Windarti (2008) Studi Pengetahuan Asli Petani mengenai berbagai varietas padi lokal dan beberapa faktor sosial-budaya yang terkait : kasus di Tiga Desa di Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Padi lokal merupakan jenis plasma nutfah dan kekayaan alam yang sudah tahan uji melalui seleksi alamselama berabad-abad. Jenis padi lokal tidak hanya satu tetapi memiliki jenis yang beragam antara daerah satu dengan daerah yang lain. Padi lokal memiliki perbedaan dengan padi unggul diantaranya padi lokal memiliki rasa yang lebih pulen, aroma wangi serta bentuk tanaman yang lebih tinggi. Umur daripada padi lokal itu sendiri lebih lama daripada padi unggul. Dimana padi unggul umur tanaman 3-4 bulan sedangkan padi lokal mencapai 5-6 bulan baru menuai hasil. Namun sekarang penanaman jenis benih padi lokal kurang begitu diminati oleh para petani karena para petani lebih memilih menanam jenis padi unggul. Ini dikarenakan umur jenis padi unggul lebih pendek, disamping itu juga karena tuntutan pemerintah yang mengharuskan para petani untuk menanam padi unggul, yaitu dengan adanya istilah “Revolusi Hijau” yang mengakibatkan penanaman padi lokal semakin berkurang dan lama kelamaan tergantikan oleh padi unggul. Pengetahuan asli merupakan sebuah kumpulan pengetahuan yang sangat berharga yang dimiliki oleh para petani. Sebagian dari pengetahuan itu mungkin masih dipraktekan secara efektif oleh sekelompok petani, sementara yang lain mungkin telah mulai ditinggalkan, tapi masih bisa ditelusuri. Perlu pula diketahui bahwa pengetahuan asli petani yang dikembangkan oleh para petani merupakan suatu sistem pengetahuan dan praktek yang berguna untuk kelangsungan eksistensi benih padi lokal. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Varietas padi lokal apa saja yang sedang atau pernah ditanam petani di Desa Belung dan Wonomulyo Kecamatan Poncokusumo serta Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang?(2) Bagaimana pengetahuan asli petani mengenai sifat beberapa varietas padi lokal tersebut? (3) Bagaimana aspek sosial ekonomi dan aspek budaya pada padi lokal? Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasikan varietas padi lokal apa saja yang sedang atau pernah ditanam petani di Desa Belung dan Wonomulyo Kecamatan Poncokusumo serta Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. (2) Mendiskripsikan pengetahuan asli petani mengenai sifat beberapa varietas padi lokal baik yang masih dibudidayakan atau tidak pernah dibudidayakan lagi. (3) Mendiskripsikan dinamika sosial ekonomi dan aspek budaya yang terkait dengan keberadaan padi lokal. Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan apa adanya bersifat terbuka. Metode pengambilan responden dalam penelitian ini adalah Snowball sampling yang merupakan pengambilan contoh petani berdasarkan infornasi dari seeorang atau beberapa orang petani yang telah dipilh sebelumnya yang sekaligus dianggap sebagai informan. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di desa Belung dan Wonomulyo kecamatan Poncokusumo serta desa Bocek Kecamatan Karangploso, dimana daerah tersebut sebagai tempat penghasil padi lokal yang ada di kota Malang. Metode analisis dat yang digunakan adalah dengan Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, ini dikarenkan penelitian ini tergolong dalam penelitian eksploratif.