Kompatibilitas Persilangan Intra dan Inter Spesies Jamur Tiram (Pleurotus sp.)

Mufidah, Anisa Ari (2009) Kompatibilitas Persilangan Intra dan Inter Spesies Jamur Tiram (Pleurotus sp.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jamur merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia, karena mempunyai kalori yang rendah namun banyak mengandung protein, karbohidrat, serat, vitamin, jenis garam organik dan sedikit lemak. Jamur tiram merupakan salah satu jamur edible komersial yang penting di dunia. Jamur tiram terdiri dari sejumlah spesies yang berbeda meliputi Pleurotus ostreatus , Pleurotus sajor-caju, Pleurotus cystidiosus, Pleurotus cornucopiae, Pleurotus pulmonarius, Pleurotus tuber-regium, Pleurotus citrinopileatus dan Pleurotus flabellatus . Peningkatan kualitas jamur tiram bisa didapatkan dengan melakukan persilangan untuk menghasilkan strain-strain baru. Akan tetapi terdapat permasalahan yaitu adanya mating type pada jamur tiram, jika mating type tidak sesuai maka tidak akan terjadi persilangan atau dapat dikatakan tidak kompatibel dalam melakukan persilangan. Untuk itu perlu diuji kompatibilitas strain-strain jamur tersebut untuk mengetahui kemampuannya melakukan persilangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompatibilitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus ) dan jamur tiram merah (P. flabellatus ) dalam melakukan persilangan intra dan antar spesies. Juga untuk menghasilkan strainstrain baru hasil persilangan jamur tiram putih dan jamur tiram merah. Hipotesa yang diajukan adalah terdapat beberapa varietas jamur tiram yang kompatibel melakukan persilangan dengan varietas lain jamur tiram. Varietas yang berasal dari spesies yang sama diduga kompatibel dalam melakukan persilangan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang dan dilaksanakan pada bulan Januari 2007 – Januari 2009. Peralatan yang digunakan antara lain autoklaf, LAF, cawan petri, beakerglass, erlenmeyer, sprayer, pembakar Bunsen, scalpel, jarum inokulasi, timbangan, alumunium foil, mikroskop binokuler, karet gelang, penggaris dan cutter. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain jamur tiram putih (P. ostreatus ) terdiri dari dua varietas, yaitu Washington dan Ostern, jamur tiram merah (P. flabellatus ) terdiri dari satu varietas, spiritus, alkohol 70%, kentang, dextrose, agar, dan aquades. Percobaan ini dilakukan dengan metode RAL dengan perlakuan antara lain persilangan antar varietas-varietas jamur tiram putih (P. ostreatus ), persilangan antara varietas jamur tiram putih dengan jamur tiram merah (P. flabellatus ) dan persilangan antara varietas-varietas yang sama dari jamur tiram putih (P. ostreatus ) dan jamur tiram merah (P. flabellatus ). Sedangkan persilangannya adalah P1 X P1, P1 X P2, P2 X P2, P1 X M, P2 X M, dan M X M. Dimana P1 adalah jamur tiram putih varietas Washington, P2 adalah jamur tiram putih varietas Ostern dan M adalah jamur tiram merah. Pengamatan dilakukan terhadap keberadaan clamp, laju pertumbuhan miselium, waktu terbentuknya clamp, warna miselium dan bentuk koloni. Sedangkan analisis datanya dengan menggunakan sidik ragam RAL. Hasil penelitian diperoleh analisis ragam pada pengamatan persentase keberhasilan persilangan menunjukkan nilai yang berbeda nyata, dimana pada semua hasil persilangan persentase keberhasilan persilangannya diatas 50% yang menunjukkan adanya kompatibilitas persilangan, dengan nilai tertinggi adalah pada persilangan P2 X P2 yaitu 97.5% dan terendah pada persilangan P1 X P2 yaitu 62.5%. Sedangkan pada pengamatan laju pertumbuhan koloni miselium tidak nyata. Tetapi hasil perbandingan antara laju pertumbuhan jamur hasil persilangan dengan laju pertumbuhan jamur tanpa persilangan pada hasil persilangan sesama jamur tiram putih lebih tinggi dari tetuanya, sedangkan antara sesama jamur tiram merah lebih rendah dari tetuanya dan pada persilangan antara jamur tiram putih dan merah lebih tinggi dari tetua jamur tiram putih tetapi lebih rendah dari tetua yang merah. Pada pengamatan waktu persilangan menunjukkan nilai yang berbeda nyata, dimana rata-rata waktu persilangan paling lama adalah pada persilangan M X M yaitu 7.94 hari dan yang paling cepat adalah persilangan P1 X P2 yaitu 2.5 hari . Sedangkan pengamatan warna miselium jamur semuanya menunjukkan warna putih pada semua hasil persilangan, begitu juga pada tetuanya. Pada pengamatan bentuk koloni adalah melingkar dan hanya terbentuk satu koloni yang menunjukkan bahwa jamur tersebut telah berhasil bersilang. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini bahwa baik persilangan antara jamur tiram putih dengan sesama jamur tiram putih (persilangan intra spesies) maupun persilangan antara jamur tiram putih dengan jamur tiram merah (persilangan inter spesies) adalah kompatibel untuk bersilang. Hasil dari persilangan jamur tiram intra spesies antara Plerotus ostreatus var Ostern dengan Washington, maupun persilangan sesama varietas tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan tetuanya. Sedangkan persilangan inter spesies terdapat perbedaan yang nyata dengan tetuanya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/195/050902431
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 09 Sep 2009 08:49
Last Modified: 11 Apr 2022 07:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128192
[thumbnail of 050902431.pdf]
Preview
Text
050902431.pdf

Download (9MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item