Laju Fotosintesis Pertumbuhan, Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Pada F3 Unggulan I Hasil Persilangan Galur Brawijaya dengan Var. Argomulyo

Mulia, Rahmad Harri (2009) Laju Fotosintesis Pertumbuhan, Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Pada F3 Unggulan I Hasil Persilangan Galur Brawijaya dengan Var. Argomulyo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai ( Glycine max L. Merril) ialah komoditi penting di Indonesia karena selain sebagai sumber bahan makanan juga digunakan sebagai bahan industri dan bahan makanan ternak. Kedelai merupakan salah satu sumber protein disamping karbohidrat bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kebutuhan kedelai meningkat sejalan dengan minat masyarakat akan makanan berprotein nabati rendah kolesterol dan industri-industri pengolahan kedelai yang ada. Rata-rata konsumsi kedelai nasional setiap tahun 1,803 juta ton (Anonymous, 2008). Kebutuhan diatas tidak dapat terpenuhi dengan produktivitas kedelai yang rendah 1,3 ton ha- (Anonymous. 2008). Oleh sebab itu untuk pemenuhan kebutuhan kedelai nasional pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan impor. Setiap tahun Indonesia menghabiskan devisa $ 239.332 atau sekitar Rp 2 triliun untuk mengimpor kedelai (Anonymous, 2004). Beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya produksi kedelai nasional ialah penurunan luasan panen (tanam) dan produksi disebabkan oleh faktor harga. Sebagaian besar petani menempatkan kedelai sebagai tanaman sampingan (sekunder) dalam sistem pertanaman untuk melakukan penyesuaian dalam manajemen produksi, penggunaan benih yang kurang optimal dari segi kualitas, penyiapan lahan tanpa olah tanah untuk menekan biaya produksi, teknik bercocok tanam yang kurang baik dan gangguan biota penganggu (gulma, hama dan penyakit) karena alasan biaya.Upaya untuk meningkatkan produktifitas kedelai dapat dilakukan dengan cara perbaikan teknologi produksi dan pemulian tanaman. Kenyataan dilapang pemuliaan konvensional belum mampu meningkatkan produksi kedelai nasional. Hal ini disebabkan sangat sulit mendapatkan varietas dengan gabungan sifat unggul yang diharapkan induk yang tersedia. Jadi individu tanaman yang terpilih dalam proses pemuliaan konvensional untuk menghasilkan varietas unggul sangat mungkin bukan merupakan gabungan kombinasi dari sifat tanaman yang ideal. Alternatif pendekatan pemulian konvensional untuk meningkatakan produktivitas kedelai dapat dilakukan melalui pendekatan fisiologi molekuler. Pendekatan ini berhubungan dengan optimasi fungsi dan proses tanaman (kinerja tanaman) dari mulai tingkat organ hingga molekuler yang menentukan hasil. Hal Ini dapat dilakukan dengan rekayasa fisiologi ideal dari sumber tanaman yang tersedia dalam suatu varietas. Tujuan penelitian ini ialah Untuk mendapatkan genotip dengan produktifitas tinggi yang dicirikan oleh jumlah polong banyak dan berat biji tinggi dan Untuk mempelajari produktivitas sebagai fungsi dari sifat fisiologi yang meliputi laju fotosintesis, jumlah polong, dan bobot biji. Hipotesis yang diajukan ialah Fenotip dengan tingkat fotosintesis yang tinggi akan menghasilkan jumlah polong banyak dan bobot biji tinggi dan Perbedaan laju fotosintesis antar genotip kedelai berhubungan dengan kadar khlorofil dan nitrogen daun yang merefleksikan berturut-turut fotosistem dan reduksi CO2 fotosintesis Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakutas Pertanian Desa Jatikerto kecamatan kepanjen Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai Maret 2009. Metode yang digunakan ialah metode grid (petak) dimana kondisi lingkungan tetap sama (homogen). Setiap petak percobaan ditanami biji kedelai yang berasal dari satu individu tanaman yang sama (ear to row ) Metode grid digunakan untuk memperkecil heterogenitas lingkungan. Dengan petak yang lebih kecil dianggap bahwa lingkungan pada satu petak homogen, sehingga perbedaan tanaman pada suatu petak dianggap sebagai perbedaan genetik. Sedangkan lingkungan antar grid dianggap bervariasi sehingga perbedaan antar grid dianggap sebagai perbedaan fenotip (Bos dan Caligari, 1995). Perlakuan terdiri atas 8 yaitu F2 hasil persilangan galur Brawijaya dengan var. Argomulyo dan 1 perlakuan var. Wilis. Perlakuan 7 fenotip tersebut yaitu: BM2.1, BM2.2, BM2.3,BM2.4, BM2.5, BM2.6 dan BM2.7. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ialah rol meter, sprayer, gelas ukur, timbangan analitik, oven, Light Meter, LI-6400 Portable photosynthesis system dan spektrofotometer. Bahan–bahan yang digunakan ialah benih F3 kedelai hasil persilangan varietas Brawijaya dengan varietas Argomulyo, varietas Wilis, furadan, pupuk Urea, SP-36, KCl, fungisida dan insektisida berdasarkan pemantauan hama. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman kedelai yaitu pengamatan pertumbuhan, pengamatan panen dan pengamatan lingkungan. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman kedelai yaitu pengamatan pertumbuhan, pengamatan panen dan pengamatan lingkungan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif dan non destruktif. Pengamatan dekstruktif dilakukan 1 kali dan non destruktif dilakukan sebanyak 5 kali yaitu pada saat tanaman berumur 15, 30, 45, 60 dan panen (±90 hst) dengan mengamati seluruh individu tanaman dalam petak penelitian variabel pengamatan destruktif meliputi : kadar nitrogen daun dan kadar khlorofil daun; variabel pengamatan non destruktif meliputi tinggi tanaman , jumlah daun, pengukuran laju fotosintesis bersih atau laju tukar CO2 bersih ( CO2 Exchange Rate) dan Pengamatan komponen hasil panen, meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah polong hampa dan polong isi per tanaman, Bobot kering biji pertanaman, bobot polong pertanaman dan Jumlah biji pertanaman. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penilitian ini ialah laju fotosintesis (Pmax) yang tinggi diikuti dengan peningkatan jumlah polong yang banyak dan bobot biji yang tinggi, tanaman F3 kedelai hasil persilangan galur Brawijaya dengan Var.Argomulyo menunjukkan jumlah polong dan bobot biji yang lebih tinggi dari var. Wilis secara rata-rata yaitu fenotip BM 2.3, BM2.4 dan BM2.6, tanaman F3 hasil persilangan galur Brawijaya dengan Var.Argomulyo memiliki laju fotosintesis (Pmax) yang lebih tinggi dari Var. Wilis (kontrol) kecuali pada tanaman F3 BM2.1 dan BM2.5 dan Perbedaan laju fotosintesis antara fenotip F3 hasil persilangan galur Brawijaya dengan Var.Argomulyo kedelai tidak dipengaruhi dengan kadar nitrogen dan khlorofil dalam daun.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/188/050902424
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 10 Sep 2009 10:53
Last Modified: 11 Apr 2022 07:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128185
[thumbnail of 050902424.pdf]
Preview
Text
050902424.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item