Pertumbuhan Tanaman Jagung dan Tingkat Erosi pada Awal Sistem Agroforestri Sengon, Kopi dan Gliricidia di Hutan Rakyat

Sukma Prima, Faizal (2009) Pertumbuhan Tanaman Jagung dan Tingkat Erosi pada Awal Sistem Agroforestri Sengon, Kopi dan Gliricidia di Hutan Rakyat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kerusakan hutan dan lahan di Indonesia mencapai 107,73 juta ha pada tahun 2000, yang disebabkan oleh pembukaan hutan untuk pertanian, perkebunan, pemukiman dan pengambilan kayu. Oleh karena itu, salah satu usaha untuk menjaga dan melindungi hutan dari kerusakan yang lebih parah dan menjaga konservasi lahan, maka pemerintah mencanangkan program pengembangan hutan rakyat yang ditetapkan dalam Inpres Penghijauan dan Reboisasi Tahun 1976/1977. Pada program ini, masyarakat di sekitar hutan diajak untuk ikut serta dalam melindungi hutan dan konservasi lahan, dengan memanfaatkan lahan di sekitar hutan menjadi hutan buatan, seperti hutan monokultur sengon dan damar, serta hutan multi tanaman dalam bentuk agroforestri. Penerapan sistem agroforestri dalam pengembangan hutan rakyat, telah terbukti dapat membantu menjaga konservasi lahan, terutama setelah tanaman pohonan tumbuh besar. Namun, pada saat awal penerapan sistem ini, kemungkinan kerusakan lahan berupa erosi masih dapat terjadi. Hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang tidak tertutup pohon dan tanaman dengan sempurna. Oleh karena itu, diperlukan informasi kepada para pengelola lahan hutan rakyat berupa penerapan praktek konservasi lahan yang tepat pada saat awal penerapan sistem agroforestri di hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mempelajari dan membandingkan pengaruh pertumbuhan serta hasil tanaman jagung antara awal penerapan sistem agroforestri dan sistem monokultur, (2) mempelajari besarnya limpasan permukaan dan tingkat erosi yang terjadi pada awal penerapan sistem agroforestri di hutan rakyat serta (3) membandingkan besarnya limpasan permukaan dan tingkat erosi yang terjadi antara lahan pada awal penerapan sistem agroforestri dengan lahan terbuka serta lahan monokultur. Hipotesis yang diajukan yaitu (1) pertumbuhan dan hasil tanaman jagung tidak berbeda nyata antara awal penerapan sistem agoforestri dan sistem monokultur (2) limpasan permukaan dan tingkat erosi yang terjadi pada lahan terbuka lebih tinggi dari pada lahan awal penerapan sistem agroforestri, serta (3) limpasan permukaan dan tingkat erosi berkurang seiring dengan penutupan lahan yang semakin rapat dan curah hujan yang semakin rendah. Penelitian dilaksanakan di lahan hutan rakyat Dukuh Krajan Desa Sumberurip Kecamatan Doko Kabupaten Blitar pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2007. Alat yang digunakan adalah chinometer, ombrometer sederhana, petak erosi, jirigen, selang, bak/apron, timbangan digital,oven, klinometer dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih jagung varietas Arjuno, bibit tanaman kopi, gliricidia dan sengon, pupuk Phonska dan kandang. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan membuat 3 buah petak erosi untuk 3 perlakuan yang digunakan, yaitu (1) agroforestri sengon-kopi-gliricidia-jagung (2) monokultur jagung dan (3) lahan terbuka/tanpa tanaman sama sekali. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, lebar tajuk, jumlah daun, bobot basah, bobot kering dan hasil untuk tanaman semusim (jagung), tinggi tanaman dan lebar tajuk untuk tanaman pohon, curah hujan harian, limpasan permukaan dan erosi aktual, erosi potensial (persamaan USLE ), erosi yang diperbolehkan (Edp) serta indeks bahaya erosi. Selain itu, diamati pula besar kemiringan lahan dan analisa fisika serta kima tanah. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi untuk mengetahui derajat keeratan/hubungan antar perlakuan. Hasil analisa keragaman dan ratarata hasil pengamatan dibandingkan dengan menggunakan uji beda terkecil (BNT 5%) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Selain itu analisa data dilakukan pula dengan cara mencari hubungan antara keadaan tanah, tanaman dan lingkungan terhadap nilai limpasan permukaan dan erosi. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem agroforestri jagung, sengon, kopi dan gliricidia pada masa awal penerapan, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung bila dibandingkan dengan sistem monokultur jagung. Hal ini dibuktikan dengan jumlah daun, bobot kering tiap bagian tanaman dan hasil yang tidak berbeda nyata antar kedua perlakuan. Sistem agroforestri jagung, sengon, kopi dan gliricidia pada masa awal penerapan, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap limpasan permukaan dan erosi bila dibandingkan dengan sistem monokultur jagung, tetapi berpengaruh nyata terhadap limpasan permukaan dan erosi pada perlakuan terbuka. Limpasan permukaan pada perlakuan sistem monokultur, agroforestri dan terbuka berturutturut mencapai 1,16 mm, 1,73 mm dan 18,06 mm pada curah hujan 271 mm. Sedangkan erosi pada perlakuan sistem monokultur, agroforestri dan terbuka berturut-turut mencapai 2,05 ton ha-1 th-1, 1,08 ton ha-1 th-1 dan 18,08 ton ha-1 th-1. Bila dibandingkan dengan erosi yang diperbolehkan (Edp), erosi yang terjadi pada perlakuan monokultur dan agroforestri tersebut, masih berada di bawah nilai Edp, atau dapat diartikan masih dalam kondisi tidak membahayakan. Sedangkan pada perlakuan terbuka, erosi yang terjadi sudah sangat jauh melebihi nilai Edp atau dapat diartikan dalam kondisi sangat membahayakan. Berturutturut nilai Edp pada perlakuan monokultur, agroforestri dan terbuka adalah 2,53 ton ha-1 th- 1, 2,50 ton ha-1 th-1 dan 2,75 ton ha-1 th-1. Limpasan permukaan dan erosi yang terjadi pada penerapan sistem agroforestri berkurang seiring dengan penutupan lahan yang semakin rapat dan curah hujan yang semakin rendah (berkorelasi positif). Sedangkan pada perlakuan monokultur, limpasan permukaan dan tingkat erosi yang terjadi berkurang seiring dengan curah hujan yang semakin rendah saja. Dengan melihat pertumbuhan dan hasil tanaman semusim, nilai erosi dan Edp, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan sistem agroforestri akan memberikan pengaruh yang lebih baik dari segi budidaya dan konservasi lahan dibandingkan dengan penerapan sistem monokultur dan terbuka.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/129/050901695
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 19 Jun 2009 10:33
Last Modified: 11 Apr 2022 02:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128120
[thumbnail of 050901695.pdf]
Preview
Text
050901695.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item