Respons Pertumbuhan Tunas Alocasia sp. Pada Berbagai Jumlah Mata Tunas dan Konsentrasi GA3.

Purniawati, Ria (2009) Respons Pertumbuhan Tunas Alocasia sp. Pada Berbagai Jumlah Mata Tunas dan Konsentrasi GA3. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Alokasia ialah salah satu tanaman hias daun yang banyak menjadi pilihan para pecinta tanaman yang ditunjukkan dengan permintaan yang cukup tinggi. Permintaan alokasia di Arace Flora, Bogor mencapai 500 sampai 1000 tanaman tiap bulan (Evi, 2008). Hal tersebut menjadikan penyediaan bibit alokasia dalam waktu yang relatif singkat perlu dilakukan. Perbanyakan dengan pembelahan umbi menjadi pilihan untuk mengatasi kondisi tersebut, kerena teknik pelaksanaannya cukup mudah serta dalam waktu relatif singkat dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah yang banyak (Anonymous, 2007c). Pembelahan umbi berkaitan dengan jumlah mata tunas yang terdapat pada umbi tersebut, jumlah mata tunas yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal. Perbanyakan tanaman melalui umbi terkendala oleh dormansi mata tunas yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tunas. Hal tersebut menjadikan pemberian GA3 yang berperan dalam mempercepat pemecahan dormansi pada biji dan mata tunas perlu dilakukan. Pengaplikasian GA3 pada perbanyakan tanaman harus memperhatikan konsentrasi, karena konsentrasi yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah tidak memberikan pengaruh yang efektif bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah mata tunas alokasia dan konsentrasi GA3 yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan tunas alokasia. Hipotesis yang diajukan dari penelitian ini ialah (1) terdapat interaksi antara perlakuan konsentrasi GA3 dengan jumlah mata tunas, (2) konsentrasi GA3 15 ppm mampu mempercepat pertumbuhan tunas alokasia, dan (3) perlakuan 3 mata tunas memberikan respons pertumbuhan tunas yang lebih cepat. Penelitian dilaksanakan pada media dalam gelas plastik di Rumah Bunga Widya, Desa Beji, Malang dengan ketinggian 600 m dpl dan suhu rata-rata 22-24oC pada bulan Juli sampai Desember 2008. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah umbi Alocasia sp., fungisida Antracol 70 WP, alkohol 70 % dan GA3 40%. Alat yang digunakan ialah penggaris, jangka sorong, pisau, gelas plastik berdiameter 6,5 cm, bak plastik, dan kertas koran. Percobaan dilakukan dengan mengunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK Faktorial) dengan 2 faktor. Faktor pertama konsentrasi GA3 dengan 4 taraf (0, 5, 10, dan 15 ppm) dan faktor kedua jumlah mata tunas (T) dengan 3 taraf (1, 2 dan 3) sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Percobaan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 36 satuan percobaan dimana setiap satuan percobaan terdiri dari 8 bahan tanam, dengan demikian jumlah tanaman secara keseluruhan adalah 288 tanaman. Pengamatan dilakukan secara non destruktif terhadap seluruh populasi dan destruktif pada sampel tanaman yang dipilih secara acak. Pengamatan non destruktif dilakukan setiap dua minggu mulai umur 4 mst (minggu setelah tanam) dan pengamatan destruktif dilakukan pada saat akhir pengamatan (umur 20 minggu setelah tanam). Parameter pengamatan meliputi waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, waktu muncul daun, jumlah daun, persentase tunas tumbuh, jumlah akar, dan panjang akar. Analisis data hasil pengamatan dilakukan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf kesalahan 5%, dan jika terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji Beda NyataTerkecil (BNT) dengan taraf kesalahan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat interaksi antara konsentrasi GA3 dengan jumlah mata tunas terhadap panjang tunas pada umur 10-14 mst dan jumlah daun pada umur 9-13 mst. Perlakuan konsentrasi GA3 0, 5 dan 15 ppm direspons yang sama pada perlakuan 1, 2 dan 3 mata tunas terhadap variabel panjang tunas dan jumlah daun. Konsentrasi GA310 ppm direspons baik oleh perlakuan 3 mata tunas (G3T3) menghasilkan tunas terpanjang pada umur 10, 12 dan 14 mst serta jumlah daun terbanyak pada umur 9, 11 dan 13 mst. Pada perlakuan konsentrasi GA3 menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap seluruh variabel pengamatan. Konsetrasi GA3 10 ppm menghasilkan pertumbuhan tunas yang lebih baik daripada perlakuan 0, 5 dan 15 ppm. Sedangkan pada perlakuan jumlah mata tunas menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada variabel waktu muncul tunas, jumlah tunas, persentase tunas tumbuh, dan panjang akar. Pembelahan umbi dengan 3 mata tunas menghasilkan waktu muncul tunas 2,14 minggu lebih cepat, jumlah tunas 3,08 buah lebih banyak, persentase tumbuh 14,58 % lebih tinggi, dan panjang akar 2,05 cm lebih panjang dibandingkan perlakuan 1 mata tunas.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/48/050900659
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 13 Mar 2009 10:41
Last Modified: 13 Apr 2022 03:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128346
[thumbnail of 050900659.pdf]
Preview
Text
050900659.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item