AyuMarganingBudi (2008) Pengaruh lama penyimpanan air kelapa dan jenis kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada pertumbuhan stek tanaman tebu [Saccharum offcinarum L.]. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tebu ( Saccaharum officinarum ) ialah suatu tanaman penting di dunia. Hal tersebut terkait bahwa dari batang tanaman tebu dapat diperoleh zat gula yang berupa air gula dengan kadar gula mencapai 20 . Pengembangan tanaman tebu cukup beralasan dimana lebih dari setengah produksi gula dunia berasal dari tebu, sedangkan tingkat produktivitas tanaman tebu yang dicapai di Indonesia adalah sekitar 77,20 ton/ha. Namun, hasil tersebut belum mampu memenuhi pemintaan masyarakat yang terus meningkat sejalan dengan laju pertambahan jumlah penduduk serta banyaknya industri yang berbahan baku gula. Produktivitas tanaman tebu sangat tergantung pada pertumbuhan awal tanaman (fase perkecambahan), ialah periode kritis yang akan menentukan keberhasilan tanaman. Suatu alternatif yang dapat digunakan untuk dapat memacu pertumbuhan tebu khususnya pada fase perkecambahan adalah penggunaan zat pengatur tumbuh. Hormon yang dapat memacu pertumbuhan tunas dan akar ialah auksin dan sitokinin. Suatu bahan alami yang dapat digunakan sebagai sumber zat pengatur tumbuh ialah air kelapa, karena air kelapa mengandung hormon auksin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung 20 macam asam amino bebas, 18 asam amino protein, 6 macam asam organik, 3 macam gula, vitamin, mineral dan gula alkohol. Akan tetapi berdasarkan kandungan hormon dalam air kelapa tersebut, maka perlu diketahui jenis kelapa apa yang paling baik digunakan sebagai zat pengatur tumbuh dan berapa hari yang optimum untuk penyimpanannya. Jenis kelapa yang berbeda mempunyai kandungan hormon yang berbeda . Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat pemberian air kelapa sangat dipengaruhi oleh waktu lama penyimpanan. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah: 1) Mempelajari pengaruh lama penyimpanan dan jenis air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) alami pada pertumbuhan stek tanaman tebu, 2) Menentukan berapa lama air kelapa harus disimpan sehingga akan diperoleh pertubumbuhan stek yang paling baik, 3) Menentukan jenis air kelapa yang paling sesuai untuk diterapkan pada pertumbuhan stek tanaman tebu. Hipotesis yang diajukan ialah Jenis air kelapa hijau yang disimpan selama 2 hari akan memberikan pertumbuhan stek tanaman tebu yang paling baik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2008 hingga bulan Juni 2008 di kebun percobaan PG. Kebon Agung, Desa Sempal wadak, Kecamatan Bululawang, Malang. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah gelas ukur, ember, Leaf Area Meter (LAM), timbangan analitik, dan oven. Bahan yang digunakan ialah stek batang tanaman tebu, air kelapa hijau dan air kelapa gading serta pupuk ZA, SP-36 dan kompos. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dan terdiri dari 2 faktor yang diulang 3 kali. Faktor I ialah jenis kelapa yang terdiri dari 2 macam: K1 = kelapa hijau, K2 = kelapa gading. Faktor II ialah Lama penyimpanan air kelapa yang terdiri dari 4 tingkatan: P0 = Tidak dilakukan penyimpanan, P1 = Lama penyimpanan 1 hari, P2= Lama penyimpanan 2 hari, P3 = Lama penyimpanan 3 hari dan sebagai pembanding digunakan kontrol (tanpa menggunakan air kelapa). Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif. Pengamatan non destruktif dilakukan pada hari ke 30. Sedangkan untuk pengamatan destruktif dilakukan pada hari ke 30, 45, 60, 75, 90, dan 105. Parameter pengamatan non destruktif meliputi : Persentase bibit tumbuh dan kecepatan berkecambah. Parameter pengamatan destruktif meliputi: Panjang akar, distribusi akar, Bobot basah dan bobot kering akar, jumlah daun, luas daun, bobot basah dan bobot kering total tanaman. Data yang diperoleh dilakukan pengujian dengan uji F pada taraf 5% dan bila terjadi pengaruh, dilanjutkan dengan uji antar perlakuan dengan menggunakan uji BNT pada taraf 0,05. Uji T digunakan untuk mengetahui perbandingan antara tanaman kontrol (tanpa air kelapa) dengan tanaman yang diberi air kelapa pada berbagai level lama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Stek tanaman tebu yang direndam dengan air kelapa hijau dan air kelapa gading pada berbagai level lama penyimpanan memberikan pertumbuhan yang lebih baik bila dibandingkan dengan tanaman yang tidak direndam dengan air kelapa. Pemberian air kelapa hijau dapat meningkatkan persentase bibit tumbuh dan kecepatan tumbuh bibit masing-masing sebesar 1,59 % dan 5, 28 bibit/hari bila dibandingkan dengan air kelapa gading. Interaksi antara perlakuan lama penyimpanan dan jenis kelapa terjadi pada peubah panjang akar, distribusi akar, bobot basah akar, bobot kering akar dan luas daun. Peubah panjang akar, distribusi akar dan bobot kering akar yang tertinggi diperoleh pada perlakuan air kelapa hijau yang diikuti dengan lama penyimpanan 2 hari.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/312/050802961 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 10 Oct 2008 14:29 |
Last Modified: | 10 Oct 2008 14:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127925 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |