Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Orok-orok (Crotalaria juncea L.) pada Gulma dan Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Cahyanti, Lutfy Ditya (2009) Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Orok-orok (Crotalaria juncea L.) pada Gulma dan Tanaman Jagung (Zea mays L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jagung ( Zea mays L.) ialah komoditi tanaman pangan utama setelah padi. Permintaan jagung dalam negeri terus meningkat setiap tahun, seimbang dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan sektor industri yang memanfaatkan jagung sebagai bahan baku utama. Rata-rata produktivitas jagung didalam negeri pada tahun 2008 adalah 4.043 ton ha-1. Hasil ini masih jauh dari potensi hasil jagung yang dapat mencapai 8.0-13 ton ha-1 (Anonymous, 2009). Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman jagung ialah akibat persaingan dengan gulma. Gulma pada tanaman jagung dapat dikendalikan dengan penanaman tanaman sela, karena tanaman sela dapat menjadi pesaing bagi gulma. Orok-orok (Crotalaria juncea L. ) ialah tumbuhan Leguminosae yang dapat ditanam bersamaan dengan tanaman jagung. Selain dapat menekan pertumbuhan gulma, perakaran tanaman orok-orok tidak akan mengganggu atau menyaingi perakaran tanaman jagung. Hasil pangkasan orok-orok dapat dimanfaatkan sebagai mulsa. Beberapa keutungan dari pemulsaan antara lain dapat mengendalikan gulma, meningkatkan penyerapan air oleh tanah, serta memelihara temperatur dan kelembapan tanah sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman jagung. Tujuan 1) Mempelajari pengaruh tanaman penutup tanah orok-orok sebagai pengendali gulma pada pertanaman jagung. 2) Mempelajari pengaruh tanaman penutup tanah orok-orok pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, dengan hipotesis 1) Tanaman penutup tanah orok-orok dapat mengendalikan gulma pada pertanaman jagung. 2) Tanaman penutup tanah orok-orok dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Brawijaya, desa Jatikerto pada bulan November 2008 – Maret 2009. Alat yang digunakan ialah alat pengolah tanah seperti cangkul, timbangan, jangka sorong, oven, petak kuadran ukuran 50 cm x 50 cm dan leaf area meter (LAM). Sedangkan bahan yang digunakan ialah benih jagung BISI 2, benih Orok-orok dan pupuk. Pupuk yang dipergunakan ialah urea (45% N), Sp 36 (36% P2O5) dan KCl (60% K2O). Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 10 level perlakuan dan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 30 satuan percobaan. Adapun perlakuan tersebut meliputi tanpa orokorok, disiang 2 kali; tanpa orok-orok, tanpa disiang; 80.000 tanaman orokorok/ ha, 15 hst, tidak dimulsakan; 80.000 tanaman orok-orok/ha, 15 hst, dimulsakan; 80.000 tanaman orok-orok/ha, 30 hst, tidak dimulsakan; 80.000 tanaman orok-orok/ha, 30 hst, dimulsakan; 160.000 tanaman orok-orok/ha, 15 hst, tidak dimulsakan; 160.000 tanaman orok-orok/ha, 15 hst, dimulsakan; 160.000 tanaman orok-orok/ha, 30 hst, dimulsakan dan 160.000 tanaman orok-orok/ha, 30 hst, tidak dimulsakan. Varibel pengamatan meliputi pengamatan gulma, tanaman jagung, dan lingkungan. Variabel pengamatan pertumbuhan gulma dilakukan dengan analisis vegetasi dan menimbang bobot kering gulma. Analisis vegetasi dilaksanakan pada saat tanah belum diolah, 15,30,45,60,75, dan 90 hst. Variabel pengamatan tanaman jagung dilakukan secara destruktif dan non destruktif, pada saat umur tanaman jagung 45, 60, 75, 90 hst dan panen. Komponen pertumbuhan yang diamati secara non destruktif meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman jagung. Komponen pertumbuhan yang diamati secara destruktif meliputi luas daun dan bobot kering total tanaman. Selain itu dilakukan pengamatan komponen hasil yang meliputi bobot tongkol per tanaman tanpa klobot, panjang tongkol tanpa klobot, diameter tongkol tanpa klobot, bobot kering biji per tanaman, bobot 100 biji dan bobot biji ton ha-1. Variabel pengamatan lingkungan meliputi intensitas cahaya matahari dengan menggunakan alat lightmeter pada saat tanaman jagung berumur 14 dan 29 hst serta analisis tanah awal dan akhir. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F). Apabila hasilnya nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5 %. Keberadaan 80.000 orok-orok/ha, selama 15 dan 30 hari kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa dan keberadaan 160.000 orokorok/ ha, selama 15 dan 30 hari kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa dapat mengendalikan gulma pada pertanaman jagung. Pada pengamatan umur 45 hari setelah tanam, perlakuan tersebut menghasilkan bobot kering gulma 24.8 g, 24.9 g, 21.9 g dan 20.6 g, lebih rendah 15.06%, 14.72%, 25.00% dan 29.42% dibandingkan perlakuan tanpa penutup tanah orok-orok tanpa penyiangan yang menghasilkan bobot kering gulma 29.2 g. Hal ini dikarenakan pertumbuhan gulma terganggu oleh tanaman penutup tanah orok-orok. Keberadaan 80.000 orok-orok/ha, selama 15 dan 30 hari kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa dan keberadaan 160.000 orok-orok/ha, selama 15 dan 30 hari kemudian memanfaatkan hasil pangkasannya sebagai mulsa menghasilkan biji 7.3 ton ha-1, 7.4 ton ha-1 dan 7.6 ton ha-1, tidak berbeda dengan tanpa penutup tanah orok-orok disiang 2 kali, yang menghasilkan biji 7.4 ton ha-1 . Hal ini dikarenakan tanaman orok-orok juga dapat mengendalikan gulma pada tanaman jagung sehingga pertumbuhan tanaman jagung tidak terganggu. Hasil tersebut lebih tinggi 12.30%, 13.84% dan 16.92% dibandingkan tanpa penutup tanah orok-orok tanpa penyiangan menghasilkan biji 6.5 ton ha-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/187/050902423
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 16 Sep 2009 10:10
Last Modified: 11 Apr 2022 06:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128184
[thumbnail of 050902423.pdf]
Preview
Text
050902423.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item