Respon Tujuh Kultivar Cabai Besar (Capsicum annuum L.) Dalam Budidaya Organik di Dataran Medium pada Musim Hujan

Ekawarni, Aris Setya (2009) Respon Tujuh Kultivar Cabai Besar (Capsicum annuum L.) Dalam Budidaya Organik di Dataran Medium pada Musim Hujan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Cabai ialah sayuran buah yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan jenisnya cabai dibedakan menjadi dua yaitu cabai besar ( Capsicum annuum ) dan cabai rawit ( Capsicum frutescens ). Sebagai komoditas sayuran, cabai besar memiliki nilai yang cukup strategis dan ekonomis baik bagi petani produsen maupun konsumen. Akan tetapi harga cabai di pasaran cenderung fluktuatif tergantung pada pasokan yang masuk. Khususnya pada musim hujan harga jual cabai biasanya melonjak tinggi. Hal ini dikarenakan pada musim hujan produksi cabai banyak menemui kendala khususnya masalah serangan hama dan penyakit. Ketahanan tanaman cabai terhadap hujan dan serangan hama penyakit sangat bergantung pada kultivar yang dibudidayakan. Dengan demikian selain harus menguasai teknik pengendalian hama dan penyakit yang tepat diperlukan pula pemilihan kultivar yang sesuai untuk dibudidayakan pada musim hujan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari dan mendapatkan kultivar cabai besar ( Capsicum annuum L.) yang dapat berproduksi secara optimal di dataran medium pada musim hujan yang dibudidayakan secara organik. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat kutivar cabai besar ( Capsicum anuum L.) yang sesuai untuk dibudidayakan di dataran medium pada musim hujan secara organik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2008 di kebun petani yang terletak di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Ketinggian tempat 505 m dpl, dengan suhu rata-rata harian 23 0 C, curah hujan 1750 mm/tahun, kelembaban 81 % dan jenis tanah Alluvial. Alat yang digunakan antara lain: cangkul, cetok, gembor, ember, mistar, ajir, mulsa plastik hitam perak, timbangan analitik, oven, pipa pelubang daun (punch), dan alat tulis. Bahan yang digunakan meliputi benih 7 kultivar cabai besar yaitu : Gada, Omega, Hot Beauty, Hot chili, Restu, Horizon, dan Jetset, pupuk kotoran sapi dan paitan segar. Campuran daun mimba, daun sirsak dan sambiloto sebagai pestisida alami. Serta larutan pettrogenol dan yellow trap sebagai perangkap hama lalat buah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 7 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari: A 1= Kultivar Gada, A2 = Kultivar Omega, A 3= Kultivar Hot beauty, A4= Kultivar Hot Chili, A5 = Kultivar Restu, A 6= Kultivar Horizon, dan A7 = Kultivar Jetset. Variabel pengamatan meliputi pengamatan non destruktif yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, saat muncul bunga, jumlah bunga, persentase fruitset dan jumlah buah per tanaman. Pengamatan destruktif dilakukan pada saat tanaman berumur 56 hst meliputi luas daun dan bobot kering total tanaman serta pengamatan panen yang meliputi bobot buah per buah, bobot buah segar per tanaman, jumlah buah panen per tanaman, produksi per ha, panjang buah dan diameter buah. Selain itu dilakukan pengamatan agroklimat yaitu: suhu, kelembaban udara, curah hujan dan lama penyinaran serta pengamatan terhadap tanaman yang mati. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F pada taraf 5%, dan jika berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan ketujuh kultivar yang diujikan memberikan respon yang berbeda beda terhadap pertumbuhan dan hasil serta tingkat toleransi terhadap serangan hama penyakit. Respon yang berbeda antara lain ditunjukkan oleh tinggi tanaman, jumlah cabang, hari muncul bunga, jumlah bunga, jumlah buah, persentase fruit set dan variabel pengamatan panen yang meliputi bobot buah per buah, panjang buah dan diameter buah. Sementara itu untuk pengamatan jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, bobot segar buah per tanaman, produksi per ha dan jumlah buah panen per tanaman tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Kultivar Gada dan Hot Chili menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik daripada kultivar lain apabila ditanam di dataran medium pada musim hujan secara organik. Kultivar Hot Chili memberikan hasil bobot buah per buah tertinggi meskipun tidak berbeda dengan kultivar Jet Set. Berdasarkan ukuran buah, kultivar Horizon mencapai panjang buah tertinggi (15,44 cm) dan tidak berbeda dengan Omega (15,18 cm). Sedangkan diameter buah terbesar ditunjukkan oleh kultivar Jet Set (1,61 cm) dan Hot Chili (1,58 cm). Kultivar cabai besar yang tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit adalah Restu, Horizon dan Omega dengan persentase kematian mencapai 61 %, dimana dalam hal ini faktor lingkungan (suhu, kelembaban udara, curah hujan dan lama penyinaran) sangat berpengaruh. Dibandingkan dengan potensi hasil maka penanaman cabai besar secara organik di dataran medium pada musim hujan hanya mampu mencapai 22,2 % dari potensi hasil (8,04 ton.ha 1 untuk kultivar Hot Chili).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/12/050900234
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 19 Feb 2009 09:35
Last Modified: 11 Apr 2022 02:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128113
[thumbnail of 050900234.pdf]
Preview
Text
050900234.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item