Prioritas Pembangunan Pertanian di Kota Batu

Avidiani, Sri Mara (2009) Prioritas Pembangunan Pertanian di Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Diterapkannya otonomi daerah di Indonesia bedasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menjadikan suatu daerah lebih leluasa untuk mengatur dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki guna mendukung pelaksanaan pembangunan. Kota Batu juga mempunyai hak yang sama dengan daerah lain untuk memajukan perekonomian wilayah serta meningkatkan tingkat kemakmuran masyarakatnya. Dilihat dari segi potensi dan ekonomi, sektor pertanian layak menjadi sektor andalan (leading sektor) dalam pembangunan daerah di Kota Batu. Tetapi pelaksanaan program perencanaan pembangunan di Kota Batu, khususnya perencanaan pembangunan pertanian dapat dikatakan kurang begitu optimal. Dimana tidak terdapat informasi mengenai keunggulan dari beberapa sub-sektor pertanian yang strategis sebagai penunjang pembangunan pertanian, juga ditambah dengan kurangnya informasi yang lengkap dan komprehensif mengenai potensi komoditas pertanian di masingmasing daerah pada sub-sektor strategis tersebut. Dengan analisis Multi Kriteria, Location Qoutient (LQ) dan pemetaan wilayah dengan Sistem Informasi Geografi dapat memberikan alternatif tentang prioritas pembangunan pertanian berdasarkan kontribusi komoditas pertanian terhadap ekonomi wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sub-sektor kunci pada sektor pertanian yang mampu menjadi prioritas dalam pembangunan pertanian di Kota Batu, mengetahui potensi komoditas pertanian pada masing-masing daerah desa/kelurahan di Kota Batu dan membuat suatu pemetaan potensi komoditas dari sub-sektor kunci pada sektor pertanian di Kota Batu. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diperoleh dari data tertulis dari Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA), Badan Pusat Statistik, dan Dinas Pertanian Kota Batu. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan analisis Multi Kriteria yang bertujuan untuk mengetahui sub-sektor kunci pada sektor pertanian, di mana dalam analisis ini menggunakan tiga kriteria, yaitu nilai produksi total, penyerapan tenaga kerja dan tingkat pemanfaatan lahan. Analisis Location Qoutient (LQ) digunakan untuk mengetahui potensi komoditas pertanian pada masing-masing daerah desa/kelurahan di Kota Batu. Selanjutnya untuk pemetaan potensi komoditas pertanian di masing-masing daerah pada sub-sektor kunci digunakan Sistem Informasi Geografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai produksi total tertinggi pada sektor pertanian di Kota Batu pada tahun 2005 adalah pada sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura yaitu sebesar 98,29 persen. Penyerapan tenaga kerja terbanyak pada sektor pertanian di Kota Batu pada tahun 2005 adalah sub-sektor perikanan yaitu sebesar 24,37 persen. Tingkat efektivitas penggunaan lahan di Kota Batu pada tahun 2005 adalah sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura yaitu sebesar 31,56. Hasil penentuan sub-sektor kunci pada sektor pertanian dengan analisis Multi Kriteria di Kota Batu pada kurun waktu tahun 2005 adalah sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura. Sub-sektor ini mempunyai nilai tertinngi pada dua kriteria dari tiga kriteria yang diajukan yaitu nilai produksi total dan tingkat efektivitas penggunaan lahan. Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura, peternakan serta perikanan masih tergolong fluktuatif di masing-masing daerah yaitu bernilai lebih dari 1 (LQ > 1), sama dengan 1 (LQ = 1) atau masih di bawah 1 (LQ <1). Sedangkan sub-sektor perkebunan menunjukkan rata-rata nilai LQ masih di bawah 1. Hal tersebut menunjukkan telah terjadi pengelompokkan wilayah pada beberapa sub-sektor. Sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura lebih memusat pada Kecamatan Bumiaji. Sedangkan sub-sektor peternakan dan perikanan lebih memusat pada Kecamatan Junrejo dan Batu. Pemetaan potensi komoditas dari sub-sektor kunci pada sektor pertanian di Kota Batu menunjukkan bahwa Desa Tulungrejo mempunyai potensi komoditas tertinggi karena dari keseluruhan komoditas pada sub-sektor kunci terdapat dua puluh empat komoditas yang mempunyai potensi produktivitas sangat baik, yaitu tanaman jeruk, kentang, kubis, sawi, bawang merah, bawang putih, tomat, brokoli, prei, kapri, mawar potong, krisan potong, gladiol, diffenbachia, calatea, ekor tupai, kaktus, melati air, mawar, spatiplylium, palem wregu, cemara kipas, portulaca dan lili paris. Kelurahan Songgokerto mempunyai potensi komoditas terendah karena dari keseluruhan komoditas pada sub-sektor kunci hanya terdapat satu komoditas yang mempunyai potensi produktivitas sangat baik, yaitu tanaman Spatiplylium.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/4/050900226
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 19 Feb 2009 11:09
Last Modified: 13 Apr 2022 02:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128337
[thumbnail of 050900226.pdf]
Preview
Text
050900226.pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item