MachmudSafingi (2008) Peran Urea sebagai Bahan Pencampuran Glifosat dalam Pengendalian Gulma pada Pertanaman Kedelai (Glycine max L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai ( Glycine max L. Merill) ialah komoditi tanaman pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumsi manusia, ternak, dan bahan baku industri. Berdasarkan Data Departemen Pertanian pada tahun 2007, luas tanam hanya sebesar 464.427 ha dan produksi hanya 608.263 ton, padahal target pemerintah terhadap luas tanam kedelai di tahun 2007 sebesar 740.740 ha dan produksi kedelai 950.000 ton. Salah satu yang menyebabkan produksi rendah ialah keberadaan gulma yang cukup mengganggu tanaman kedelai. Moenandir (1988) menyatakan bahwa kedelai ialah tanaman yang sering mendapat gangguan gulma, menurunkan produksi sekitar 30 hingga 50 %. Glifosat ialah herbisida yang bersifat sistemik, mempunyai spektrum daya brantas yang sangat luas dan terutama digunakan untuk pengendalian gulma tahunan. Karena harga glifosat sekarang menjadi mahal, maka perlu dilakukan penelitian mengenai cara pengendalian gulma yaitu dengan pencampuran urea dengan glifosat, tanpa mengurangi daya racunnya. Pada penelitian Lestari (2006) menunjukkan bahwa dari dosis campuran glifosat 3, 4, 5 l ha-1 dengan urea dosis 5, 10 kg ha-1 diketahui campuran glifosat 3 l ha-1 + urea 10 kg ha-1 dapat memberikan pengaruh yang lebih baik dalam menekan pertumbuhan alang-alang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pencampuran herbisida glifosat dan urea dalam mengendalikan gulma di areal tanaman kedelai serta mengetahui dosis urea yang tepat pada campuran herbisida glifosat, dalam mengendalikan gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hipotesis yang diajukan ialah 1) penggunaan urea dapat meningkatkan efektivitas herbisida glifosat dalam mengendalikan gulma, 2) penggunaan urea pada campuran glifosat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di daerah Landungsari, Malang Jawa Timur. Alatalat yang dipergunakan pada penelitian ini meliputi meteran, timbangan, Leaf Area Meter (LAM), oven, knapsack sprayer, gelas ukur dan petak kuadrat bujur sangkar ukuran 50 x 50 cm. Bahan-bahan yang dipergunakan meliputi benih kedelai varietas Willis, pupuk Urea, SP-36, KCl, dan herbisida bahan aktif glifosat 3 l ha-1 dengan nama dagang Roundup. Penelitian ini dengan mempergunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 9 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 27 petak perlakuan. Perlakuan tersebut meliputi P1 = Urea 10,5 kg ha-1; P2 = Glifosat 3 l ha-1; P3 =Glifosat 3 l ha-1 dan urea 1,5 kg ha-1; P4 = Glifosat 3 l ha-1 dan urea 3 kg ha-1; P5 = Glifosat 3 l ha-1 dan urea 4,5 kg ha-1; P6 = Glifosat 3 l ha-1 dan urea 6 kg ha-1; P7 = Glifosat 3 l ha-1 dan urea 7,5 kg ha-1; P8 = Glifosat 3 l ha-1 dan urea 9 kg ha-1; P9 = Glifosat 3 l ha-1 dan urea 10,5 kg ha-1. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan gulma, parameter pertumbuhan tanaman dan komponen hasil. Pengamatan gulma dilakukan dengan analisis vegetasi pada umur 28, 42, 56, 70, 84 hari setelah semprot, meliputi perhitungan dominansi gulma dan bobot kering gulma. Parameter pertumbuhan tanaman dilakukan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan, dilakukan saat tanaman berumur 21, 36, 51, 66, 81 hari setelah tanam dan saat panen (± 88 hst). Parameter pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot kering total tanaman. Sedangkan pengamatan komponen hasil meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, hasil biji per hektar. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan mempergunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5 %. Apabila hasil pengujian menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan mempergunakan uji BNT pada taraf 5 %. Hasil analisis vegetasi awal sebelum perlakuan terdapat 10 spesies gulma. Bidens pilosa sebelum aplikasi mempunyai nilai SDR tertinggi 19,64 %, setelah perlakuan pemberian campuran herbisida glifosat dan urea, spesies Bidens pilosa memiliki nilai SDR terrendah dengan nilai 2,55 % pada perlakuan P7. Spesies gulma yang pertama kali muncul sebelum pemberian perlakuan, namun setelah aplikasi herbisida dan urea serta campuran keduanya tidak muncul atau sebaliknya. Gulma yang tidak muncul setelah aplikasi meliputi Commelina diffusa , Emilia sonchifolia dan Phyllanthus niruri. Sedangkan spesies gulma baru yang muncul meliputi Eleusine indica dan Ipomoea triloba. Perlakuan glifosat 3 l ha-1 dan urea 7,5 kg ha-1 mampu mengendalikan gulma secara efektif dan mampu memberikan hasil terbaik pada peubah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun serta bobot kering biji per tanaman dan hasil bobot biji masing-masing sebesar 11,47 g/tanaman dan 1,55 t ha-1.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/378/050803765 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 07 Jan 2009 13:52 |
Last Modified: | 07 Jan 2009 13:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127997 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |