“Pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. merril) akibat pemberian bahan organik dan cara pengendalian gulma

Wirawan, Suherly (2008) “Pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. merril) akibat pemberian bahan organik dan cara pengendalian gulma. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai ialah komoditi tanaman pangan utama setelah padi dan jagung yang berguna untuk memenuhi keperluan konsumsi manusia, ternak, dan bahan baku industri. Berdasarkan data Departemen Pertanian, pada tahun 2007, luas tanam hanya sebesar 464.427 hektar dan produksi hanya sebesar 608.263 ton. Padahal, target pemerintah terhadap luas tanam kedelai di tahun 2007 adalah sebesar 740.740 hektar dan produksi kedelai sebesar 950.000 ton. Akibatnya, untuk memenuhi konsumsi kedelai di tahun 2007 sebagai bahan baku dari tahu, tempe, dan susu kedelai sebesar 1,9 juta ton, Pemerintah masih harus mengimpor sebesar 1,3 juta ton kedelai. Oleh karena itu, pada tahun 2008, Pemerintah menargetkan produksi kedelai nasional naik minimal 20% dari produksi tahun 2007 yang hanya sekitar 608.263 ton.Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kedelai dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan unsur hara tanaman melalui pemupukan bahan organik dan pengendalian gulma. Penggunaan bahan organik ialah alternatif pengganti pupuk anorganik, karena pemberian pupuk anorganik yang berlebihan menyebabkan produktivitas lahan menurun. Aplikasi pemupukan bahan organik tidak selamanya memberikan hasil yang efektif akibat pengaruh persaingan tanaman dengan gulma. Untuk itu perlu sekali adanya pengendalian gulma yang tepat dan efisien agar tidak menurunkan hasil tanaman kedelai. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai akibat pemberian pupuk organik dan cara pengendalian gulma. Sedangkan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ialah: (1) Pemberian bahan organik dan cara pengendalian gulma memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, (2) Pemberian bahan organik yang berbeda akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (3) Cara pengendaliangulma yang berbeda akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dengan ketinggian tempat ± 580 m dpl, curah hujan 132 mm/tahun, jenis tanahnya entisol, suhu maksimum 27.4 0C dan suhu minimum 15.1 0C. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan September 2007. Alatalat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cangkul, meteran, tugal, timbangan analitik, Leaf area meter, Oven, alat semprot punggung dengan nozel biru. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas Anjasmoro, jerami padi, pupuk kandang sapi, blotong, pupuk Urea dengan dosis 50 kg N ha-1, pupuk KCl dengan dosis 75 kg K2O ha-1, pupuk SP-36 dengan dosis 51.1 kg P2O5 ha-1, Ronstar 250 EC, Goal 2E, Furadan 3 G, Decis 2.5 EC dan Dithane M-45. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor dan diulang tiga kali. Perlakuan pupuk organik ditempatkan sebagai faktor pertama (P) yang terdiri dari tiga taraf yaitu : (P1) pupuk kandang sapi sebanyak 10 ton ha-1, (P2) Jerami padi sebanyak 5 ton ha-1, (P3) Blotong sebanyak 4 ton ha-1. Sedangkan cara pengendalian gulma ditempatkan sebagai faktor kedua(H) yang terdiri dari empat taraf yaitu : (H0) Kontrol/tanpa perlakuan, (H1) Herbisida pra tumbuh (herbisida oksifluorfen dengan dosis 2 l ha-1), (H2) Herbisida purna tumbuh (Herbisida oksadiazon dengan dosis 1 l ha-1), (H3) Penyiangan pada umur 21 dan 42 hst. Pengamatan yang dilakukan ialah pengamatan gulma dan pengamatan tanaman kedelai. Pengamatan gulma dilakukan secara non destruktif dan destruktif dengan metode kuadrat (ukuran 50 cm x 50 cm). Pengamatan non destruktif dilakukan sebelum pembuatan petak percobaan pada pengamatan gulma sedangkan pengamatan pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 15, 30, 45, 60 dan 75 hst. Pengamatan destruktif dilakukan pada umur 15, 30, 45, 60, 75 dan 90 hst (saat panen tanaman kedelai) pada pengamatan gulma sedangkan pengamtan pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 15, 30, 45, 60 dan 75 hst. Pengamatan gulma ialah analisis vegetasi, bobot kering gulma dan toksisitas. Pengamatan pertumbuhan kedelai ialah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, bobot kering tanaman. Pengamatan panen ialah jumlah polong total pertanaman, jumlah polong isi pertanaman, jumlah polong hampa pertanaman, bobot kering 100 biji, bobot biji pertanaman, bobot biji perhektar (ton ha-1), indeks panen. Pengamatan dilakukan pada umur 15, 30, 45, 60, 75 dan 90 hst (saat panen tanaman kedelai) hst dan saat panen. Data yang diperoleh dari tiap-tiap pengamatan dianalisis dengan mempergunakan analisis ragam atau uji F pada taraf nyata (0.05). Apabila terdapat hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf p=0.05.organik dan cara pengendalian gulma pada komponen pertumbuhan yaitu luas daun pada umur pengamatan 45 hst dan komponen hasil yaitu jumlah polong total dan jumlah polong isi per tanaman. Pada komponen pertumbuhan, kombinasi perlakuan herbisida oksifluorfen dengan jerami padi dan penyiangan 21 dan 42 hst dengan jerami padi menghasilkan luas daun nyata lebih luas dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lain. Pada komponen hasil, kombinasi perlakuan antara herbisida oksifluorfen dengan blotong dan penyiangan 21 dan 42 hst dengan jerami padi menghasilkan jumlah polong total dan jumlah polong isi tanaman nyata lebih banyak dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/79/050801000
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 31 Mar 2008 09:49
Last Modified: 08 Apr 2022 03:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128069
[thumbnail of 050801000.pdf]
Preview
Text
050801000.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item