Surya J, Adi Bagus (2009) Studi Tentang Pola Konsumsi Rumah Tangga Dalam Hubungannya Dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani : studi kasus pada Program Rintisan Dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian di. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sebagian besar dari penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan berprofesi sebagai petani kecil. Petani kecil memiliki sumber daya lahan yang sangat terbatas. Di lahan kering kondisi petani kecil ini bahkan lebih buruk, sebab selain kepemilikan lahan yang sempit, akses terhadap sumber daya air juga rendah. Hal-hal tersebut menyebabkan rendahnya produktivitas dan mutu produk pertanian yang mereka hasilkan sehingga pada gilirannya akan berpengaruh pada ketahanan pangan rumah tangga petani. Salah satu instrument kebijakan Departemen Pertanian dalam mengimplementasikan Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kelautan (RPPK) yang diinisiasi oleh badan dan Pengembangan Pertanian (Litbang) adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMA TANI). Program ini mulai diterapkan di Pacitan khususnya Desa Belah, sejak tahun 2006 akhir sebagai usaha agar dapat meningkatkan potensi pertanian di daerah tersebut. Melalui penerapan teknologi tanam, pengolahan pasca panen serta kelembagaan dan pemasaran Prima Tani berupaya agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Belah terutama pada pemenuhan kebutuhan pangan lokal serta beberapa aspek penting dalam ketahanan pangan rumah tangga, termasuk diantaranya adalah peningkatan pendapatan dan budaya pangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk 1) Menganalisis pola konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga petani yang menerapkan program dan yang tidak menerapkan program Prima Tani 2) Mengetahui perbedaan persentase bahan pangan yang subsistem bersumber dari produksi usahatani pada rumah tangga yang menerapkan Prima Tani dan yang tidak menerapkan program Prima Tani 3) Menganalisis tingkat ketahanan rumah tangga petani melalui program Prima Tani dari kecukupan ketersediaan, kualitas, stabilitas, dan aksesibilitas pangan. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan metode food recall 2x24 jam serta observasi dengan mengamati dan mencatat hal-hal yang diperlukan dalam penelitian seperti budaya konsumsi masyarakat serta pola konsumsi pangan rumah tangga. Tahapan analisis dalam penelitian ini meliputi empat tahapan, yaitu pertama analisis kecukupan ketersediaan pangan serta kualitas dan keamanan pangan yang ditinjau dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Pola Pangan Harapan (PPH) dari kelompok bahan makanan yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani. Kedua, menganalisis stabilitas ketersediaan pangan yang ditinjau dari frekuensi konsumsi pangan rumah tangga. Ketiga analisis aksesibilitas/ keterjangkauan pangan yang ditinjau dari pangsa pengeluaran pangan rumah tangga yang mencerminkan bagaimana akses rumah tangga terhadap pangan. Dan yang terakhir uji beda (uji t) untuk melihat bagaimana persentase bahan makanan yang diperoleh dari produksi usaha tani dan bahan pangan yang dibeli dari rumah tangga petani yang menerapkan program Prima Tani dan rumah tangga petani yang tidak menerapkan program Prima Tani Dari hasil penelitian, analisis kecukupan ketersediaan pangan serta kualitas dan keamanan pangan diketahui bahwa pada rumah tangga yang menerapkan program Prima Tani mengkonsumsi energi sebesar 2026,2 kkal/kapita/hari dan untuk protein sebesar 48,87 gram, sedangkan pada rumah tangga yang tidak mengikuti program Prima Tani sebesar 1768,69 kkal/kapita/hari