Pengaruh Cara Pemotongan Stek Cabang dan Jumlah Mata Tunas pada Keberhasilan Pertumbuhan Stek Tanaman Anggur (Vitis vinifera var. Caroline black rose)

Pratiwi, Dwi Asih Retno (2009) Pengaruh Cara Pemotongan Stek Cabang dan Jumlah Mata Tunas pada Keberhasilan Pertumbuhan Stek Tanaman Anggur (Vitis vinifera var. Caroline black rose). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Anggur ialah tanaman buah yang dapat tumbuh, baik di daerah dataran rendah maupun di daerah dataran tinggi. Tanaman anggur dapat diperbanyak dengan cara vegetatif maupun generatif. Perbanyakan vegetatif seperti stek, okulasi, cangkok, penyambungan (grafting) dan perundukan, sedangkan perbanyakan generatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Perbanyakan secara stek telah banyak dilakukan oleh petani anggur di Indonesia, seperti stek cabang. Ada berbagai macam cara pemotongan stek cabang yaitu pemotongan stek mendatar, stek miring 1 sisi, dan stek miring 2 sisi serta memiliki 3-4 mata tunas (Heddy et al. , 1994; Prastowo, 2006). Tujuan penelitian adalah mendapatkan cara pemotongan stek cabang dan jumlah mata tunas terbaik yang memberikan keberhasilan pertumbuhan pada stek tanaman anggur ( Vitis vinifera var. Caroline black rose). Hipotesis yang diajukan adalah (1) terdapat interaksi antara cara pemotongan stek cabang dan jumlah mata tunas terhadap keberhasilan stek anggur, (2) cara pemotongan stek cabang miring 2 sisi dapat mempercepat pertumbuhan stek anggur, (3) jumlah mata tunas 4 dapat mempercepat pertumbuhan stek anggur. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Tlekung, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika yang terletak di Jl. Tlekung, Batu dengan ketinggian tempat ± 950 m dpl pada bulan April Juli 2008. Alat yang digunakan adalah penggaris, gelas air mineral, kamera digital, timbangan analitik dan hand sprayer. Bahan yang digunakan adalah cabang tanaman anggur ( Vitis vinifera var. Caroline black rose) yang memiliki 2, 3 dan 4 mata tunas, polibag diameter 15 cm, paranet (50-60%), media tanam berupa tanah, sekam bakar dan pupuk kandang (1:1:1), Furadan 3G, hormon Rootone-F, fungisida sistemik Rubigan dan insektisida Pestona. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor percobaan, yaitu cara pemotongan stek dengan 3 level (mendatar, miring 1 sisi, miring 2 sisi) dan jumlah mata tunas dengan 3 level (2 mata tunas, 3 mata tunas, dan 4 mata tunas), jadi diperoleh 9 kombinasi perlakuan yaitu P1M1 : cara pemotongan stek cabang mendatar dengan 2 mata tunas, P1M2 : cara pemotongan stek cabang mendatar dengan 3 mata tunas, P1M3 : cara pemotongan stek cabang mendatar dengan 4 mata tunas, P2M1 : cara pemotongan stek cabang miring satu sisi dengan 2 mata tunas, P2M2 : cara pemotongan stek cabang miring satu sisi dengan 3 mata tunas, P2M3 : cara pemotongan stek cabang miring satu sisi dengan 4 mata tunas, P3M1 : cara pemotongan stek cabang miring dua sisi dengan 2 mata tunas, P3M2 : cara pemotongan stek cabang miring dua sisi dengan 3 mata tunas, P3M3 : cara pemotongan stek cabang miring dua sisi dengan 4 mata tunas. Setiap perlakan diulang 3 kali dan setiap ulangan terdapat 10 stek, sehingga jumlah keseluruhan adalah 270 sampel tanaman. Pengamatan meliputi non destruktif dan destruktif yang terdiri dari pengamatan non destruktif yaitu saat pecah tunas, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, persentase keberhasilan stek yang tumbuh. Pengamatan destruktif dilakukan pada akhir pengamatan (14 mst). Pengamatan destruktif terdiri dari : jumlah akar, panjang akar, bobot basah dan bobot kering tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (uji F hitung) pada taraf 5 % untuk mengetahui adanya pengaruh antar perlakuan. Apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan BNT 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan cara pemotongan stek dan jumlah mata tunas terhadap pertumbuhan stek cabang anggur. Cara pemotongan stek miring 2 sisi dapat menghasilkan jumlah akar 24,44; lebih banyak dibandingkan dengan mendatar dan 1 sisi. Stek cabang dengan mata tunas 3 dan 4 memiliki persentase keberhasilan tumbuh sebesar 82,22% dan 87,78% atau selisih 16-21% lebih banyak dibandingkan dengan stek 2 mata tunas sebesar 66,67%. Jumlah mata tunas 3 dan 4 lebih cepat pecah tunas, sehingga menghasilkan jumlah tunas baru yang terbentuk semakin banyak maka semakin banyak pula jumlah daun yang dihasilkan dibandingkan dengan 2 mata tunas.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/14/050900236
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 19 Feb 2009 09:09
Last Modified: 11 Apr 2022 03:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128132
[thumbnail of 050900236.pdf]
Preview
Text
050900236.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item