Prospek Gapoktan dalam Kaitannya Bermitra dengan P.T Sewu Segar Nusantara pada Agribisnis Pisang Mas Kirana : studi kasus di wilayah Prima Tani Kabupaten Lumajang

EviSriwidayati (2008) Prospek Gapoktan dalam Kaitannya Bermitra dengan P.T Sewu Segar Nusantara pada Agribisnis Pisang Mas Kirana : studi kasus di wilayah Prima Tani Kabupaten Lumajang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pisang ( Musa parasidiace) merupakan komoditas buah-buahan unggulan nasional, Jawa Timur merupakan sentra produksi pisang terbesar kedua (873.616 ton) di Indonesia. Salah satu daerah penghasil komoditas pisang di Jawa Timur adalah Lumajang. Kawasan tersebut diharapkan sebagai pemasok hasil pertanian dengan ketersediaan sumberdaya yang cukup, sehingga dapat memberikan kontribusi besar terhadap mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat melalui agribisnis. Kemitraan harus dipahami sebagai srategi dan alat menciptakan kepastian pamasaran hasil, membangun hubungan fungsional dan institusional antar pelaku agribisnis dan memperdayakan petani dan organisasi petani. Salah satu pengembangan kemitraan yang dilakukan diantaranya yaitu menumbuhkan pusat produksi pisang segar jenis mas kirana dengan mutu standar (PT. SSN-Supermarket) dan olahan dengan model manajemen pemasaran cooporate farming . Permasalahan yang dapat ditanyakan dalam penelitian ini adalah : (1) Berapa besar pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani pisang mas kirana di wilayah Prima Tani Kabupaten Lumajang (2) Bagaimana pelaksanaan pola kemitraan antara Gapoktan dan PT. Sewu Segar Nusantara dan (3) Bagaimana prospek Gapoktan dalam kaitannya bermitra dengan PT. Sewu Segar Nusantara pada agribisnis pisang mas kirana di wilayah Prima Tani Kabupaten Lumajang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah (1) Menganalisis biaya dan pendapatan dalam usahatani pisang mas kirana di wilayah Prima Tani Kabupaten Lumajang (2) Menganalisis pola kemitraan antara Gapoktan dengan PT. Sewu Segar Nusantara dan (3) Menganalisis prospek Gapoktan dalam kaitannya bermitra dengan PT. Sewu Segar Nusantara pada agribisnis pisang mas kirana di wilayah Prima Tani Kabupaten Lumajang. Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Diduga usahatani pisang mas kirana yang dijual melaui kemitraan dengan PT. SSN memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada yang dijual secara konvensional (tandan) (2) Diduga pelaksanaan pola kemitraan dalam mekanisme strategi koordinasi vertikal antara Gapoktan dengan PT. Sewu Segar Nusantara adalah kekeluargaan ( formal cooperation organitation berupa clan) dan (3) Diduga kemitraan antara Gapoktan dan PT. SSN melaui matrik internal eksternal dalam analisis SWOT berada pada posisi sel pertama yaitu memiliki prospek untuk tumbuh dan dikembangkan. Metode Penentuan Lokasi dilakukan secara sengaja ( purposive ) yaitu wilayah Prima Tani Lumajang. Metode penentuan sampel yang digunakan secara Proportional stratified Random Sampling yaitu penarikan contoh secara acak berdasarkan strata yang proporsional. Pengambilan sampel secara Proportional stratified Random Sampling berdasarkan jumlah petani yang bermitra dengan PT. Sewu Segar Nusantara pada Gapoktan masing-masing dusun di wilayah Prima Tani Lumajang . Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Data primer yang diperoleh melalui Observasi terhadap kegiatan Gapoktan dalam kaitannya bermitra dengan PT. Sewu Segar Nusantara setiap satu minggu sekali, wawancara kepada ketua Gapoktan, LO (fasilitator) dan petani menggunakan daftar pertanyaan tentang usahatani pisang mas kirana dan kemitraan antara Gapoktan dengan PT. Sewu Segar Nusantara dan dokumentasi. (2) Data sekunder yang diperoleh dari Prima Tani dan Gapoktan. Metode Analisis data yang digunakan adalah : (1) Analisis usahatani pisang mas kirana, yaitu analisis biaya, penerimaan dan pendapatan (2) Analisis Deskriptif dengan dengan Mahoney Framework (3) Analisis SWOT. Hasil dan Kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani pisang mas kirana melalui kemitraan di wilayah Prima Tani Kabupaten Lumajang dengan sistem ditimbang (kg) sebesar Rp. 8.499.641,- dalam setahun, sedangkan jika di jual secara konvensional dengan sistem tandanan, petani akan mengalami kerugian rata-rata sebesar Rp. 143.786,- dalam hitungan setahun dengan rata rata luas lahan 0.99 ha dengan rata rata jumlah populasi 1100 pohon. Hal ini menunjukkan bahwa pedapatan usahatani pisang mas kirana yang dijual melalui kemitraan dengan PT. SSN memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada yang dijual secara konvensional (tandan). 2. Kontinum koordinasi sebagai perangkat identifikasi kelayakan pola kemitraan dalam strategi dasar menunjukkan pelaksanaan pola kemitraan antara Gapoktan dengan PT. SSN mempunyai sifat non- separability rendah, Task-programmability tinggi, dan Asset specifity tinggi. Kemitraan antara Gapoktan dengan PT. Sewu Segar Nusantara merupakan suatu bentuk kerjasama organisasi formal yang berupa clan sehingga kontribusi antar petani, Gapoktan, LO / fasilitator dan PT. Sewu Segar Nusantara dapat dipisahkan secara jelas. 3. Dari analisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kemitraan diperoleh total skore 3,09 dan dari analisis lingkungan eksternal yang memuat berbagai peluang dan ancaman diperoleh total skor sebesar 3,07. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan matrik internal eksternal, posisi Gapoktan dalam kaitannya bermitra dengan PT. Sewu Segar Nusantara berada pada sel I, rekomendasi yang masuk dalam sel I dapat digambarkan sebagai tumbuh dan dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa Gapoktan dalam kaitannya bermitra dengan PT. SSN memiliki prospek untuk tumbuh dan dikembangkan. Saran yang diajukan oleh penulis adalah : (1 ) Usahatani pisang mas kirana perlu meningkatkan volume produksi dengan cara menambah jumlah populasi pohon yang ditanam oleh petani (2) Pola kemitraan dari penggunaan strategi koordinasi vertikal berupa kerjasama formal berbentuk clan perlu dipertahankan jika masih ada campur tangan pemerintah dalam pelaksanaan kemitraan. Namun jika sudah tidak ada campur tangan pemerintah sebaiknya pola kemitraan dirubah menjadi bentuk joint venture , hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberi hak merek kepada petani untuk memasarkan pisang mas kirana secara mandiri baik langsung maupun tidak langsung kepada konsumen dan (3) Strategi pengembangan dapat diwujudkan menjadi usaha yang berprospek dan memberi batasan-batasan agar pelaksanaannya dapat berjalan efektif dan efisien yaitu dengan meningkatkan produk pisang mas kirana, meningkatkan kemampuan manajemen petani, dan meningkatkan volume penjualan, serta dapat berkerjasama dengan lembaga keuangan untuk meningkatkan modal petani.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/265/050802610
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 15 Sep 2008 08:58
Last Modified: 15 Sep 2008 08:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127876
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item