Respon beberapa klon tanaman tebu [Saccharum officinarum L] terhadap cekaman kekurangan air

Najmuddin (2008) Respon beberapa klon tanaman tebu [Saccharum officinarum L] terhadap cekaman kekurangan air. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman tebu ( Saccharum officinarum L. ) merupakan salah satu bahan baku utama untuk membuat gula putih dan bioetanol. Di Indonesia, budidaya tebu telah berkembang di lahan kering dan marginal baik di Jawa maupun luar Jawa. Hal ini disebabkan lahan tebu di areal persawahan semakin menyusut. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan tanaman tebu pada lahan kering saat musim kemarau ialah kekeringan pada saat fase kritis tanaman (fase pembentukan tunas dan pertumbuhan vegetatif). Penyediaan varietas tebu unggul yang cocok, yaitu toleran terhadap kekeringan diharapkan dapat mempertahankan produksi yang optimal. Oleh karena itu, pengujian respons klon terhadap cekaman air (kekeringan) sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon beberapa klon tanaman tebu terhadap cekaman air dan untuk mendapatkan varietas tebu yang toleran terhadap cekaman air. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan respon dari beberapa varietas tanaman tebu terhadap kadar air tanah tersedia dan terdapat varietas tebu yang toleran terhadap cekaman kekurangan air. Penelitian dilaksanakan di hardening Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan. Ketinggian lokasi, 4 m dpl, letak tempat 1120 45’ BT – 1120 5’ BT dan 70 35’ LS – 70 45’ LS, jenis tanah Alluvial. Suhu rata-rata berkisar antara 26,20 C – 28,50 C, curah hujan 14 cm/tahun, intensitas matahari 331,87 cal/cm2/hari dan kecepatan angin 2,81 km/jam. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan November 2007. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah klon-klon tebu hasil seleksi pertumbuhan cepat pada Kebun Koleksi plasma nutfah Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yaitu XOC-19, PS 58/1/4000/1, RT/2/165, RT/2/184, RT/3/404, DB ½, DB 1/14, DB 1/20, DB 2/210, PSMD 90-146, PSCO 90-546, PSCO 93-545, PSCO 94-209, PSCO 94-339, PSCO 94-371, PSCO 94-720, PSJT 93-139, PSJT 95-684, PSTK 93-13, PSTK 94-4 dan dua klon kontrol yaitu PSCO 902 dan PS 851, bahan lain adalah media tanam yaitu campuran tanah dan pasir (3 : 1), pupuk SP-36, polibag, ajir, spidol, pipa, kertas label, tray plastik dan preparat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah leaf area meter, timbangan, mikroskop binokuler, pisau, gunting, gelas ukur, jangka sorong, penggaris, corong dan oven. Penelitian ini disusun menurut Rancangan Petak Terbagi ( Split-plot Design ). Petak utama adalah tingkat lengas tanah terdiri atas 100%, 70% dan 40% kapasitas lapang. Anak petak adalah 22 klon tebu terdiri atas 20 klon yang diuji dan 2 klon kontrol. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap petak percobaan berisi dua polibag, sehingga jumlah total polibag adalah 3 x 22 x 3 x 2 = 396 polibag. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah dipindah dari polibag sampai tanaman berumur 4 bulan, pengamatan dilakukan 2 minggu sekali sehingga terdapat 6 kali pengamatan. Variabel nondestruktif meliputi : tinggi tanaman, jumlah batang dalam satu rumpun, diameter batang, jumlah daun segar, jumlah daun kering, jumlah daun menggulung, dan jumlah stomata. Pengamatan variabel destruktif meliputi : luas daun, berat basah dan berat kering (akar, batang dan daun), jumlah dan panjang ruas, dan biomassa tanaman. berdasarkan analisis ragam apabila berbeda nyata dilakukan uji BNT 5%. Di samping itu juga dilakukan perhitungan Indeks Cekaman (IC) dan rasio akar tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon tanaman tebu terhadap kedua perlakuan (70% dan 40% KL) terlihat pada penekanan nilai rata-rata pada variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun segar, luas daun, jumlah ruas, panjang ruas, bobot kering dan biomassa tanaman. Cekaman kekeringan dapat meningkatkan jumlah batang dan jumlah daun kering. Hasil pengamatan dan analisis data serta pengelompokkan melalui IC menunjukkan bahwa klon PSMD 90-146, PSCO 94-209, PSCO 94-720, PSJT 93-13 dan klon PSCO 94-371 memiliki tingkat toleransi lebih tinggi dibandingkan dengan klon-klon lainnya, dan dapat dikategorikan klon yang toleran karena klonklon ini memiliki nilai indeks cekaman yang lebih tinggi dari pada kedua klon kontrol (PSCO 902 dan PS 851) pada kedua tingkat lengas tanah (70% dan 40% kapasitas lapang).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/251/050802596
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 10 Sep 2008 14:27
Last Modified: 10 Sep 2008 14:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127859
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item