Manurung, Enny Irawaty (2009) Uji alelopati serasah daun mahoni (Swietenia mahogani (L.) Jacq.) pada pertumbuhan vegetatif tanaman jagung (Zea mays L.) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pola agroforestry adalah sistem pengelolaan lahan yang memadukan beraneka jenis tanaman kehutanan dengan tanaman semusim seperti tanaman pangan (padi, jagung, kacang-kacangan) dan tanaman hortikultura yang dilakukan dengan sistem tumpang sari. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan hutan tersebut berasal dari serasah-serasah daun dari pohon mahoni. Selain dapat menghalangi cahaya matahari yang sangat diperlukan dalam proses perkecambahan dan serasah daun mahoni mengandung senyawa alelopat yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh alelopati serasah daun mahoni ( Swietenia mahogani (L.) Jacq.) pada pertumbuhan vegetatif jagung (Zea mays ) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Hipotesis dari penelitian ini ialah 1) senyawa alelopat yang berasal dari serasah daun mahoni dapat menghambat pertumbuhan vegetatif jagung dan benih kacang hijau dan 2) semakin tinggi dosis sumber ekstrak serasah daun mahoni maka semakin besar pula pengaruhnya dalam menghambat pertumbuhan vegetatif jagung dan kacang hijau. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ekologi Tanaman FP dan Rumah Kaca FMIPA Universitas Brawijaya Malang, pada tanggal 13 Juni-13 Juli 2009. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: pisau, penggaris, timbangan analitik, gelas ukur, petridish, kertas saring, labu ukur, beaker glass, Leaf Area Meter (LAM), hand sprayer, pipet dan polybag. Bahan–bahan yang digunakan antara lain benih jagung varietas BISI-2, benih kacang hijau varietas Kutilang, serasah daun mahoni, alkohol 70%, tanah jenis Andisol dan aquades. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yang menggunakan dua jenis benih tanaman yaitu jagung dan kacang hijau. Percobaan pertama dilakukan di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan percobaan yang berikutnya dilakukan di rumah kaca menggunakan Rancangan Acak Kelompok sederhana. Masing-masing percobaan terdiri dari empat perlakuan dosis serasah daun mahoni dan diulang 3 kali, yaitu: 0 g serasah daun mahoni (A0), 10 g seresah daun mahoni (A1), 20 g seresah daun mahoni (A2), 30 g seresah daun mahoni (A3). Pengamatan dibagi menjadi dua sesuai dengan fase yang ingin diamati yaitu fase perkecambahan yang diuji di Laboratorium dan fase vegetatif yang diuji di Rumah Kaca. Pada percobaan di Laboratorium, pengamatan dilakukan pada saat benih berumur satu hari hingga umur tujuh hari yang meliputi : persentase perkecambahan dan panjang akar. Pada percobaan di Rumah Kaca, pengamatan dilakukan saat tanaman berumur 10, 15, 20, 25 dan 30 hari setelah tanam (hst) yang meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering total tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Uji perbandingan menggunakan uji BNT untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak serasah daun mahoni menghasilkan pengaruh yang nyata pada persentase perkecambahan dan panjang akar pada benih jagung dan kacang hijau. Pada dosis 0 g atau tanpa pemberian ekstrak, persentase perkecambahan pada benih jagung dan kacang hijau adalah 100 % dan panjang akar kecambah jagung dan kacang hijau masingmasing adalah 8,94 cm dan 3,65 cm. Pada dosis 10 g, pemberian ekstrak serasah daun mahoni dapat menekan perkecambahan jagung sebesar 43,33 % dan sebesar 16,67 % pada benih kacang hijau, sedangkan panjang akarnya masing-masing yaitu 0,64 cm dan 0,92 cm. Selanjutnya pada pemberian ekstrak dengan dosis 20 g dan 30 g dapat menekan perkecambahan hingga 100 % atau dengan kata lain tidak berkecambah. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada fase vegetatif, dimana tidak terdapat pengaruh yang nyata pada semua parameter pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering total tanaman. Perbedaan yang tidak nyata ditemukan pada berbagai dosis serasah mahoni (0 g, 10 g, 20 g dan 30 g) dan pada berbagai umur pengamatan (10 hst, 15 hst, 20 hst, 25 hst dan 30 hst).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2009/217/050902574 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 14 Sep 2009 10:21 |
Last Modified: | 12 Apr 2022 02:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128216 |
Preview |
Text
050902574.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |