ReniMitasari (2008) Patogenisitas Jamur Entomopatogen Nomuraea sp Pada Larva Helicoverpa armigera Hubner. (Lepidoptera: Noctuidae). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Helicoverpa armigera Hubner merupakan serangga hama yang bersifat polifag pada tanaman tomat, kedelai, kapas, tembakau, sorgum, dan jagung. Pada umumnya petani dalam mengendalikan serangga hama tersebut masih mengandalkan insektisida kimia. Telah diketahui secara luas bahwa penggunaan insektisida secara intensif dalam jangka panjang dapat menimbulkan akibat merugikan terutama resistensi hama terhadap bahan-bahan kimia, musnahnya musuh alami dan rusaknya ekosistem. Upaya mengurangi timbulnya pencemaran lingkungan , maka dicari cara pengendalian hama yang lebih aman lingkungan. Salah satu pengendalian dan upaya pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan patogen serangga yaitu Nomuraea sp . Penelitian ini bertujuan untuk menguji patogenisitas jamur entomopatogen tanah Nomuraea sp. terhadap mortalitas larva H. armigera . Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pelaksanaan Penelitian dimulai bulan Februari 2008 hingga Mei 2008. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu isolat Nomuraea sp. asal Solok, Sumatra Barat terdiri dari tiga level (5,8 x 1012 konidia/ml, 1,0x1011 konidia/ml, dan 1,1x1010 konidia/ml) dan Faktor kedua yaitu isolat Nomuraea sp. asal Poncokusumo, Jawa Timur terdiri dari tiga level (4,7x1012 konidia/ml, 7,2x1011 konidia/ ml, dan 8,1x1010 konidia/ml) dan tanpa konidia (kontrol). Semua perlakuan diulang tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, gejala awal akibat infeksi jamur Nomuraea sp. ditandai dengan larva berhenti makan. Kemudian H. armigera mati dan seluruh tubuh larva mengalami pengerasan (mumifikasi). Gejala lanjutan berupa adanya miselia berwarna putih bersih pada seluruh tubuh larva H. armigera dan akan berubah warna menjadi hijau pupus. Mortalitas tertinggi terjadi pada hari ketiga pada perlakuan kerapatan 8,1x1010 konidia/ml isolat Nomuraea sp. asal Poncokusumo. Patogenisitas jamur Nomuraea sp. isolat asal Poncokusumo lebih tinggi daripada isolat asal Solok. Mortalitas H. armigera tertinggi disebabkan oleh aplikasi isolat jamur Nomuraea sp asal Poncokusumo dengan konsentrasi 4,7x1012 konidia/ml (73,33%), sedangkan mortalitas H. armigera terendah disebabkan oleh aplikasi isolat jamur Nomuraea sp asal Solok dengan konsentrasi 1,1x1010 konidia/ml (26,67%).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/411/050900467 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 11 Mar 2009 10:01 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 08:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128031 |
Preview |
Text
050900467.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |