GardeniaRizkyAugustha (2008) Pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) dan jagung (Zea mays L.) pada sistem agroforestri sengon (Paraserianthes falcataria Nielson), kopi (Coffea arabica L). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup tinggi mendorong bertambahnya permintaan akan ruang atau lahan baik untuk pemukiman ataupun untuk usaha, akibatnya terjadi konversi lahan hutan sekitar 50 hektar per tahun (Nasution dan Joyowinoto, 1995). Konversi lahan untuk pemenuhan kebutuhan pemukiman ataupun industri tidak jarang dilakukan pada lahan pertanian yang subur sehingga untuk memenuhi kebutuhan pokoknya petani terpaksa menggunakan lahan-lahan marginal atau merambah lahan hutan untuk dijadikan lahan usahatani. Sistem tumpangsari antara tanaman pohon dengan tanaman semusim khususnya jenis tanaman pangan sudah dipraktekkan secara luas oleh petani khususnya yang tinggal di kawasan dekat hutan. Sistem ini dikenal belakangan ini dengan istilah agroforestri yang menggambarkan suatu sistem gabungan antara agronomi dengan kehutanan (Sanchez, 1995; Foresta & Michon, 2000). Sistem agroforestri dicirikan oleh keberadaan komponen pohon dan tanaman semusim dalam ruang dan waktu yang sama. agroforestri berpotensi sebagai suatu upaya konservasi tanah dan air, serta menjamin keberlanjutan produksi pangan, bahan bakar, pakan ternak maupun hasil kayu, khususnya dari lahan-lahan marginal dan terdegradasi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman semusim (jagung dan padi) pada sistem agroforestri., (2) Untuk mengetahui peranan tanaman jagung, padi dan ketela pohon dalam mengurangi erosi dan limpasan permukaan (runoff). Dan hipotesis dari penelitian ini ialah (1) Sistem tumpangsari tanaman semusim (padi, jagung dan ketela pohon) dan tanaman pohon dapat mengurangi erosi dan limpasan permukaan (runoff), (2) Hasil tanaman jagung dan padi akan mengalami penurunan pada sistem agroforestri di bawah tegakan tanaman pohon. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan rakyat seluas ± 3,5 ha yang berada di Dukuh Krajan, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko Kabupaten Blitar Jawa Timur. Pada bulan Desember 2007 hingga Juni 2008. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah meteran, jangka sorong, timbangan, lightmeter, chinometer, ombrometer, gelas ukur, oven. Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi benih tanaman jagung, padi gogo, kopi, sengon, pupuk organik, pupuk Urea, pupuk NPK, pupuk SP36 dan KCl, Dithane, pestisida dan herbisida). Penelitian ini disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok 6 perlakuan pola tanam dan 3 ulangan pada perlakuan erosi. Keenam perlakuan yang dicoba adalah: Sengon (AF1), (Sengon + kopi + gliricidia) + ketela pohon (AF2), (Sengon + kopi + gliricidia) + jagung (AF3), (Sengon + kopi + gliricidia) + padi gogo (AF4), tanpa tanaman (AF5), (Sengon + kopi + gliricidia) + padi gogo (AF6). Menggunakan rancangan acak kelompok 3 perlakuan pola tanam dan 3 ulangan pada perlakuan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo. Ketiga perlakuan yang dicoba adalah : monokultur, sengon + kopi + gliricidia + padi gogo (AF4), sengon + kopi + gliricidia + padi gogo (AF6). Menggunakan rancangan acak kelompok 2 perlakuan pola tanam dan 3 ulangan pada perlakuan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Kedua perlakuan yang dicoba adalah : monokultur, sengon + kopi + gliricidia + jagung (AF3). Komponen pengamatan pertumbuhan untuk padi gogo, yaitu : tinggi tanaman, jumlah anakan.Komponen pengamatan untuk jagung, yaitu : tinggi tanaman, jumlah daun. Komponen pengamatan hasil untuk padi, yaitu : bobot kering akar, gabah, jerami, bobot segar akar, gabah dan bobot 1000 biji. Komponen pengamatan hasil untuk jagung, yaitu: bobot kering akar, daun, batang, tongkol, pipilan, tongkol berkelobot, bobot segar akar, daun, batang, tongkol, pipilan, tongkol berkelobot, panjang tongkol dan diameter tongkol. Untuk pengamatan fungsi ekologi, yaitu : curah hujan, limpasan permukaan, erosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sistem monokultur memberikan hasil tanaman baik komponen pertumbuhan maupun komponen hasil tanaman yang paling baik daripada sistem agroforestri. Untuk pengamatan erosi diperoleh hasil tertinggi pada perlakuan AF 5 (tanpa tanaman) dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan AF 3, AF 4 dan untuk pengamatan limpasan permukaan diperoleh hasil yang tertinggi pada AF 4 dengan tanaman sengon + kopi + gliricidia + padi gogo dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan AF 3, AF 5. Pada pengamatan limpasan permukaan dan erosi yang dihasilkan nilai limpasan permukaan dan erosi paling rendah adalah pada perlakuan AF 2 sengon + kopi + gliricidia + ketela pohon. Kesimpulan dari penelitian ini (1). Sistem tumpangsari tanaman ketela pohon pada sistem agroforestri 2 (AF 2) dengan tanaman pohon dapat mengurangi erosi dan limpasan permukaan (runoff). (2). Hasil tanaman jagung mengalami penurunan sebesar 30 % dan padi mengalami penurunan sebesar 27 % pada sistem agroforestri di bawah tegakan tanaman pohon, hal ini dikarenakan oleh adanya naungan tanaman pohon yang dapat mengurangi penerimaan cahaya bagi tanaman padi dan jagung.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/309/050802958 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 10 Oct 2008 13:41 |
Last Modified: | 10 Oct 2008 13:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127921 |
Actions (login required)
View Item |