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Setiap daerah yang berbeda, varietas yang ditanam juga berbeda, di daerah Belung ditanam Genjah Rawe sedangkan di Bocek ditanam Tambak Urang, jika jenis ketan-ketanan khususnya ketan hitam ditanamdisetiap daerah dengan jumlah yang masih sangat terbatas, karena hanya digunakan untuk membuat kue-kue. (2) sifat beberapa varietas padi lokal yang masih ditanam atau dibudidayakan memuliki sifat khusus diantaranya rasa enak dan nasinya pulen, aromanya wangi, tanaman padi lokal umumnya tinggi, serta umurnya yang lebih lama dibanding padi unggul. Status penanamannya adalah dari 12 varietas yang didapatkan sebenarnya tidak semua varietas tersebut ada pada daerah atau disatu daerah saja, bahkan ada juga varietas yang sudah tidak diketahui keberadaannya. Misalnya padi lokal jenis Kunthul Nebak, Siam, Joko Bolot, Siam Gundul serta Molok, benerapa jenis padi lokal tersebut hanya diketahui saja oleh warga tetapi di daerah yang bersangkutan tidak ditamukan. Keberadaan saat ini, ada sebagian padi lokal yang terdapat pada daerah yang bersangkutan misalnya saja Tambak Urang berada didaerah Bocek sedangkan Genjah Rawe berada pada daerah Belung, Ketan Ireng juga masih di Bocek dan Belung. Disamping itu juga masih ada padi lokal varietas lain yang masih ada tetapi misalnya saja jenis Ketan Tawonan yang terdapat didaerah Bocek itupun sangat terbatas. Keinginan untuk menanam lagi sebenarnya ada, petani yang menanam hanya untuk kebutuhannya sendiri yaitu dikonsumsi sendiri, tetapi ada juga petani yang menanam karena harganya yang mahal, tapi kebanyakan petani mau menanam lagi jika bibit atau benihnya masih ada. (3) Dinamika Sosial Ekonomi dan Aspek Budaya yang terkait dengan keberadaan padi lokal adalah pengenalan upacara adat dimana ada sebagian petani yang masih menjalankan adat ritual tersebut, ini dikarenakan tingkat keyakinan petani yang berbeda mempersepsikan adat kebiasaan tersbut, tingkat keyakinan, dimana keyakinan sebenarnya ada pada petani hanya saja mereka sekarang sudah tidak terlalu memikirkan dan mengambil pusing masalah adat-adat tersebut. Dan jika dilihat dari sanksi, secara nyata tidak ada tetapi sanksi dari diri sendiri atau dalam hati mereka masih ada. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka dapat disarankan bahwa: (1) Varietas padi lokal saat ini relatif sedikit sekali yang dibudidayakan. Terdapat empat varietas padi lokal yang masih dibudidayakan antara lain Tambak Urang, Genjah Rawe, Ketan Ireng dan Ketan Tawonan. Terdapat juga tiga varietas padi lokal yang pernah dibudidayakan antara lain Siam, Kunthul Nebak dan Sukonandhi sedangkan yang hanya diketahui adalah Sri Kuning, Nongko Bosok, Joko Bolot, Siam Gundul serta Molok. (2) Pengetahuan asli yang dimiliki petani mengenai sifat beberapa varietas padi lokal meliputi: Bentuk benih, Keberadaan bulu serta panjang pendek bulu, Rasa serta aroma, Ciri tertentu pada bulir, Kulit atau sekam, Malai serta warna, Resiko kerontokan, Sifat daun dan jumlah bulir permalai, Bentuk gabah yang cocok dijadikan benih, Ketahanan padi lokal, Umur tanaman hingga panen, Jumlah anakan, Resistensi terhadap hama penyakit, Kebutuhan air dan ketahanan terhadap cuaca, Jumlah produksi, Tinggi jerami, Warna beras, Kebutuhan pupuk, Umur bibit. (3) Aspek sosial yang terkait budidaya padi lokal meliputi Umur petani, Tingkat Budaya meliputi Upacara-upacara adat seperti Wiwitan, Tingkepan, Nglujengi pantun, Mbuntoni, serta Obong-obong.
English Abstract
Local paddy is the type of plasma nutfah natural resources and which have through selection of nature during for centuries. local Paddy type not only one but owning immeasurable type between one area with area other is local. Local paddy have difference with high yield rice among others local paddy have to feel more of pulen, fragrant aroma and also form higher level crop. Age of local paddy more longer than high yield rice. Where high yield rice old age crop 3-4 months while local paddy reach 5-6 new months harvest result. But now cultivation of local paddy seed type less so enthused by all farmer because all more opting farmer plant high yield rice type. This because of paddy type age of more pre-eminent short, despitefully also because government demand which oblige farmer to plant high yield rice, that is with existence of term " Green Revolution" which result cultivation of local paddy on the wane and old is too long replaced by high yield rice pre-eminent Indigenouse Knowledge of genuiness represent a knowledge corps which is very worth had by farmer. Some of that knowledge possible still practice effectively by a group of farmer, while onother could have start to be left, but still can trace. Need also known that indigenose knowledge of farmer genuiness developed by farmer represent indigenose knowledge system and practice which good for continuity of local paddy seed eksistensi. Problem of this research are ( 1) local Varietas paddy any kind of which or have been planted by farmer in Belung and Wonomulyo of Poncokusumo District and also Bocek Of Karangploso District Malang Regency?(2) How is Indigenouse Knowledge of farmer genuiness regarding the nature of some local paddy varietas? ( 3) How social aspect, cultural aspect and economics aspect at local paddy? Research objective there are: (1). Knowing what local paddy than while or have planted farmer in Belung and Wonomulyo of Poncokusumo district and also Bocek of Karangploso District Malang Regency. (2) To describe farmer’s indigenouse knowledge about caracteristic several local paddy. (3) To describe the aspect of culture and social economy about local paddy. The research type used is discriptif that is research which only depicting what there are open character. The method of intake responden in this research is Snow Ball sampling representing intake of farmer example of pursuant to infornation of people or some farmer people which have previous select which is at the same time considered to be informan. Research location conducted intentionally (purposive) that is countryside of Belung and of Wonomulyo of Poncokusumo district and also countryside of Bocek of Karangploso District, where area mentioned as place producer of local paddy exist in Unlucky town. Method analysis data that used are Discount data, presentation of data and interesting of conclusionits caused this research included in explaloratif recearch. Result of research indicatesbe as follows: ( 1) Every different area, planted variety also differ, in area of Belung planted by Genjah Rawe while in Bocek planted by Tambak Urang, if type of ketan-ketanan specially black soft rice of area planted each with amount of which still very limited, because only used to make cakes. ( 2)Nature of some local paddy varietas which still planted or conducting of owning the nature of special among others feel delicious and its rice of pulen, its him fragrant, high local paddy crop generally, and also its age which is longer to be compared to high yield rice. its Cultivation status from 12 got varietas in fact don’t all the variety on area or one just area, may even exist also varietas which have unknown its existence. For example local paddy type of Kunthul Nebak, Siam, Joko Bolot, Siam Gundul and also Molok, just the local paddy type only known it by citizen in pertinent area don’t guest. Existence in this time, there are some local paddy found on just pertinent area for example of Tambak Urang reside in area of Bocek while Genjah Rawe reside at area of Belung, Ketan Ireng also still in Bocek and Belung. Beside that also paddy there is still be local other varietas which there is still but just for example of type Ketan Tawonan which there are area of Bocek is very limited. Desire to replant , in fact there is farmer planting just for its own requirement that is consumed self, but there also farmer planting because its costly price, but most farmer will replant if seed or its seed still there. ( 3) Social factor and Cultural Aspect which related to existence of local paddy is recognition of ceremony where there are some farmer which still run of ritual, this because of storey; level confidence of different farmer perception of habit, mount confidence, where confidence in factor on just farmer only is them now have don’t have on the brain and take confusedly is problem of customs. And if seen from sanction, manifestly there no but sanction of ownself or at heart they there still. Based on the research result above, so can be suggested are: (1) Local Paddy Variety in this time relative pittance which conducting. There are four local paddy variety which still conducting for example Tambak Urang, Genjah Rawe, Ketan Ireng and Ketan Tawonan. There are also three local paddy variety which conducting have for example Siam, Kunthul Nebak and of Sukonandhi while which only known is Sri Kuning, Nongko Bosok, Joko Bolot, Siam Gundul and also Molok. (2) Knowledge of genuiness had by farmer regarding hit the nature of some local paddy variety cover: Seed form, Existence of fur and also short length fur, Feel and also aroma, Certain characteristic seed, Husk or chaff, Malai and also colour, risk of Kerontokan, Nature of seed amount and leaf of permalai, Form shell of rice which is compatible to be made by seed, local Paddy resilience, Crop age till harvest, Amount of cildren, Resistensi to disease pest, Amount of water required and resilience to weather, Amount of production, High of hay, Rice colour, Requirement of manure, and than Seed age. (3) Relevant Social aspect of local paddy conducting cover Age farmer, Education storey; level, Wide of ownership, Marketing and also Earnings while for Cultural Aspect cover Ceremonys custom like Wiwitan, Tingkepan, Nglujengi Pantun, Mbuntoni, and also Obong-Obong.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/89/050801078 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 10 Apr 2008 14:26 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 01:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128078 |
Preview |
Text
050801078.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |