Proses dan Faktor Penyebab Konflik Irigasi Petani : kasus Pada Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar

Windriani, Pratami Tri (2009) Proses dan Faktor Penyebab Konflik Irigasi Petani : kasus Pada Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Upaya untuk mempertahankan peningkatan produktivitas tanaman pertanian, terutama tanaman pangan yaitu pada proses kegiatan usahatani dengan memperhatikan penanaman, pemeliharaan, sampai pada saat panen. Pemeliharaan merupakan tahap yang sulit dan benar-benar harus diperhatikan dengan baik agar tahap panen tetap ada (tidak gagal panen) sehingga hasil produksinya dapat memuaskan. Khususnya untuk pengairan tidaklah mudah sebab akhir-akhir ini cuaca tidak menentu, bulan penghujan datangnya lebih lambat dari biasanya sehingga banyak terjadi kekeringan dan krisis air dimana-mana. Saat ini air termasuk pada barang langka, terutama di saat musim kemarau tiba. Musim kemarau yang berkepanjangan ini juga merupakan salah satu cermin dari keadaan alam yang tidak pernah menentu, padahal pada umumnya mereka mengandalkan kebutuhan airnya dengan curah hujan serta pengairan atau irigasi dari sungai ataupun sumur yang lancar dan baik. Konflik dapat terjadi karena semua orang ingin kebutuhannya dapat terpenuhi, terutama bagi para petani air merupakan sesuatu yang sangat berharga apabila musim kemarau tiba. Hal ini dikarenakan tanaman membutuhkan air untuk mencegah kekeringan. Akibat yang paling fatal apabila kekeringan tersebut terjadi maka tanaman lama-kelamaan akan mati. Jika sudah terjadi maka petani akan mengalami kerugian karena bisa dipastikan akan mengalami gagal panen. Konflik merupakan suatu bentuk proses sosial atau interaksi sosial yang sangat berbahaya apabila tidak segera dihentikan. Hal ini disebabkan karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Jadi, setiap manusia itu saling membutuhkan satu sama lain sehingga harus dipupuk suatu hubungan yang baik untuk mencegah keretakan hubungan. Apabila sudah timbul keretakan hubungan maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada dinamika kelompok tani yang menaunginya sehingga tidak bisa lagi tercipta suatu situasi dan kondisi yang (kondusif). Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu : 1). Bagaimana proses terjadinya konflik irigasi petani dalam Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. 2). Apa faktor yang menyebabkan konflik irigasi petani dalam Kelompok Tani Ngudi makmur Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Penelitian ini bertujuan, yaitu : 1). Mendeskripsikan proses konflik irigasi petani dalam Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. 2). Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan konflik irigasi petani dalam Kelompok Tani Ngudi Makmur Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Kegunaan penelitian ini : 1). Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan bidang pertanian sehubungan dengan sistem irigasi atau pengairan. 2). Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan literatur yang memberikan kontribusi informasi kepada masyarakat tani atau kelompok tani baik di pedesaan maupun perkotaan. 3). Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dan masukan serta pertimbangan bagi mahasiswa dan peneliti yang akan meneliti masalah yang sama. Metode penelitian yang digunakan adalah Descriptive Research . Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purposive ) di Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Penentuan responden dilakukan secara snowball sampling , sebagai bagian dari non-probability sampling , didasarkan pada pertimbangan responden yang menjadi sampel adalah responden pada Desa Bendo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar yang dianggap bisa memberikan informasi mengenai objek penelitian yang dipilih dua belas (12) orang petani anggota kelompok tani Ngudi Makmur serta tiga (3) key informan atau informan kunci yang dapat memberikan informasi, antara lain dua orang "kuwowo" dan satu orang ketua kelompok tani sehingga jumlah keseluruhan ada 15 responden. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam ( indepth interview ), observasi, dokumentasi, dan triangulasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dan pada saat pengolahan data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat hasil sebagai berikut : 1. Proses Konflik Irigasi Konflik yang terjadi di Desa Bendo ini merupakan konflik mengenai air, karena air saat musim kemarau sangat sulit ditambah lagi dengan bertambahnya penduduk, sehingga kebutuhan akan air juga meningkat. Oleh karena itu, konflik air ini termasuk dalam konflik kepentingan sebab terdapat pembagian suatu barang yang sangat berharga yaitu air dan banyak pihak yang membutuhkannya. Konflik irigasi ini juga termasuk dalam tingkatan "the perceived atau experienced conflict" sebab sudah terdapat perlawanan yang berupa ucapan mulut dan sikap meskipun tidak sampai pada kekerasan fisik. Konflik ini terjadi pada tahun 2008, tepatnya bulan Juni – Agustus karena pada bulan-bulan tersebut Desa Bendo mengalami krisis air akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan. Konflik tersebut terjadi di saluran sekunder yang ada di Desa Jati Lengger yang dilewati sebelum menuju ke Desa Bendo dan juga terjadi di saluran tersier yang ada di wilayah lahan para petani. Konflik irigasi ini terjadi antar petani yang ada dalam Kelompok Tani Ngudi Makmur dan dengan para petani dari Desa Jati Lengger. 2. Faktor penyebab konflik irigasi adalah sebagai berikut: a. Faktor sosial yaitu rasa tidak puas para petani terhadap kerja "kuwowo" sebab ada "kuwowo" yang pilih kasih dan tidak adanya sosialisasi mengenai AD/ART kepada para petani. b. Faktor teknis yaitu jauh dekatnya letak lahan atau sawah dengan saluran air, semakin dekat maka akan dialiri terlebih dahulu serta buruknya sarana dan prasarana akibat dari kurangnya dana dan kesadaran para petani sendiri untuk sama-sama saling menjaga agar tidak rusak. c. Faktor ekonomi yaitu status sosial yang berbeda sehingga orang yang mampu membayar lebih mahal maka sawah atau lahannya dialiri terlebih dahulu dan "kuwowo" yang tidak puas dengan upah yang diberikan sebab merasa tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan pada penelitian ini adalah: 1. Semua kepengurusan Kelompok Tani Ngudi Makmur perlu lebih memperhatikan lagi dinamika kelompok yang ada sehingga keutuhan kelompok dapat terjaga. 2. Pemerintah khususnya pemerintah desa hendaknya lebih mudah memb

English Abstract

Agriculture is a process for produce of foodstuff, livestock, and agroindustry product with manner make us of a plant resources and animal. Efforts for increase of food production productivity, especially a food plant is the process farm enterprises activity with pay attention planting, maintenance, until the harvest. Maintenance is a critical stage and really must be paid attention carefully that immanent a harvest stage (doesn’t fail harvest) so that productivity result can be satisfying. Especially for irrigation Nowadays, water scarcity becomes a major concern during dry season. Furthermore, the long dry season represents imbalance environment, which affected many people with difficulties and barriers to obtain clean water. This situation creates underground conflicts. It is obvious that conflict can be defined as a form of social process or social interaction having harmful impacts resulting from actual or perceived differences. For instance, it is clear that water is needed by farmers to support agricultural system. Therefore, during dry season, there will be a high potency of conflict among farmers caused by imbalances between water availability and demand. The reduction of water supply will reduce the agricultural production, by which many farmers will battle with huge amount of loss. Therefore it is important to maintain the relationship among individuals. This will be beneficial to prevent an open clash between two opposing groups (or individuals). In this case, clearly that collision among farmers will influence the farmer’s group dynamic, as well as lead to hostile environment. Research questions of this study were: 1) How the process of irrigation farmer conflict in Ngudi Makmur Farmer Group on Bendo Village, Ponggok Subdistrict, Blitar District. 2). What the cause factor of irrigation farmer conflict in Ngudi Makmur Farmer Group on Bendo Village, Ponggok Subdistrict, Blitar District. The purposes of this research were: 1) To describe the process of irrigation farmer conflict in Ngudi Makmur Farmer’s Group on Bendo Village, Ponggok Subdistrict, Blitar District. 2). To describe the cause factor of irrigation farmer conflict in Ngudi Makmur Farmer’s Group on Bendo Village, Ponggok Subdistrict, Blitar District. The significant outcomes of the research were: 1) Expected can be used as by input to government as maker policy of agriculture area referring to irrigation system or irrigating. 2) Expected can be used as by literature materials giving information contribution to farmer society or farmer group either in rural and also urban. 3) Expected can be used as one of the reference materials and input and also consideration to researcher and student to check the problem of is same. The research methodology was conducted by using descriptive research types. Determination of research location to use purposive sampling. The location of this research was in Bendo Village, Ponggok Subdistrict, Blitar District. Determination of research responder to use snowball sampling as part of non probability sampling, based on responder of consideration that for sampling is responder in Bendo Village, Ponggok Subdistrict, Blitar District that considered can to give information in object research that selected as 12 farmer of Ngudi Makmur Farmer’s group and 3 key informan is 2 "Kuwowo" and 1 head of farmer group. Data collection to caver is primary and secondary data. Data collection techniques is indepth interview, observation, documentation, and triangulation. Data analysis method obtained from the observation will be analysed with description qualitative analysis that is data reduction, to serve a data, and to draw a conclusion. The research results demonstrated as follows: I. The irrigation conflict processes Undoubtedly, conflict in Bendo village was mainly caused by water, which is hardly found during dry season. This problem will be getting worse aligned with the high number of its resident which increases the demand of water. Consequently, the water conflict was classified as conflict of interest since it has valuable material allocation such as water, and the expense of the public needs. This conflict can also be categorized on as the perceived or experienced conflict because there was fighting from the farmers both using statements and attitudes, but not for the physical violence. The irrigation conflict in Bendo village happened in 2008 when long dry season occurred which was from June to August. The conflicts were transpired at secondary irrigation channel in Jati Lenger village which passing before Bendo village, as well as at tertiary irrigation channel in the farmer’s field. This conflict was arising among farmers in "Ngudi Makmur" farmer group and Jati Lengger village. II. Factors that cause Irrigation conflict were: 1.1. Social factor, namely farmer’s dissatisfaction on "kuwowo " performance, which were caused by discrimination of some "kuwowo " and lack of socialization on the articles of association. 1.2. Technical factors, such as the length of farm field to the irrigation channel (i.e the closer field will be flowed first); inadequate facilities caused by lack of funding; as well as lack of farmer’s awareness to jointly maintain the facilities. 1.3. Economics factors, namely the differences on the social status so that the rich farmer will have a first opportunity to utilize the water from irrigation; and disappointment of "kuwowo" having unsuitable salary compared with the job. Based on research results, it was recommended that: 1. All management level in "Ngudi Makmur" farmer group has to give more attention on its group dynamic to maintain the group integrity. 2. The government, specifically local government, should easily provide financial support for the farmers in order to overcome water scarcity problem. 3. The management of "Ngudi Makmur" farmer group should socialize the articles of association to its member with the aim of transparency.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/143/050902082
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 07 Sep 2009 10:43
Last Modified: 11 Apr 2022 03:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128136
[thumbnail of 050902082.pdf]
Preview
Text
050902082.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item