Optimalisasi Produksi Ubikayu Guna Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Bioethanol Di Kabupaten Pacitan.

FitraAtmajaya (2008) Optimalisasi Produksi Ubikayu Guna Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Bioethanol Di Kabupaten Pacitan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia saat ini terus menerus meningkat dan melambung cukup tinggi. Untuk menekan laju impor BBM, pemerintah telah mencanangkan program pemanfaatan sumber energi alternatif. Kebijakan ini antara lain lain tertuang dalam Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang konsumsi energi biofuel lebih dari 5% pada tahun 2025, dan instruksi Presiden No.1 tahun 2006 kepada Menteri Pertanian tentang percepatan penyediaan bahan baku biofuel. Salah satu kebutuhan biofuel dapat dipenuhi melalui bioethanol yang dihasilkan dari singkong (ubi kayu). Sebagai bahan pangan terbesar setelah padi dan jagung, fungsi ubi kayu mulai bergeser karena berpotensi menjadi bahan baku untuk pengembangan bioethanol. PT Molindo Raya Industrial sebagai salah satu produsen bioethanol berencana mendirikan pabrik bioethanol yang berada di Kabupaten Pacitan. Setiap harinya perusahaan akan membutuhkan ubikayu sebesar 1000 ton per hari. Bahan baku tersebut berasal dari 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan. Hasil produksi ubi kayu di tingkat petani juga menjadi faktor utama dari serangkaian proses produksi bioethanol. Alokasi luas lahan dan ketepatan waktu panen ubikayu merupakan dua hal yang sangat penting, karena dapat menentukan tahap nilai rendemen dan ketepatan produksi pabrik. Apabila ubikayu dipanen melebihi usia produktif maka nilai rendemennya akan menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem produksi ubikayu di Kabupaten Pacitan dan Menentukan optimalisasi produksi ubikayu guna memenuhi kebutuhan bahan baku bioethanol. Penelitian dilakukan di Kabupaten Pacitan dan PT. Molindo Raya Industrial. Metode pengumpulan data dilakukan melalui Data Sekunder, yaitu data utama dan data tersebut tidak diusahakan sendiri, melainkan diperoleh dari PT. Molindo Raya Industrial dan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, yang meliputi: a) Luas areal panen. b) Sistem produksi ubikayu. c) Tingkat produktifitas ubikayu. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis program linier, dimana analisis deskriptif digunakan untuk memberi gambaran secara sistemastis tentang sistem produksi ubikayu di Kabupaten Pacitan. Sedangkan ananalisis program linier dilakukan dengan menggunakan bantuan software POM. Fungsi tujuan yang ditetapkan adalah untuk Memaksimalkan produksi ubikayu , dengan fungsi kendala berupa kapasitas produksi dan kebutuhan bahan baku serta kendala luas areal panen. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan lahan untuk usahatani ubikayu diusahakan pada lahan tegal, kebun dan sawah dengan luasan rata-rata yaitu 0.40 Ha, 0.537 Ha dan 0.361 Ha. Karena didominasi oleh lahan-lahan yang relatif peka erosi, pengolahan tanah yang mayoritas dilakukan hanya sekali. Polatanam ubikayu menunjukkan 85,83% petani mengusahakan lahannya dengan pola tanam tumpangsari dengan tanaman lainnya. Jarak tanam tanaman ubikayu di 9 kecamatan yang paling dominan dilakukan adalah 50 cm x 50. Petani di 9 kecamatan pada umumnya menanam ubikayu dengan cara tegak sebesar 60,07%. Jenis varietas ubikayu lokal masih banyak diusahakan oleh petani secara turun temurun, sehingga petani sering mengalami kesulitan untuk mengganti dengan varietas unggul. Terdapat 27 varietas ubikayu yang telah lama berkembang dan telah lama berkembang secara lokal dan turun temurun. Waktu tanam ubikayu sebagian besar dilakukan pada awal musim penghujan berturut-turut pada Bulan Oktober, November dan Desember. Pelaksanaan waktu panen ubikayu bisa dilakukan kapan saja, namun bulan panen yang sangat dominan pada 9 kecamatan yakni Bulan Oktober, November dan Desember. Pelaksanaan hasil panen dapat dilakukan secara serentak dan bertahap. Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan linier programming pada bulan Maret pemenuhan bahan baku dipenuhi dari Kecamatan Nawangan dengan luas areal panen sebesar 1.096,49 Ha. Untuk Bulan April pemenuhan bahan baku ubikayu adalah berasal dari Kecamatan Nawangan dengan luas areal panen sebesar 1.096,49 Ha. Periode Bulan Mei pemenuhan bahan baku ubikayu berasal dari Kecamatan Nawangan, Bandar, Tulakan dan Ngadirojo dengan masing-masing areal panen sebesar 577,19 Ha, 225,64 Ha, 505,24 Ha dan 125,59 Ha. Bulan Juni pemenuhan bahan baku berasal dari Kecamatan Tulakan sebesar 1.476,38 Ha. Periode Bulan Juli berasal Kecamatan Tulakan sebesar 1.476,38 Ha. Bulan Agustus pemenuhan bahan baku ubikayu berasal dari 2 kecamatan Yaitu Kecamatan Nawangan dan Kecamatan Sudimoro yaitu masing-masing sebesar 664,82 Ha dan 733 Ha. Bulan September pemenuhan bahan baku berasal dari Kecamatan Tegalombo sebesar 1.494,77 Ha. Periode Bulan Oktober pemenuhan bahan baku berasal dari Kecamatan Bandar dengan luas areal sebesar 1.403,18 Ha. Pemenuhan bahan baku untuk Bulan November berasal dari Kecamatan Tegalombo dengan luas areal panen sebesar 1.494,77 Ha. Sedangkan untuk periode terakhir yaitu Bulan Desember berasal dari Kecamatan Bandar sebesar 1.403,18 Ha.Setelah tercapai keadaaan optimal dalam pemenuhan bahan baku setiap periodenya, terdapat 5 kecamatan yang mengalami kelebihan luas areal panen yaitu Kecamatan Pacitan Kebonagung, Arjosari, Tegalombo dan Ngadirojo yang masing-masing sebesar 1.072 Ha, 426 Ha, 1.017 Ha, 1.436,463 Ha dan 1.174,413 Ha.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/294/050802943
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 13 Oct 2008 10:51
Last Modified: 13 Oct 2008 10:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127905
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item