Pengaruh Kombinasi Naphtalene Acetic Acid dan Benzyl Adenine pada Biakan In Vitro Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.)

TitaYunaningsih (2008) Pengaruh Kombinasi Naphtalene Acetic Acid dan Benzyl Adenine pada Biakan In Vitro Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Nilam ( Pogostemon cablin Benth.) ialah tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena merupakan komoditas ekspor nonmigas penghasil devisa. Indonesia merupakan negara pemasok terbesar kebutuhan minyak nilam dunia yaitu sekitar 90% dari keseluruhan kebutuhan dunia. Minyak nilam menyumbang lebih dari 50% total ekspor minyak atsiri Indonesia sehingga diharapkan dapat menjadi komoditas minyak atsiri unggulan di pasar ekspor (Rukmana, 2004). Minyak nilam atau dikenal dengan nama patchouli oil banyak digunakan sebagai zat pengikat (fiksatif) dalam industri parfum, sabun, hair tonic , dan beberapa industri komestika. Selama ini petani menanam nilam dari hasil stek sehingga bisa membawa penyakit dan jumlahnya terbatas. Untuk memperbaiki kualitas bibit, bisa dilakukan dengan teknik kultur jaringan yang mempunyai keunggulan antara lain seragam, sehat dan cepat dalam jumlah banyak (Wardiyati, 1998), bahkan bisa meningkatkan hasil (Sugimura et al ., 1995). Keberhasilan dari teknik kultur jaringan sangat ditentukan dan tergantung pada media yang digunakan, eksplan, lingkungan kerja dan juga sangat bergantung pada zat pengatur tumbuh yang diberikan. Menurut Gunawan (1992), dalam kultur jaringan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah auksin dan sitokinin. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen dapat mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Salah satu zat pengatur tumbuh golongan auksin adalah NAA ( Naphtalene Acetic Acid ) dan dari golongan sitokinin adalah BA ( Benzyl Adenine ). Kombinasi konsentrasi NAA dan BA tertentu sangat berpengaruh pada perbanyakan tanaman nilam secara in vitro . Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi NAA ( Naphtalene Acetic Acid ) dan BA ( Benzyl Adenine ) pada media yang sesuai untuk pertumbuhan explant tanaman nilam. Hipotesis yang diajukan ialah kombinasi konsentrasi NAA dan BA yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada pertumbuhan explant dalam multiplikasi tunas dan induksi akar tanaman nilam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari 2008 sampai dengan September 2008 di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Alat yang digunakan pada penelitian ialah autoclaf, timbangan analitik, oven, aquadestilator, lemari es, gelas ukur, spatula, pH meter, botol kultur, kompor listrik, tabung ukur, pipet, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) , scapel, pinset, petridish, lampu bunsen, dan hand sprayer. Bahan yang digunakan ialah tunas pucuk tanaman nilam aceh, media dasar MS dengan tambahan vitamin, sukrosa, agar, casein hydrolisate 100 ppm, adenin 80 ppm dan ZPT NAA dengan BA, detergen 5%, fungisida sistemik 2 g.L-1, Bayclean 10%, antibiotik streptomycin 100 ppm, aquades steril, alkohol 70% dan 96%, air aquades, HCl 1N, NaOH 1N, pH 7, spiritus, karet gelang, plastik penutup. Penelitian akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan yang terdiri atas tahap isolasi, inokulasi dan induksi tunas.Tahap kedua adalah penelitian multiplikasi tunas dan induksi akar dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 9 perlakuan dengan 5 kali ulangan dan setiap botol kultur berisi 2 explant . Perlakuan zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah NAA 0 ppm + BA 0 ppm (N0), NAA 0,1 ppm + BA 0,5 ppm (N1), NAA 0,1 ppm + BA 1 ppm (N2), NAA 0,1 ppm + BA 1,5 ppm (N3), NAA 0,1 ppm + BA 2 ppm (N4), NAA 0,5 ppm + BA 0,5 ppm (N5), NAA 0,5 ppm + BA 1 ppm (N6), NAA 0,5 ppm + BA 1,5 ppm (N7), NAA 0,5 ppm + BA 2 ppm (N8). Pengamatan dilakukan sehari setelah subkultur sampai explant berumur 6 minggu yang meliputi: persentase hidup explant , saat inisiasi tunas, saat inisiasi akar, jumlah tunas, jumlah akar, panjang plantlet dan panjang akar. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan pada setiap perlakuan maka akan dilanjutkan dengan menggunakan UJBD (Uji Jarak Berganda Duncan) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan persentase hidup explant berkisar antara 60- 100%. Pemberian NAA + BA pada berbagai konsentrasi tidak berbeda nyata terhadap saat inisiasi tunas namun pemberian NAA + BA berbeda nyata pada pengamatan jumlah tunas umur 28, 35 dan 42 hsi serta panjang plantlet . Perlakuan NAA 0,1 ppm + BA 0,5 ppm memberikan hasil terbaik untuk multiplikasi tunas dengan jumlah tunas paling banyak yaitu 19 buah tunas. Perlakuan yang mampu menginduksi akar hanya pada perlakuan NAA 0 ppm + BA 0 ppm (kontrol) dengan jumlah akar pada 42 hsi sebanyak 2,3 buah akar dengan panjang rata-rata 0,189 cm.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/381/050803768
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 08 Jan 2009 08:34
Last Modified: 08 Jan 2009 08:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128000
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item