ArumTyasMasyithah (2008) “Korelasi antara Morfologi Tanaman Ubijalar (Ipomoeae batatas (L.)Lam) dan Ketahanannya terhadap Hama Cylas (Cylas formicarius Fab). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ubi jalar ( Ipomoea batatas (L.) Lam.) adalah tanaman tahunan, yang dalam sistem pertanian diusahakan sebagai tanaman semusim. Tanaman ubi jalar dapat dipanen dari umur 3 hingga 8 bulan. Tanaman ubi jalar juga merupakan salah satu tanaman ubi-ubian yang memiliki prospek sangat baik untuk menjamin ketersediaan pangan masyarakat. Namun dalam produksinya, ubi jalar memiliki kendala yang dapat menurunkan hasilnya diantaranya hama cylas. Cylas merupakan hama yang dapat menyerang tanaman sejak di lahan hingga ubi disimpan di gudang. Hama cylas lebih senang menyerang ubi daripada batang dan daun. Serangan hama tersebut dapat menurunkan mutu hasil, vigor tanaman, dan memperpendek masa penyimpanan. Perbaikan varietas atau klon tidak hanya ditujukan untuk memperoleh varietas atau klon yang berdaya hasil lebih tinggi tetapi juga melalui peningkatan resistensi terhadap penyakit, hama, kekeringan serta faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar. Salah satu upaya untuk merakit tanaman ubi jalar yang berdaya hasil tinggi adalah perbaikan terhadap beberapa karakter tanaman yang berkorelasi positif dengan hasil dan resisten terhadap cylas, diantaranya yaitu karakter morfologi tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan (korelasi) antara morfologi tanaman ubi jalar dengan ketahanannya terhadap hama Cylas formicarius . Dan menduga bahwa hubungan antara karakter morfologi ubi jalar dengan ketahanannya pada hama Cylas formicarius merupakan korelasi positif atau korelasi negatif . Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, yang berlokasi di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, yang mempunyai jenis tanah alvisol dan ketinggian tempat ±303 m dpl, rata-rata suhu harian 140-180C, suhu rata-rata maksimum 300-330C, dan pH tanah antara 6,0-7,5. Waktu pelaksanaan dari bulan Maret-Juni 2008. Alat-alat yang digunakan antara lain alat pengolah tanah, penggaris atau meteran untuk mengukur, pisau atau cutter untuk membelah ubi, timbangan untuk menimbang bobot ubi,dan alat tulis menulis. Bahan-bahannya adalah lima klon dan dua varietas ubi jalar, yaitu (Boko x KTK 7), (KTK x JP-1-10); varietas Boko, klon D-67; klon JP 1-33, 73-6/2, dan varietas Beni Azuma, dimana tiap klon/varietas mewakili klon/varietas yang tahan,toleran dan rentan terhadap serangan hama cylas. Dan pupuk yang digunakan antara lain adalah urea, KCl, dan SP 36. Pelaksanaan percobaan antara lain persiapan lahan, penanaman, pemupukan, turun gulud, pengairan, penyiangan dan pembumbunan, pembalikan batang, penanganan panen, pengamatan gudang. Pengamatan yang dilakukan adalah panjang sulur, jumlah cabang, jumlah daun. Sedang saat panen pengamatan yang dilakukan antara lain jumlah ubi yang terserang hama cylas, jumlah ubi per tanaman, bobot total ubi per tanaman (g), bobot ubi yang masih baik (g), persentase kerusakan, bobot ubi yang terserang hama cylas (g), panjang tangkai ubi (cm), tingkat serangan cylas di gudang. Dari data berat total ubi dan berat ubi yang masih baik dapat dicari persentase kerusakan ubi. Data hasil pengamatan dianalisis dengan ragam uji F (5%) dan bila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji BNJ untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Perhitungan besarnya koefisien korelasi digunakan metode Singh dan Chaudary. Dan uji koefisien korelasi genotip dan fenotip antara dua sifat digunakan uji t-student dengan derajat bebas (n-2). Pada hasil pengamatan vegetatif (panjang sulur, jumlah cabang dan jumlah daun), nilai korelasinya seluruhnya negatif. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan ukuran morfologi tersebut tidak diikuti dengan meningkatnya ketahanan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada klon hasil persilangan (Boko x KTK7) mengalami luka makan/serangan cylas terbesar dan yang paling sedikit adalah klon Boko. Namun pada tingkat serangan (jumlah gerekan),klon 73/6-2 mengalami tingkat serangan terbesar. Sedangkan klon Boko mengalami tingkat serangan terkecil. Dilihat dari persentase serangan dan tingkat serangan, klon 73/6-2 adalah klon yang paling rentan. Sedangkan klon hasil persilangan (Boko x KTK7) dan (KTK x JP1-10) juga klon Boko merupakan klon yang paling tahan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2008/261/050802606 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 12 Sep 2008 13:46 |
Last Modified: | 12 Sep 2008 13:46 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127872 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |