis dalam budidaya tebu. Tetapi tebu keprasan juga berdampak pada penurunan produktivitas gula. Selain itu, tanaman tebu keprasan dapat memicu peningkatan hama dan penyakit tanaman, rendahnya pemanfaatan penggunaan nutrisi. Secara umum, hasil tebu keprasan akan cenderung semakin menurun dengan tingkat kualitas kandungan cairan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari tebu pertama. Daya kepras dapat ditingkatkan dengan menerapkan seleksi langsung terhadap genotip yang mempunyai produktivitas tanaman keprasan yang tinggi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan antara lain : 1) untuk mempelajari pengaruh keprasan pertama pada pertumbuhan dan produktivitas 10 klon tanaman tebu, 2) untuk mendapatkan klon tebu yang tahan kepras. Hipotesis yang diajukan ialah terdapat perbedaan pengaruh keprasan pada pertumbuhan dan produktivitas 10 klon tanaman tebu Penelitian dilaksanakan di Kebun Kejobo, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan mulai bulan Desember 2007 sampai dengan Juli 2008. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah jangka sorong, penggaris, meteran kayu, kertas label, pisau kepras, timbangan, timbangan analitik, pipet, erlenmeyer 300 ml, stopwatch, tabung gelas penampung filtrat, labu takar 100 ml, gelas ukur 10 ml, tabel hubungan gula inver, kantong semen, oven. Bahan tanam yang digunakan diantaranya klon tebu hasil seleksi pertumbuhan cepat pada kebun koleksi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Untuk pengamatan kadar gula bahan bahan yang digunakan diantaranya larutan Luff, larutan H2O 25ml, larutan HCl p.a. 1 ml, larutan Aluminium sulfat 5 ml, larutan NaOH 5 ml, aquadest, larutan KI 20 % 7,5 ml, larutan H2SO4 25 % 15 ml, dan untuk titrasi menggunakan Na Thio Sulfat 0,1 N. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sederhana, perlakuan adalah 10 klon tebu yang dikepras dan diulang tiga kali, sehingga diperoleh 30 petak perlakuan. Adapun perlakuan tersebut meliputi 1) PS 98-1131; 2) PS 98-1169; 3) PS 98-1214; 4) PS 98-1232; 5) PS 98-1241; 6) PS 98-1284; 7) PS 98-1298; 8) PS 98-1315; 9) PS 851 (kontrol); 10) PSCO 902 (kontrol). Pengamatan meliputi pertumbuhan tanaman tebu dan perbandingan tebu tanaman pertama dengan tebu tanaman keprasan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada umur 1, 2, 3, 4, 5, 6 bsk (bulan setelah kepras). Parameter pengamatan meliputi jumlah Gap, jumlah batang, jumlah rumpun, diameter batang, tinggi tanaman, persentase serangan hama dan penyakit tanaman, bobot basah batang, bobot kering batang, dan hasil produksi yang meliputi kadar gula total, berat tebu per hektar, dan produktivitas tebu per hektar. Sedangkan perbandingan tebu tanaman pertama dan tebu tanaman keprasan meliputi jumlah batang, jumlah rumpun, tinggi tanaman, diameter batang, persentase serangan hama dan penyakit tanaman dan hasil produksi yang meliputi kadar gula total, berat tebu per hektar, dan produktivitas tebu per hektar. Kriteria tebu tahan kepras ialah pertumbuhan tebu keprasannya diatas 80 % dari tebu pertama. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf nyata (p = 0,05) dan untuk mengetahui perbedaan antar klon dilakukan dengan uji Duncan pada taraf nyata (α = 0,05). Sedangkan untuk memperoleh tanaman tebu yang tahan kepras menggunakan metode perbandingan data tanaman pertama dengan data tanaman keprasan. syarat tanaman yang tahan kepras ialah data tanaman keprasan pertumbuhannya diatas 80 % dari tebu pertama Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon PS 98-1131, PS 98-1169 dan PS 851 ialah beberapa klon yang memiliki respon pertumbuhan yang baik setelah pengeprasan, dan klon PS 98-1131, PS 98-1169, PS 98-1214, PS 98-1241, PS 98-1284, PS 98-1298, PS 851 dan PSCO 902 memiliki pertumbuhan dan produktivitas diatas 80 % dari tebu tanaman pertama. Hama yang menyerang tanaman tebu ialah penggerek pucuk dan penggerek batang, sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman tebu ialah penyakit mosaik.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2009/57/050900668 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 13 Mar 2009 09:49 |
Last Modified: | 13 Apr 2022 03:59 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128355 |
Preview |
Text
050900668.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |