Sisto (2008) Ketahanan beberapa aksesi wijen (Sesamum indicum Linn) terhadap hama utama Polyphagotarsonemus latus. (Banks). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Wijen (Sesamum indicum Linn) merupakan salah satu komoditi pertanian yang mempunyai prospek yang cerah. Minyak wijen banyak dibutuhkan dalam bidang industri makanan dan kesehatan. Masalah utama pengembangan wijen di Indonesia adalah rendahnya produktivitas tanaman. Rendahnya produkivitas wijen ini salah satunya disebabkan oleh adanya serangan hama tungau Polyphagotarsonemus latus (Banks). Hama ini menyerang bagian daun muda tanaman yang akan menyebabkan keriting pada daun. Serangan hama P. latus pada tanaman wijen dapat menurunkan hasil hingga 75%. Selain tanaman wijen sebagai inang, hama ini juga mempunyai banyak inang yang menjadikan hama ini sulit diatasi diantaranya cabe, kedelai/kacang-kacangan dan masih banyak lagi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan aksesi wijen yang tahan terhadap serangan hama Polyphagotarsonemus latus. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa dari aksesi wijen yang diteliti terdapat aksesi wijen yang tahan terhadap serangan hama Polyphagotarsonemus latus (Banks). Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) yang berada di Desa Sumberrejo, Bojonegoro dan laboratorium hama dan penyakit tanaman Balittas, Malang. Penelitian dimulai pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2006. Bahan yang digunakan adalah pupuk urea, SP36 dan 25 aksesi wijen yang berasal dari koleksi plasma nutfah Balittas. Ke-25 aksesi tersebut adalah; Si 22, Si 23, Si 26, Si 27, Si 29, Si 30, Si 31, Si 33, Si 34, Si 35, Si 36, Si 37, Si 38, Si 39, Si 40, Si 41, Si 42, Si 43, Si 44, Si 45, Si 46, Si 47, Si 48, Si 49, dan Sbr 1 (kontrol tahan). Rancangan yang digunakan adalah RAK dengan 3 ulangan dan 25 aksesi wijen sebagai perlakuan. Masing-masing pelakuan ditanam dalam petak berukuran 6 m X 9 m dan jarak tanam 60 cm X 25 cm. Variabel yang diamatiyaitu: tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga (50%), berat 1000 biji, berat biji/petak (produktifitas), jumlah polong/tanaman, populasi hama P. Latus/tanaman dan intensitas serangan hama P. Latus. Populasi hama P.latus diamati dari sepuluh sampel daun/petak pada umur 25 hst, 35 hst, 45 hst, 55 hst, 65 hst dan 75 hst menggunakan mikroskop dilaboratorium. Pengamatan intensitas serangan dilakukan menggunakan skoring dari sepuluh sampel daun tanaman/petak. Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5 %. Jika data berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Dunnet. Untuk mengetahui hubungan antar variabel pengamatan dilakukan analisis kovarian yang dilanjutkan dengan perhitungan koefisien keragaman genotipik dan fenotipik. Perhitungan heritabilitas dan Koefisien Keragaman Genetik (KKG) dilakukan untuk mengetahui proporsi ragam genetik pada fenotip dan juga proporsi simpangan baku genetik terhadap rerata.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel intensitas serangan ditemukan 3 aksesi yang mempunyai ketahanan yang stabil (moderat) dari umur pengamatan 45 hst hingga 75 hst. Aksesi tersebut adalah Si 27, Si 33 dan Si 35. Pada pengamatan umur berbunga, aksesi yang mempunyai umur berbunga lebih cepat dan berbeda nyata dengan kontrol adalah Si 29, Si 33, Si 34, Si 35, Si 43 dan Si 47 sedangkan aksesi Si 45 berbunga lebih lama dan berbeda nyata dibanding kontrol Sbr 1. Pada pengamatan umur panen, aksesi yang mempunyai umur panen yang lebih cepat dan berbeda nyata dengan kontrol yaitu Si 26 sedangkan Si 44 menunjukkan nilai yang berbeda nyata lebih lama dengan aksesi pembanding Sbr 1. Pada pengamatan tinggi tanaman aksesi yang menunjukkan nilai berbeda nyata lebih rendah dengan aksesi pembanding Sbr 1 yaitu Si 43 dan Si 47 sedangkan Si 30 dan Si 49 berbeda nyata lebih besar. Pada pengamatan jumlah cabang aksesi yang berbeda nyata lebih kecil dengan kontrol yaitu Si 31, Si 43 dan Si 49 sedangkan Si 29 dan Si 30 menunjukkan nilai yang berbeda nyata lebih besar dengan aksesi pembanding Sbr 1. Pada pengamatan jumlah polong hanya ditemukan aksesi yang berbeda nyata lebih besar dibanding kontrol. Aksesi tersebut yaitu Si 29, Si 30, Si 39 dan Si 40. Pada pengamatan berat 1000 biji aksesi yang berbeda nyata lebih kecil dengan kontrol yaitu Si 30, Si 38, Si 39, Si 44 dan Si 45 sedangkan Si 33, Si 34, Si 35, Si 43 dan Si 47 berbeda nyata lebih besar dibanding kontrol Sbr 1. Pengamatan daya hasil tidak menunjukkan nilai yang berbeda nyata pada uji anova. Perhitungan heritabilitas menunjukkan nilai heritabilitas tinggi pada semua variabel pengamatan kecuali variabel produktifitas dan intensitas serangan dengan heritabilitas sedang. Koefisien keragaman genetik (KKG) menunjukkan nilai yang rendah pada semua variabel pengamatan kecuali jumlah cabang dengan nilai KKGagaka rendah. Hasil perhitungan korelasi genotipik dan fenotipik didapatkan 3 hubungan yang berbeda yaitu positif berbeda nyata, positif tidak berbeda nyata dan negatif.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/44/050800590 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 27 Mar 2008 09:40 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 08:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128037 |
Preview |
Text
050800590.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |