NovitaYuanaPaais (2008) Respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida melalui Pola Kemitraan antara PT. Dupont Indonesia dan Kelompok Tani "Karya Bhakti" : studi kasus di Dusun Kembangan, Desa Sumberejo, Kecamata. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Usaha untuk meningkatkan hasil produksi jagung yang baik dan juga untuk meningkatkan pendapatan petani adalah salah satunya dengan diterapkan pola kemitraan yaitu dimana perusahaan inti melakukan kontrak kerjasama dengan kelompok-kelompok tani untuk menanam jagung pembenihan jagung hibrida pioneer. Tingkat keberhasilan pada pola kemitraan yang diterapkan oleh PT. Dupont Indonesia ini dilihat dari lamanya petani mengikuti kemitraan. Semakin tinggi respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida akan semakin membaik yang pada akhirnya terjadi perubahan pada produksivitas petani. Adapun perumusan masalah adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pla kemitraan antara PT. Dupont Indonesia dengan kelompok tani “Karya Bhakti”. 2) Bagaimana respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida. 3) Bagaimana hubungan antara respon petani dengan produksi terhadap teknologi budidaya jagung hibrida. sedangkan tujuan masalah adalah: 1) Mendiskripsikan pelaksanaan pola kemitraan antara PT. Dupont Indonesia dengan kelompok tani “Karya Bhakti”. 2) Mengetahui respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida. 3) Menganalisis hubungan antara respon petani dengan produksi terhadap teknologi budidaya jagung hibrida. Kegunaan penelitian: 1) Sebagai bahan masukan bagi lembaga yang berkepentingan dalam menentukan kebijakan pertanian yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan petani. 2) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi petani dalam menjalin hubungan kerja pola kemitraan. 3) Sebagai tambahan informasi bagi peneliti berikutnya. Berdasarkan kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian diduga terdapat hubungan antara respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida dengan tingkat produksi.Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Dusun Kembangan, Desa Sumberejo, Kecamatan sanankulon, Kota Blitar. UntukUntuk menganalisis hubungan antara respon dan produksi teknologi budidaya jagung hibrida dalam pola kemitraan gunakan tabulasi silang (cross table). Berdasarkan analisis data didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Proses pelaksanaan penyuluhan kemitraan pembenihan jagung hibrida pioneer oleh PT. Dupont Indonesia dilakukan dengan tiga tahap; Grower metting, pembinaan kelompok. Materi yang disampaikan oleh petugas dalam grower meeting yaitu berkaitan tentang sistem kemitraan pembenihan jagung hibrida pioneer, dihadiri oleh pengurus dan anggota kelompok tani Karya Bakti. Dalam pembinaan kelompok yang juga dihadiri pengurus serta anggota kelompok tani Karya Bhakti, materi yang disampaikan berkenaan tentang teknik budidaya padi hibrida. 2) Respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida dalam pola kemitraan yang meliputi: a) Persepsi tergolong dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor 1,95 atau sebesar 97,5% dari skor maksimal 2. b) Pengetahuan tergolong dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor 2 atau sebesar 100% dari skor maksimal 2. c) Sikap tergolong dalam kategori tinggi dengan ratarata skor 1,9 atau sebesar 95% dari skor maksimal 2. d) Keterampilan tergolong dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor 1,85 atau sebesar 92,5% dari skor maksmal 2. Secara umum respon petnai terhadap teknologi budidaya jagung hibrida tergolong tinggi dengan rata-rata skor mencapai 7,65 atau sebesar 95,6% dari skor maksimal 8. 3) Terdapat hubungan antara respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida dengan produksi. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dirumuskan saran sebagai berikut: 1. Respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida perluditingkatkan, karena hal ini dapat meningkatkan produksi petani. penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yakni kelompok tani Karya Bhakti di Dusun Kembangan, Desa Sumberejo, Kecamatan sanankulon, Kota Blitar. Prosedur penentuan sampel dengan metode purposive . Pada penelitian ini peneliti mengambil 20 orang petani sampel dengan metode purposive (sengaja). Pengumpulan data: 1) Wawancara. 2) Observasi. 3) Dokumentasi. 4) Studi perpustakaan. Untuk mengetahui respon petani terhadap teknologi budidaya jagung hibrida menggunakan metode skoring tinggi dan rendah, digunakan analisis skala Likert. Sedangkan untuk pelaksanaan pola kemitraan dilakukan dengan deskriptif.