dan protein sebesar 42,10 gram. Selanjutnya dari keragaman pangan yang dikonsumsi skor PPH untuk rumah tangga yang menerapkan program Prima Tani sebesar 64,21 dan untuk rumah tangga yang tidak mengikuti program Prima Tani sebesar 57,40. Dengan demikian skor AKE, AKP dan skor PPH pada kedua kelompok responden masih belum memenuhi AKE, AKP dan PPH normatif (2200 kkal/kapita/hari untuk AKE, 52 gram/kapita/hari untuk AKP serta skor PPH sama dengan 100). Akan tetapi pada kelompok rumah tangga yang mengikuti program Prima Tani indikator ketahanan pangan rumah tangga menunjukkan pencapaian yang lebih baik. Hasil analisis stabilitas ketersediaan pangan menunjukkan bahwa, frekuensi makan rumah tangga baik pada rumah tangga yang menerapkan program Prima Tani maupun yang tidak menerapkan program Prima tani relatif stabil dengan frekuensi makan 3 kali sehari. Dngan kata lain kedua kelompok rumah tangga mampu menyediakan konsumsi pangan konsumsi pangan keluarga secara stabil sehingga dapat makan sebanyak 3 kali sehari. Pangsa pengeluaran pendapatan rumah tangga untuk pangan pada kedua kelompok rumah tangga rata-rata berkisar antara 41%-60%. Namun pada rumah tangga yang menerapkan program Prima Tani sebanyak 42,86% dari keseluruhan sedangkan pada rumah tangga yang tidak menerapkan program sebanyak 70% dari keseluruhan jumlah rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari dari rumah tangga masih mengalokasikan pengeluaran mereka untuk kebutuhan pangan. Pada rumah tangga yang tidak menerapkan program Prima Tani jumlahnya lebih banyak sehingga jika dilihat aksesibilitas mereka terhadap pangan masih belum baik, dikarenakan masih harus membayar lebih untuk mendapatkan pangan untuk konsumsinya. Dari proporsi pengeluaran yang dilakukan pada rumah tangga yang tidak menerapkan program, pengeluaran untuk serealia terutama padi lebih tinggi dari rumah tangga yang menerapkan program dari hal tersebut rumah tangga pada kelompok ini aksesibilitas untuk mendapatkan pangan pokok yang cukup masih kurang sehingga mereka harus membeli beras. Hasil uji beda rata-rata untuk bahan pangan yang diperoleh dari hasil produksi usahatani pada kedua kelompok rumah tangga didapatkan thitung sebesar -0,029 dengan ttabel sebesar 2,02 maka thitung < ttabel, sehingga H0 diterima bahwa tidak ada perbedaan secara nyata pada bahan pangan dari hasil sendiri pada rumah tangga yang menerapkan program Prima Tani dan rumah tangga yang tidak menerapkan program Prima Tani. Untuk bahan pangan yang diperoleh dari membeli pada kedua kelompok rumah tangga, didapatkan thitung sebesar 0,099 dan ttabel sebesar 2,02 maka thitung < ttabel. Sehingga H0 diterima bahwa tidak ada perbedaan secara nyata bahan pangan dari hasil membeli untuk konsumsi pada rumah tangga yang menerapkan program Prima Tani maupun rumah tangga yang tidak menerapkan program Prima Tani. Saran dalam penelitian ini terutama bagi pihak Prima Tani adalah (1) perlu adanya pengembangan lebih lanjut dari usaha tani komersial yang ada di daerah ini, (2) adanya usaha pengembangan peternakan dengan ternak yang memiliki umur lebih pendek (unggas) yang dapat menjadi alternatif sumber pendapatan lain dari petani serta sumber konsumsi hewani, (3) perlu adanya pengembangan perikanan yang hemat air (water saving) yang sesuai dengan keadaan wilayah yang ada yang juga dapat menjadi alternatif sumber pendapatan lain dari petani serta sumber konsumsi hewani, (4) disarankan dalam mengukur dimensi aksesibilitas pada penelitian selanjutnya melihat pada aspek lain yang dapat menunjang pengukuran tersebut sehingga dapat menggambarkan dimensi aksesibilitas yang lebih baik .
