Dampak Lumpur Lapindo Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Kangkung (Ipomoea reptans)

Budihani, Kurnia (2009) Dampak Lumpur Lapindo Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Kangkung (Ipomoea reptans). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kangkung darat (Ipomoea reptans) ialah tanaman yang mudah dibudidayakan. Tanaman ini memiliki sifat khusus, yaitu dapat menyerap logam berat yang terkandung pada media tumbuhnya sehingga memiliki toleransi terhadap lingkungan tercemar. Berdasarkan survey di daerah sekitar penampungan semburan lumpur Lapindo, terdapat lahan dengan permukaan tanah yang tertimbun oleh luberan lumpur Lapindo. Semburan lumpur tersebut telah membawa dampak terendamnya 471 ha areal pemukiman, lahan pertanian, dan industri serta lahan persawahan lainnya. Sektor pertanian merupakan salah satu yang menderita kerugian akibat luapan lumpur Lapindo. Lahan pertanian di sekitar lokasi semburan merupakan salah satu yang mengalami dampak langsung luapan lumpur. Lahan luberan lumpur Lapindo ditumbuhi oleh vegetasi rumput dan kangkung. Kangkung ialah tanaman yang mampu bertahan daripada tanaman lainnya. Apabila dibandingkan dengan tanaman lain yang memiliki toleransi terhadap penyerapan logam berat, kangkung mempunyai potensi untuk dikonsumsi. Penggunaan limbah dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Namun dari limbah tersebut harus diketahui keamanan pangan dari tanaman yang dibudidayakan. Lumpur Lapindo mengandung unsur-unsur logam berat karena berasal dari kegiatan vulkanik pada kerak bumi. Logam berat yang mendominasi lumpur Lapindo ialah Pb, Cu dan Mn sehingga dapat digunakan sebagai indikator keamanan pangan kangkung yang ditanam pada tanah yang tercemar lumpur Lapindo. Percobaan ini dilakukan dengan memanfaatkan lumpur Lapindo yang terbuang sehingga dapat diketahui kualitas kangkung darat. Keamanan pangan kangkung dilihat dari banyaknya logam berat yang diserap, yaitu logam Pb, Cu dan Mn. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi lumpur Lapindo murni untuk pertumbuhan kangkung darat, mengetahui cara memanfaatkan lumpur Lapindo menjadi media tumbuh tanaman kangkung darat dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kualitas kangkung darat. Hipotesisnya ialah: lumpur Lapindo murni dapat digunakan untuk pertumbuhan kangkung darat, pemanfaatan lumpur Lapindo melalui pencampuran dengan tanah pada prosentase tertentu akan menghasilkan pertumbuhan kangkung darat dengan parameter pertumbuhan yang lebih tinggi daripada dengan media tanah dan penggunaan campuran media tanam sesuai perlakuan akan menimbulkan dampak pada pertumbuhan dan kualitas kangkung darat. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2008 sampai dengan Januari 2009. Penelitian dilaksanakan dengan mengambil tempat di Gempol kabupaten Pasuruan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu; L1=0% lumpur Lapindo+100% tanah entisol, L2=15% lumpur Lapindo+85% tanah entisol, L3=30% lumpur Lapindo+70% tanah entisol, L4=45% lumpur Lapindo+55% tanah entisol, L5=60% lumpur Lapindo+40% tanah entisol, L6=75% lumpur Lapindo+25% tanah entisol dan L7=100% lumpur Lapindo+0% tanah entisol. Tiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga didapatkan 28 satuan percobaan. Setiap satuan bak percobaan memiliki jarak tanam 10 x 10 cm terdiri dari 21 lubang tanam dengan 2 tanaman per lubang, sehingga keseluruhan tanaman ialah 1176 tanaman. Pengamatan ialah destruktif, antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah kangkung, berat kering oven, luas daun, berat akar dan kadar khlorofil daun. Kandungan logam berat pada tanaman kangkung diperoleh dari analisa tanaman pada saat panen. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (uji F hitung) pada taraf 5 % untuk mengetahui adanya pengaruh antar perlakuan. Apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan 5 %. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyata pada semua parameter. Lumpur Lapindo murni memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan kangkung darat. Lumpur Lapindo masih dapat dimanfaatkan untuk media tanam kangkung bila ditambah 70% tanah entisol dengan 30% lumpur Lapindo. Kualitas kangkung yang ditanam pada lumpur Lapindo berbahaya karena kadar Cu lebih tinggi daripada ambang batasnya. Oleh karena itu, pemanfaatan lumpur Lapindo sebagai media tanam perlu diikuti dengan usaha lain untuk menurunkan kelarutan logam dengan cara mengalirkan lumpur Lapindo sejauh 2 km dan tidak mengikutkan bagian batang dan akar untuk dikonsumsi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/310/050903658
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 25 Jan 2010 09:43
Last Modified: 13 Apr 2022 02:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128312
[thumbnail of 050903658.pdf]
Preview
Text
050903658.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item