DevaMaulana (2008) Pengaruh Pemberian Biokompos Limbah Pabrik Gula Terhadap Ketersediaan N, P dan Serapannya Pada Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Stuart.) Di Entisol Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Salah satu lahan kering di Jawa Timur ialah daerah Wajak Malang Selatan dengan jenis tanah Entisol. Entisol merupakan tanah dengan kadar bahan organik tanah sangat rendah dan didominasi pasir. Tanah dengan karakteristik tersebut umumnya mempunyai permasalahan dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman, terutama unsur N dan P. Alternatif upaya untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyediakan N dan P pada entisol Wajak yaitu dengan pemberian kompos blotong dan abu ketel (Biokompos). Biokompos merupakan pupuk organik hasil samping limbah padat pabrik gula berupa blotong dan abu ketel yang dikomposkan dengan bantuan mikroba. Penelitian tentang pengaruh Biokompos terhadap sifat kimia tanah selama ini sudah dilakukan, tetapi belum ada pada lahan kering Entisol tentang pengaruh Biokompos terhadap kesuburan tanahnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) mengetahui pengaruh pemberian Biokompos berasal dari limbah pabrik gula terhadap ketersediaan N dan P pada Entisol, dan 2) mengetahui pengaruh pemberian Biokompos berasal dari limbah pabrik gula terhadap serapan N dan P serta hasil tanaman jagung. Hipotesis penelitian ini adalah : 1) pemberian Biokompos berasal dari limbah pabrik gula mampu meningkatkan ketersediaan N dan P pada Entisol, dan 2) pemberian Biokompos berasal dari limbah pabrik gula dapat meningkatkan serapan N dan P serta hasil tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Contoh tanah diambil di Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak Kabupaten Malang pada kedalaman 0 20 cm pada lahan yang tidak terganggu. Biokompos diambil di unit pengolahan Biokompos PG Kebon Agung Sempal wadak Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana yang terdiri dari 6 perlakuan dosis yaitu : kontrol (B0), perlakuan pembanding Urea (BU), Biokompos dosis 10 ton.ha -1 (B1), Biokompos dosis 15 ton.ha-1 (B2), Biokompos dosis 20 ton.ha-1 (B3), dan Biokompos dosis 25 ton.ha-1 (B4) yang diulang 3 kali. Penelitian ini terdiri dari dua, yaitu : penelitian pertama (percobaan inkubasi) dan penelitian kedua (aplikasi Biokompos pada tanaman jagung). Entisol yang sudah disiapkan ditimbang setara 10 kg tanah kering udara kemudian dimasukkan polibag setara 10 kg dan diberi perlakuan B0, BU, B1, B2, B3, dan B4. Tanaman jagung yang digunakan sebagai tanaman indikator adalah jagung manis hibrida varietas BISI SWEET. Biokompos diberikan 1 kali yaitu 1 minggu sebelum tanam. Pupuk dasar yang diberikan pada saat penanaman yaitu pupuk KCl sebanyak 75 kg.ha-1. Dosis Biokompos yang diberikan berdasarkan perhitungan dosis kebutuhan unsur hara yang akan dipenuhi atau kebutuhan N pada Entisol menuju status sedang yaitu setara 192,4 kgNha-1. Urea yang digunakan sebagai perlakuan pembanding (BU) menggunakan dosis setara 192,4 kgNha-1. Pengamatan terhadap sifat kimia tanah dilakukan pada hari ke 0, 35 dan 90 setelah tanam (Hst) dan inkubasi (Hsi). Pada pengamatan tanah, parameter yang akan diamati adalah N tersedia, P tersedia, pH, P total dan N total. Variabel pengamatan tanaman adalah tinggi tanaman, jumlah daun, serapan N dan P tanaman, berat biji pipilan jagung dan berat tongkol tanaman jagung yang diamati pada 15, 35, 50, dan 90 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Biokompos pada Entisol secara umum dapat memberikan pengaruh yang nyata dan meningkatkan nilai rerata dari penambahan dosis Biokompos dibandingkan dengan kontrol terhadap parameter sifat kimia tanah dengan perlakuan yang berpengaruh paling baik pada 90 Hsi dan Hst yaitu : a) N tersedia; perlakuan B4 pada penelitian I meningkatkan 22,45 % dari kontrol dan penelitian II perlakuan B4 meningkatkan 75,73 %, b) N total tanah; pada penelitian I adalah perlakuan B2 meningkatkan 13,91 % dan penelitian II adalah perlakuan B4 meningkatkan 96,33 %, c) P tersedia; pada penelitian I adalah perlakuan B4 meningkatkan 109,4 %, d) P total tanah; pada penelitian I perlakuan B1 meningkatkan 16,9 %, e) C organik tanah; pada penelitian I perlakuan B2 meningkatkan 44,54 % dan penelitian II perlakuan B1 meningkatkan 149,6 %, dan f) Rasio C/N tanah; pada penelitian I perlakuan B3 meningkatkan 35,44 % dan penelitian II perlakuan B1 meningkatkan 32,84 %. Sedangkan, pada pH tanah terdapat perbedaan yang sangat nyata pada penelitian I (percobaan inkubasi) dan tidak nyata pada penelitian II (aplikasi Biokompos pada tanaman jagung), tetapi dari penambahan dosis Biokompos cenderung menurunkan nilai pH tanah. Pada komponen pertumbuhan dan hasil produksi tanaman jagung, pemberian Biokompos tidak memberikan pengaruh yang nyata tetapi dapat meningkatkan nilai rerata dibanding kontrol pada parameter serapan N dan P, tinggi tanaman, jumlah daun, berat tongkol jagung, dan berat biji pipilan jagung. Perlakuan yang berpengaruh paling baik terhadap komponen pertumbuhan dan hasil produksi tanaman jagung pada 90 Hst adalah : a) tinggi tanaman yaitu perlakuan B3 meningkatkan 14,41 %, b) jumlah daun yaitu perlakuan B1 meningkatkan 12,49 %, c) serapan N yaitu perlakuan B1 meningkatkan 135,57 %, d) serapan P yaitu perlakuan B1 meningkatkan 43,72 %, e) berat biji pipilan jagung yaitu perlakuan B2 meningkatkan 900,6 %, dan f) berat tongkol jagung yaitu perlakuan B1 meningkatkan 215,19 %.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/316/050803381 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 03 Nov 2008 10:30 |
Last Modified: | 03 Nov 2008 10:30 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127929 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |