Penentuan Sektor Kunci Pembangunan Pertanian Indonesia: Pendekatan Input Output Nasional 2005

Wibisono, Reza (2009) Penentuan Sektor Kunci Pembangunan Pertanian Indonesia: Pendekatan Input Output Nasional 2005. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penentuan sektor kunci pembangunan pertanian penting untuk dilakukan walaupun pertanian memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional hanya sebesar 13,01% dibandingkan dengan sektor lain seperti sektor industri pengolahan sebesar 27,12% dan sektor perdagangan sebesar 15,06%, namun sektor pertanian penting untuk ketahanan pangan dan penyedia bahan baku industri (Departemen pertanian, 2006). Disamping itu dari luas daratan Indonesia sekitar 192 juta Ha, sebesar 53,13 % difungsikan sebagai lahan pertanian dengan tenaga kerja sebesar 43,3% bekerja di lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Berdasarkan potensi yang dimiliki maka sektor pertanian dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan produk domestik bruto (PDB), maka perlu diidentifikasi sektor kunci yang terdapat didalam lima subsektor besar pertanian yaitu tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Berdasar latar belakang tersebut, peneliti mencoba menelaah pembangunan pertanian indonesia melalui identifikasi sektor kunci pertanian di Indonesia dimana akan diperoleh alternatif pertimbangan kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah. mengingat keterbatasan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) yang dimiliki pemerintah maka penting untuk membuat suatu perencanaan kebijakan ekonomi. Penelitian ini menggunakan analisis input-output nasional tahun 2005 untuk melihat keterkaitan peran masing-masing sektor produksi dari sektor pertanian dalam merencanakan pembangunan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan kebelakang sektor pertanian (tanaman pangan, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan), menganalisis Keterkaitan kedepan sektor pertanian, menganalisis sektor yang memiliki potensi menjadi kunci pembangunan pertanian Indonesia. Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada analisis keterkaitan antar sektor produksi dari sektor pertanian dengan menggunakan tabel inputoutput nasional tahun 2005. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel input output total atas dasar harga produsen 175 x 175 sektor yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor kunci yang dimiliki Indonesia pada periode tahun yangm bersangkutan. Perolehan data dilakukan dengan cara melakukan pengambilan data melalui instansi-instansi yang terkait dengan penelitian yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis keterkaitan sektoral, baik keterkaitan kedepan ( forward linkage ) maupun kebelakang ( backward linkage ) dengan menggunakan matriks pengganda sebagai dasarnya yang diturunkan dari matriks kebalikan pengurangan matriks identitas dengan matriks koefisien teknis tabel input output transaksi total atas dasar harga produsen 175 x 175 sektor. Dengan tujuan untuk menyusun perencanaan pembangunan pertanian Indonesia, maka pengertian sektor kunci yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu terbatas pada sektor pertanian yang terdiri dari 34 sektor produksi yang memiliki sektor-sektor produksi dengan keterkaitan sektoral yang tinggi. Berdasarkan Tingkat dampak keterkaitan kedepan dan tingkat dampak keterkaitan kebelakang, sektor produksi dari sektor pertanian Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam 4 kuadran, sebagai berikut: 1) Kuadran I adalah sektor produksi yang mempunyai keterkaitan kebelakang dan keterkaitan kedepan yang relatif tinggi (di atas rata-rata sektor pertanian) disebut sebagai sektor kunci 2) Kuadran II adalah sektor produksi yang mempunyai keterkaitan kebelakang yang tinggi (di atas rata-rata sektor pertanian), tetapi keterkaitan kedepannya rendah (di bawah rata-rata sektor pertanian) 3) Kuadran III adalah sektor produksi yang mempunyai keterkaitan kedepan yang tinggi (di atas rata-rata sektor pertanian), tetapi keterkaitan kebelakangnya rendah (di bawah rata-rata sektor pertanian) 4) Kuadran IV adalah sektor produksi yang mempunyai keterkaitan kebelakang dan keterkaitan kedepan yang relatif rendah (di bawah rata-rata sektor pertanian) Berdasarkan pemetaan sektor produksi pada tahun 2005 terdapat tujuh sektor produksi yang terletak di kuadran I yang merupakan sektor kunci pada tahun 2005. karena memiliki nilai diatas rata-rata keterkaitan seluruh sektor pertanian 0,8200 untuk keterkaitan kebelakang dan 0,9170 untuk keterkaitan kedepan. Satu sektor produksi dari subsektor tanaman pangan yaitu padi yang memiliki nilai BL 0,8166 dan FL 1,509, empat sektor dari subsektor perkebunan yaitu karet dengan nilai BL 0,8864 dan FL 1,475, tebu dengan nilai BL 0,8609 dan FL 1,3545, kelapa sawit dengan nilai BL 0,9192 dan FL 0,9975 dan tanaman perkebunan lainnya yang memiliki nilai BL 1,0079 dan FL 0,9463. dua sektor produksi dari subsektor peternakan yaitu ternak dan hasil-hasilnya kecuali susu segar dengan nilai BL 0,8530 dan FL 1,163, dan Unggas dan hasil-hasilnya dengan nilai BL 1,0370 dan FL 1,0801. Berdasarkan pemetaan sektor produksi pada tahun 2005, terdapat beberapa sektor yang bukan sektor kunci namun memiliki potensi untuk dikembangkan: 1) kuadran II Tembakau, Kopi, Hasil pertanian lainnya, susu segar, hasil peternakan lainnya, dan udang yang memiliki nilai keterkaitan kebelakang diatas rata-rata keterkaitan kebelakang seluruh sektor pertanian namun keterkaitan kedepannya dibaw ah rata-rata 2) kuadran III Jagung, Buah-buahan, kelapa, kayu, perikanan laut dan hasil-hasilnya, dan jasa pertanian yang memiliki nilai keterkaitan kebelakang dibawah rata-rata namun keterkaitan kedepannya distas rata-rata keterkaitan kedepan seluruh sektor pertanian Melalui penelitian terhadap hubungan keterkaitan sektoral ini dapat diketahui ketangguhan suatu sektor dalam mempengaruhi sektor lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam perekonomian Indonesia. Dan melalui penelitian ini telah terbukti bahwa sektor pertanian mampu menjadi leading sector pembangunan nasional, diperlihatkan oleh kestabilan masing-masing sektornya dalam menghadapi masa krisis. Dengan adanya kecenderungan ekspansi produksi sektor kunci maka secara otomatis mekanisme peningkatan produksi sektor-sektor usaha yang berkaitan dengan sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan akan berjalan. Hubungan transaksi yang sudah terjalin erat (ditandai dengan tinggi jumlah transaksi) antar sektor-sektor usaha dengan sektor kunci tersebut akan segera bereaksi positif terhadap ekspansi tersebut, yang ditunjukkan dengan peningkatan produksi sektor-sektor usaha terkait. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki analisis IO maka sektor kunci ini tidak dapat digunakan sebagai pertimbangan kebijakan jangka panjang. Oleh karena itu pembangunan pertanian tidak bisa menggantungkan pada sektor perkebunan (karet,tebu,kelapa sawit dan tanaman perkebunan lainnya) dan sektor peternakan secara terus-menerus namun justru harus menumbuhkembangkan potensi sektor lainnya, sehingga sektor pertanian kelak bisa menjadi sektor kunci pembangunan nasional secara keseluruhan, bukan hanya secara parsial. Untuk itu dapat disarankan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan guna memperluas dan memanfaatkan basis produksi secara berkelanjutan, optimalisasi pemanfaatan lahan, dan pembukaan lahan baru di luar Jawa untuk ketujuh sektor kunci, karena pertambahan penduduk yang memerlukan pemenuhan kebutuhan pangan. Peningkatkan kapasitas kelembagaan dan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, agar rendahnya pruduktivitas dan kualitas produk pertanian dapat ditingkatkan. Kebijakan pemerintah di bidang pertanian sebaiknya untuk pengembangan industri yang lebih menekankan pada agroindustri skala kecil di pedesaan dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani. Menyusun kebijakan subsidi yang tepat sasaran dalam sarana produksi, dan bunga kredit untuk usahatani, serta peningkatan ekspor dan pengendalian impor. Untuk menun

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/29/050900422
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 24 Feb 2009 10:04
Last Modified: 12 Apr 2022 07:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128292
[thumbnail of 050900422.pdf]
Preview
Text
050900422.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item