English Abstract
Most of the population in Indonesia live in the rural, part of the work as more farmer and small farmers is special. Small farmers themselves have the resources that the land is very limited, especially farmers in dry land, so that result in low agricultural productivity and the quality of agricultural products they produce affect to they food security. Therefore the goverment should be the focus in determining the development of agricultural policies that lead to food security. One instrument program in the departement of agriculture program revitalization of agriculture, fisheries and marine initiation by the body and the development of agriculture is Stub Program and Sosialize Accelerated Agricultural Innovation Technology (PRIMA TANI). This program applied to start in the Pacitan especially in Belah village, in effort to increase the potential of agriculture in the region. With the application of plant technology, post harvest processing and marketing, and institutional efforts to increase the welfare of the people in Belah village, especially in the fulfillment of the household food security. The main objective of this research are to (1) analyze the pattern of consumption of the home owned by household farmers who implement the Prima Tani program and that not implement the Prima Tani program, (2) knowing the difference between the percentage of food that household who implement the program and household who doesn‟t implement the program, (3) analyze the level of household food security of farmers do apply a program of aduquacy of the availability, quality, stability, and accessibility. This research using questionnaire and the method using food recall 2x24 hour‟s, and with the observation and record things that required for the research community such as household cultural consumption and food consumption pattern. Stage of analysis in this research includes four phases, namely analysis of the adequacy and availability of food quality and food safety, review from the nutritional (AKG) and adequacy of food patterns (PPH). Second is analyze the stability of food availability for review of the frequency of meals that are owned by the household. And than analyze accessibility of food is reviewed from household expenditure. The last test difference (t-test), to see how percentage of food obtained from agricultural and food that bought from household farmers who implement the Prima Tani program and that not implement the Prima Tani program. From the result of the research, analysis of the adequacy and availability of food quality and food safety, indicating that the household who implement the Prima Tani program, the energy consumption equal to 2026,2 ccal/capita/day and for protein equal to 48,87 gram, while at household who do not implement the Prima Tani program, the energy consumption equal to 1768,69 ccal/capita/day and for protein equal to 42,10 gram. This is still less than the number of normative adequacy of energi (2200 ccal/capita/day) and the number of normative adequacy of protein (52 gram). The result of stability analysis of the availability of food, frequency of meals that owned by the household, both in the household who implement and doesn‟t implement Prima Tani Program, most of stable. Shown with average frequency of eating in both of household is 3 times a day. Both of them have been able to provide food for consumption on an even keel, so that they can eat as much as 3 (three) times a day. The expenditure which is owned by the two groups of household are mostly in the range of 41%-60%. At the household who implement the program is 42,86% and the household who doesn‟t implement the program is 70%. This is indicates that, most of household expenditure is allocated to their food needs. So food accesibility that owned both of them are still not good, they still have to pay more to get food for consumption. Proportion of expenditure which is owned by household that do not implement the program, expenditure, especially for cereal rice is higher than the household implement the program. From this group of household has acces to get the basic food was less than adequate. From difference test result, for food obtained from the farm in both groups of household obtained tvalue equal to -0,029 and ttable equal to 2,02, than tvalue < ttable. So, H0 received, that there was no significant difference in the food from the farm household in the program and the household who doesn‟t implement the program. From food obtained from the purchase of both groups of household, obtained tvalue equal to 0,099 and ttable equal to 2,02, than tvalue < ttable. So, H0 received, that there was no significant difference in the food from the purchase in the household who implement the program and household who doesn‟t implement the program. Suggestins in this research, especially for Prima Tani is (1) need of further development of commercial farming in this area, (2) there is a bussiness development with a cattle ranch that has shorter age (poultry) that can be an alternative source of income of farmers and others can be a source of animal food consumption, (3) the need to develop a sparingly water fishery in accordance with the situation there, which can also be an alternative source of income of farmers and other source of animal food consumption, and (4) recommended in measuring the dimensions of accessibility to see more research on the aspects thet can support the measurement, so that can explain accessibility better than this research.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2009/157/050902110 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 14 Sep 2009 09:45 |
Last Modified: | 11 Apr 2022 03:48 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128150 |
Preview |
Text
050902110.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |