Herlinda, Ika Pawesti Budi (2009) Kajian Penggunaan Mulsa dan Pemupukan An Organik pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum ). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sebagian besar masyarakat di dunia telah mengenal cabai. Cabai dalam bahasa inggris disebut pepper atau chili dan sweet pepper (paprika), dengan nama ilmiah Capsicum spp. Di beberapa daerah di Indonesia cabai sering disebut Lombok atau cabai. Pendayagunaan cabai dalam kehidupan sehari-hari umumnya untuk keperluan bumbu dapur atupun rempah-rempah penambah citra rasa makanan. Daya tarik pengembangan budidaya cabai bagi petani terletak pada nilai ekonomi yang tinggi. Beberapa waktu terakhir permintaan cabai besar terus meningkat, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Peningkatan tersebut belum dapat dipenuhi karena produksi cabai besar di Indonesia masih rendah, rataan nasional hanya mencapai 5,5 ton/ha, sedangkan potensi produksinya dapat mencapai 20 ton/ha (Sudarsono, 2000). Salah satu penyebab rendahnya tingkat produktivitas pertanian, khususnya cabai besar ialah kurangnya pengetahuan dalam budidaya, salah satunya pemanfaatan bahan mulsa organik ( jerami ), mulsa plastik hitam perak dan pemupukan berimbang yang belum optimal karena petani lebih menyukai pemupukan anorganik secara berlebihan untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Mulsa ialah setiap bahan organik maupun anorganik yang dihamparkan di permukaan tanah yang bertujuan untuk menekan kehilangan air melalui penguapan dan menekan tumbuhnya gulma, serta memodifikasi lingkungan lapisan atas tanah yang ditutupi ( Rosliani, Sumarni, dan Nurtika, 2001 ). Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat mengurangi tumbuhnya gulma, warna perak di bagian permukaan dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi beberapa jenis hama, menjaga kelembaban tanah dan mengurangi pekerjaan penyiangan dan pemupukan. Penggunaan mulsa dapat meningkatkan efisiensi pemupukan, hal ini dikarenakan penggunaan mulsa dapat mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan dan penguapan oleh sinar matahari (Muslihat, 2003). Aplikasi mulsa dan pemupukan an organik pada lahan percobaan diharapkan akan dapat memberikan sumbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman cabai dan meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga dapat menghasilkan humus yang diharapkan dapat menyimpan pupuk dan air yang diberikan ke dalam tanah. Tujuan dilakukannya percobaan ini ialah untuk 4 mempelajari dan mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk an organik dan penggunaan mulsa pada tanaman cabai (Capsicum annuum ). Hipotesis yang diajukan ialah : 1) Diduga penggunaan mulsa dapat meningkatkan hasil produksi cabai besar dibanding tanpa menggunakan mulsa, 2)Diduga pemberian dosis unsur nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat dapat meningkatkan produksi cabai besar, 3)Diduga mulsa dapat meningkatkan efisiensi pemupukan dan dapat mempertahankan pupuk sehingga hasil produksi dapat optimal. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret 2009 hingga bulan Agustus 2009 di desa kurung, kecamatan Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Leaf Area Meter (LAM), penggaris, timbangan analitik, meteran, cangkul, oven, garu, gembor, dan ember. Sedangkan bahan yang digunakan ialah benih cabai besar varietas provit, pupuk anorganik terdiri dari Urea ( 46% N), Phospate (14,46 % P2O5), ZK (51% K2O), mulsa plastik perak dan mulsa jerami. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Rancangan petak terbagi memiliki dua faktor yaitu faktor utama (main plot) berupa penggunaan mulsa yang terdiri dari tiga perlakuan diantaranya : Mo (Tanpa Mulsa), M1( Mulsa plastik Perak), M2 ( Mulsa Jerami). Selain faktor utama RPT juga mempunyai faktor tambahan berupa dosis pupuk yang terdiri dari empat perlakuan diantaranya : D1 (150 kg Urea +150 kg Phospate+225 ZK . ha-1), D2 (300 kg Urea + 300 kg Phospate + 450 ZK . ha-1), D3 (450 kg Urea + 450 kg Phospate + 675 ZK . ha-1), D4 (600 kg Urea + 600 kg Phospate + 900 ZK . ha-1). Pengamatan yang dilakukan meliputi variabel pertumbuhan vegetatif dan komponen hasil. Pengamatan parameter pertumbuhan meliputi luas daun dan bobot kering total tanaman. Pengamatan parameter hasil meliputi saat muncul buah pertama, jumlah buah, bobot segar buah, periode panen dan frekuensi panen. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila ada interaksi atau pengaruh maka dilanjutkan dengan uji perbandingan diantara perlakuan dengan menggunakan uji BNT pada taraf α= 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan penggunaan mulsa pada hasil produksi memberikan pengaruh yang sama dengan perlakuan tanpa mulsa. Sama halnya dengan perlakuan macam dosis pupuk yang tidak memberikan pengaruh nyata pada hasil produksi.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2009/286/050903455 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 10 Dec 2009 09:11 |
Last Modified: | 12 Apr 2022 07:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128288 |
Preview |
Text
050903455.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |