Pemanfaatan Streptomyces Antagonis dan VAM untuk Pengendalian Penyakit Rebah Semai (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill.) di Rumah Kaca

LucyDiananthari (2008) Pemanfaatan Streptomyces Antagonis dan VAM untuk Pengendalian Penyakit Rebah Semai (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill.) di Rumah Kaca. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sclerotium rolfsii Sacc. merupakan masalah yang serius pada tanaman kedelai. Patogen ini mempunyai kisaran inang yang luas tetapi lebih sering dijumpai pada tanaman Leguminosa dengan intensitas serangan 5-55%. Pengendalian penyakit ini cukup sulit untuk dilakukan karena kisaran inangnya yang luas. Salah satu cara pengendalian yang akhir-akhir ini mendapatkan perhatian adalah pengendalian secara biologi seperti pemanfaatan Streptomyces dan VAM ( Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza). Pemanfaatan Streptomyces dan VAM koleksi laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Brawijaya sebagai agens pengendalian hayati diharapkan mampu mengurangi intensitas serangan penyakit dan meningkatkan produksi tanaman kedelai. Streptomyces terkenal banyak menghasilkan antibiotik dan VAM diketahui dapat membantu meningkatkan produksi kedelai. Oleh karena itu, penggunaan saproba antagonis ini dipadukan bertujuan untuk menekan intensitas serangan penyakit rebah semai oleh S. rolfsii dan meningkatkan produksi tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang dan di screen house Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Desember 2007 sampai Mei 2008. Pada penelitian ini, rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah varietas kedelai dan faktor ke dua jenis inokulasi. Faktor pertama terdiri dari lima level yaitu varietas Anjasmoro, varietas Burangrang, varietas Kaba, varietas Malabar, dan varietas Ratai. Faktor kedua terdiri dari empat level yaitu inokulasi Streptomyces dikombinasikan VAM, Streptomyces, VAM dan tanpa inokulasi antagonis (kontrol). Semua perlakuan diulang lima kali. Variabel yang diamati meliputi jumlah tanaman mati karena S. rolfsii , efektivitas antagonis, tinggi tanaman kedelai, berat brangkasan kedelai, penghitungan jumlah polong kedelai, berat polong kedelai dan berat biji kedelai per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian antagonis dapat menekan kematian tanaman hingga 70% dibandingkan pada kontrol. Jumlah tanaman mati pada perlakuan antagonis hanya 10%, sedangkan pada kontrol mencapai 80%. Kombinasi Streptomyces dan VAM memiliki efektifitas sangat baik dengan nilai efektifitas antagonisnya > 69 %. Aplikasi Streptomyces dan VAM berpengaruh negatif pada awal pertumbuhan tanaman. Pengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman pada awal tanam menurun seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Pertumbuhan tanaman berangsur-angsur membaik hingga tanaman menjelang panen. Pengaruh negatif tersebut diduga karena adanya pengaruh dari antibiotik yang dikeluarkan oleh Streptomyces dan VAM. Perlakuan tunggal maupun yang dikombinasikan antara Streptomyces antagonis dan VAM dapat meningkatkan komponen hasil dan produksi kedelai yaitu jumlah polong isi, berat brangkasan, berat polong per tanaman dan berat biji per tanaman Perlakuan tunggal maupun yang dikombinasikan antara Streptomyces antagonis dan VAM dapat meningkatkan jumlah polong isi dengan rerata 17,30 polong isi per tanaman lebih baik bila dibandingkan dengan kontrol yang hanya mencapai 2,10 polong isi per tanaman. Perlakuan tunggal maupun yang dikombinasikan antara Streptomyces antagonis dan VAM dapat meningkatkan berat brangkasan tanaman kedelai dengan rerata 9,06 gram lebih baik dibandingkan kontrol yang hanya mencapai 0,79 gram, dengan tingkat kenaikan berat brangkasan mencapai 86,09%. Peningkatan berat polong serta berat biji juga dipengaruhi oleh penggunaan Streptomyces antagonis dan VAM baik secara tunggal maupun kombinasi antara keduanya. Peningkatan berat polong memiliki rerata 5,12 gram lebih baik bila dibandingkan kontrol yang hanya mencapai 0,93 gram, dengan tingkat kenaikan berat polong mencapai 77,29%. Untuk peningkatan berat biji memiliki rerata 4,25 gram lebih baik dibandingkan kontrol yang hanya mencapai 0,74 gram, dengan tingkat kenaikan berat biji mencapai 80,24%. Penggunaan Streptomyces dikombinasikan dengan VAM memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan Streptomyces tunggal dan VAM tunggal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/366/050803647
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 11 Dec 2008 10:36
Last Modified: 11 Dec 2008 10:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127984
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item