English Abstract
A strive to increase good corn production output and also to increase farmer’s income is by applying partnership pattern in which the core company contracts cooperation with farmer groups, in order to cultivate pioneer hybrid seeding corn. Success level on partnership pattern applied by this PT. DuPont Indonesia can be seen from farmer’s long time span in following partnership. The higher farmer’s response to hybrid corn cultivation technology, the better farmer’s capability in hybrid corn cultivation. So, finally, its hope changes farmer’s productivity that can increase income that farmer obtained. Whereas the problem formulation are: 1) How implementation of partnership pattern between PT. DuPont Indonesia and farmer group of “Karya Bhakti”; 2) How farmer’s response to hybrid corn cultivation technology; 3) How relationship between farmer’s response and production for hybrid corn cultivation technology. Whereas a purpose of the research are: 1) describe implementation of partnership pattern between PT. DuPont Indonesia and farmer group of “Karya Bhakti”; 2) know farmer’s response to hybrid corn cultivation technology; 3) analysis relationship between farmer’s response and hybrid corn cultivation technology. A benefit of the research is: 1) as input material for interested institution in deciding farming policy related to increasing farmer’s welfare; 2) as information and consideration materials for farmer in making working relation of partnership pattern; 3) as information addition for subsequent researcher. Based on the thought framework in purposive way, from research hypothesis, it can be concluded that there is relationship between farmer’sresponse to hybrid corn cultivation technology and production level. Establishment of research location is done in purposive way, is that in Kembangan Hamlet, Sumberejo Village, Sanankulon Subdistrict, Blitar City. Establishing research location in purposive way is that farmer’s group of Karya Bhakti in Kembangan Hamlet, Sumberejo Village, Sanankulon Subdistrict, Blitar City. Procedure of establishing sample farmer is by using purposive method. In this research, the researcher will take sample of 20 farmers. Data collection is done through: 1) interview; 2) observation; 3) documentation; 4) library study. To know farmer response to hybrid corn cultivation technology that is using high, moderate, and low scoring methods, Likert Scale analysis is used. To implement partnership pattern, a descriptive analysis is done. To analyze the relationship between response and hybrid corn cultivation technology in partnership pattern, cross table analysis is used. Based on data analysis, research result is obtained as follow: 1. The process of the extention in pioneer hybrid rice plant partnership by PT. Dupont Indonesia be done three stage; grower meeting, group extention,individual extention. The matter has submitted by the extension agent in growing meeting is interconnected about system of hybrid corn cultivation technology in partnership has attended by official member and Karya Bhakti farmer group member. 2. Average score of farmer’s response category level to hybrid corn cultivation technology in partnership pattern in Kembangan Hamlet, Sumberejo Village, Sanankulon Subdistrict, Blitar City is 7.65 from maximum score of 8 or 95.6%. So, farmer’s response to hybrid corn cultivation technology in partnership pattern in included into high category. 1) Farmer’s perception level to hybrid corn cultivation technology in partnership pattern achieves average score of 7.95 or 100% from maximum score of 8, so that farmer’s perception level regarding with this hybrid corn cultivation technology in partnership pattern is included into high category. 2) Farmer’s knowledge level to hybrid corn cultivation technology in partnership pattern achieves average score of 14 or 100% from maximum score of 14, so that farmer’s perception level regarding with this hybrid corn cultivation technology in partnership pattern is included into high category. 3) Farmer’s attitude level to hybrid corn cultivation technology in partnership pattern achieves average score of 13.9 or 100% from maximum score of 14, so that farmer’s perception level regarding with this hybrid corn cultivation technology in partnership pattern is included into positive category (agree).4) Farmer’s skill level to hybrid corn cultivation technology in partnership pattern achieves average score of 13.8 or 100% from maximum score of 14, so that farmer’s perception level regarding with this hybrid corn cultivation technology in partnership pattern is included into high category. 3. There are correlation between farmer’s response to hybrid corn cultivation technology with production. Based on conclusion above, so suggestions can be formulated as follows: 1. Farmer’s response to hybrid corn cultivation technology require to be improved because this matter can increase product of farmers.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2008/54/050800693 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
| Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
| Date Deposited: | 01 Apr 2008 14:55 |
| Last Modified: | 21 Oct 2021 08:31 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128047 |
Preview |
Text
050800693.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |